Kasus ini memang bukan peretasan biasa. Korbannya adalah tokoh penting, yakni Jeff Bezos, bos Amazon dan pemilik koran berpengaruh di AS, Washington Post, serta menggunakan akun Whatsapp Putra Mahkota Arab Saudi.
AP PHOTO—Gabungan foto ini menampilkan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dalam foto 24 Juni 2019, dan Jeff Bezos, Pendiri dan CEO Amazon, dalam foto 13 September 2018.
Di jagat komunikasi virtual, kasus peretasan bukanlah hal baru dan sudah kerap terjadi. Namun, Rabu (22/1/2020), ahli PBB turun tangan, bahkan mendesak otoritas AS serta badan-badan terkait lainnya, untuk menggelar penyelidikan atas kasus peretasan melalui aplikasi Whatsapp.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kasus ini memang bukan peretasan biasa. Korbannya adalah tokoh penting, yakni Jeff Bezos, bos Amazon dan pemilik koran berpengaruh di AS, Washington Post, serta menggunakan akun Whatsapp Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Pelapor Khusus PBB Agnes Callamard dan David Kaye yakin peretasan itu ”upaya memengaruhi—jika bukan membungkam—pemberitaan Washington Post tentang Arab Saudi”.
Masih segar dalam memori publik dunia soal keterlibatan Arab Saudi dalam pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018. Seruan Callamard dan Kaye didasarkan pada laporan forensik setebal 17 halaman oleh FTI Consulting di Washington, yang disewa Bezos guna menyelidiki peretasan atas dirinya.
Peretasan telepon genggam milik Bezos itu dilaporkan terjadi beberapa bulan sebelum pembunuhan Khashoggi. Dalam laporannya, FTI Consulting menyebutkan telah menemukan ”dengan tingkat kepercayaan menengah hingga tinggi” bahwa iPhone X milik Bezos diretas setelah ia menerima video MP4 yang dikirim dari akun Whatsapp MBS, Mei 2018.
Bezos dan MBS pernah bertukar nomor telepon dalam sebuah acara makan malam di Los Angeles, April 2018. Sejak itu, MBS kerap berhubungan dengan Bezos. Pada Mei 2018, Bezos menerima pesan berisi video MP4 itu melalui Whatsapp.
Koran The New York Times (NYT), Jumat (24/1), melaporkan, dalam rentang 24 jam setelah menerima kiriman video tersebut, iPhone Bezos mengirim keluar data dalam jumlah sangat besar. Beberapa aplikasi yang digunakan Bezos juga terkirim keluar.
Pada akhir 2018, demikian NYT mengutip laporan FTI, pesan-pesan yang dikirim dari akun Whatsapp MBS menunjukkan bahwa pengirimnya tahu betul kehidupan pribadi Bezos. Pada 8 November 2018, akun tersebut mengirim pesan, termasuk foto seorang perempuan mirip Lauren Sanchez, penyiar televisi.
Pada pertengahan Februari 2019, Bezos mulai membahas dengan tim keamanannya untuk menyelidiki peretasan terhadap dirinya. Dua hari kemudian, ia menerima pesan dari akun Whatsapp MBS, antara lain, ”Tak ada yang memusuhi Anda atau Amazon dari saya atau Arab Saudi.”
Bezos mengungkapkan adanya peretasan terhadap dirinya setelah tabloid National Enquirer mengancam akan memublikasikan foto-foto pribadinya jika tak menghentikan upaya penyelidikan peretasan dirinya.
Arab Saudi menolak tuduhan bahwa MBS terlibat dalam peretasan telepon Bezos. ”Gagasan bahwa Putra Mahkota meretas telepon Jeff Bezos benar-benar konyol,” kata Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud kepada Reuters.
Dari kasus ini, pendiri dan CEO Luta Security, Katie Moussouris, mengingatkan agar semua orang berhati-hati berbicara atau berkirim pesan melalui aplikasi virtual. ”Tak harus menjadi target khusus atau sasaran penting bagi Anda untuk jadi sasaran penyerang yang ingin mengeruk keuntungan,” katanya. (REUTERS/AP/LOK/SAM)
Editor: MUHAMMAD SAMSUL HADI
Sumber: Kompas, 26 Januari 2020