Cumi-Cumi Berjalan Mundur

- Editor

Minggu, 7 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Cumi-cumi secara umum telah dikenal masyarakat, baik lapisan bawah dengan cumi asinnya maupun lapisan atas dengan ‘cumi cah kangkung’ yang dihidangkan dalam hot plate.

CUMI-CUMI mempunyai nama daerah yang berbeda-beda, di Jawa di-sebut sotong, di Madura ‘enus’, dan dalam bahasa Inggris disebut squid. Sedangkan nama Latin cumi-cumi adalah Loligo sp. Dalam ilmu taksonomi, cumi-cumi termasuk ke dalam filum Mollusca (hewan bertubuh lunak) dan karena kakinya dijumpai di kepala maka cumi-cumi termasuk ke dalam kelas Chepalopoda.

Bila diperhatikan, bcntuk tubuh cumi-cumi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu mantel, kepala, dan tentakel (tangan-tangan di kepala). Mantelnya berbentuk pipa dengan ujung yang meruncing dan di sisi kiri-kanannya terdapat sepasang sirip yang sama bentuk. Pada kepala, selain terdapat tentakel yang umumnya berjumlah lima pasang, ditemukan pula sepasang mata yang besar. Namun untuk jenis tertentu, misalnya Loligo duvaucelii, hanya memiliki empat tentakel.Cumi-cumi memiliki perisai pada bagian punggungnya yang terletak di luar tubuhnya, bentuknya tipis seperti plastik bening. Kemungkinan perisai ini berfungsi sebagai tulang punggung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tempat hidupnya
CUMI-CUMI terdapat hampir di seluruh perairan laut di dunia. Hidupnya bergerombol (berkoloni) di dasar perairan dan baru muncul ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan. Oleh sebab itu maka cumi-cumi tergolong hewan nokturnal (aktif malam hari). Makanannya plankton atau ikan-ikan kecil.

Bagaimana bagian dalam tubuhnya?
DIDALAM tubuh cumi-cumi terdapat dua buah insang, dua buah ginjal, dan jantung yang terdiri atas tiga lobi. Dua lobi digunakan untuk memompakan darah kotor masuk ke insang dan lobi yang satu memompakan darah bersih ke seluruh tubuh.

Jika keadaan bahaya, cumi-cumi akan mengeluarkan tinta sebagai alat bela diri. Didalam tubuhnya terdapat kantung tinta. Tinta ini merupakan cairan kental berwama biru kehitaman, sehingga tidaklah aneh jika beberapa ratus tahun yang lalu cairan tinta ini dicairkan dan dimanfaatkan oleh manusia sebagai tinta untuk menulis. Tinta cumi-cumi mengandung pigmen
warna hitam (melanin). Pada manusia melanin ini berfungsi sebagai pemberi warna hitam pada kulit, rambut, dsb.

Berjalan mundur
SEBENARNYA cumi-cumi dapat berjalan maju dengan bantuan sepasang sirip ekornya. Akan tetapi gerak mundurnya lebih cepat dibandingkan gerak maju. Mengapa demikian? Gerak mundurnya yang cepat disebabkan oleh bangunan yang berbentuk corong yang terletak di dadanya (istilah ilmiahnya trechter). Corong ini berhubungan dengan rongga badan di dalam mantelnya. Air yang masuk ke dalam badannya akan dipompakan dengan keras keluar tubuhnya. Dengan adanya tekanan air yang menyemprot ini maka cumi-cumi akan bergerak, meluncur mundur. Dapat dimisalkan sebagai balon yang diisi udara kemudian dilepaskan tanpa menutup lubang angin tersebut.

Gizinya
MAKANAN yang berasal dari cumi-cumi, bagaimanapun pengolahannya, rasanya pasti enak. Tetapi makanan yang enak belum tentu mengandung gizi yang baik.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata cumi-cumi mengandung 78,10-82,50% air, 0,20- 0,40% lemak, 14,80-18,80% protein, dan 1,20-1,70% abu. Yang dimaksud dengan kandungan abu adalah jumlah abu yang dihasilkan dari pembakaran 100 gram daging cumi-cumi.

Diketahui pula bahwa protein yang dikandung oleh daging cumi-cumi terdiri atas berbagai asam amino esensial (asam amino yang sangat diperklukan oleh tubuh kita). Di dalam dagingnya juga mengandung sejumlah besar senyawa nitrogen yang mudah menguap, membentuk bau badan yang khas.

Membedakan jantan dan betina
SEPERTINYA masyarakat nelayan dapat membedakan jenis kelamin cumi-cumi dengan mudah. Sedangkan dalam Biologi, untuk membedakan antara jantan dengan betina cukup njlimet. Untuk mempelajarinya, selain waktu, juga diperlukan text book khusus.

Pada bagian ujung tentakel cumi-cumi, biasanya dijumpai tonjolan-ton-jolan yang berbentuk bulat (disebut juga sucker). Sucker ini mempunyai daya rekat, fungsinya untuk menangkap mangsa. Pada cumi-cumi jantan, sucker yang ada di tentakel terpanjang akan berubah bentuk menjadi segitiga (mirip pangkat sersan) yang disusun berbaris. Namanya pun berubah menjadi hectocotylus dan berfungsi untuk merangsang si betina. Sehubungan dengan fungsinya, hectotylus dilengkapi oleh sel-sel kelamin jantan (sperma) yang subur untuk disumbangkan kepada si betina sewaktu mengadakan perkawinan. Tentakel yang berubah menjadi hectotylus tergantung dari jenis cumi-cuminya. Untuk cumi-cumi (Loligo sp) dan blakutak/sotong (Sepia sp) yang berubah adalah tangan keempat dari kiri, sedangkan pada jenis Eledoneciihose dan Octopus vulgaris yang berubah adalah tangan ketiga dari kanan.

Saat ini keberadaan cumi-cumi masih belum dikhawatirkan karena stok di alam masih melimpah. Cumi-cumi masih saja diburu dan ditangkap untuk dikonsumsikan manusia. Mungkin beberapa puluh bahkan ratus tahun lagi setelah ikan hasil tangkapan nelayan mulai berkurang, cumi-cumi akan menempati peringkat teratas sebagai sumber protein hewani (waallahualam…?). Saat itulah kita mulai berpikir untuk melestarikannya.

Oleh: Nurul Dhewani M.S.

Sumber: Majalah AKUTAHU/ NOPEMBER 1989

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Berita ini 206 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:11 WIB

Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB