Berawal dari wadah hobi, komunitas DJI Phantom Indonesia mulai dilirik beberapa perusahaan untuk membuat video komersial. Salah satunya perusahaan provider telepon yang menggunakan jasa pesawat nirawak (drone) untuk iklan komersial.
Ada tiga provider telepon seluler yang sudah menggunakan jasanya untuk membuat iklan, ujar Bobby Gunawan, jurnalis Indonesia yang bekerja untuk media televisi asing. Bahkan salah satu provider telah bekerja sama untuk mengembangkan drone rescue. Drone ini merupakan alat pemantauan udara di lokasi bencana. Provider ini menyumbangkan satu unit drone DJI seri terbaru Inspire1, untuk DJI Phantom Indonesia.
Bahkan, penggagas DJI Phantom Indonesia, Irwan Fasha Baidowi, mengharapkan, ke depan komunitas DJI Phantom Indonesia ini tidak hanya wadah kumpul semata. Namun, komunitas ini diharapkan bisa menghasilkan kegiatan produktif yang mengandung nilai-nilai ekonomi bagi anggotanya. Saat ini DJI Phantom Indonesia terus menjajaki perusahaan yang berpotensi menggunakan drone untuk kebutuhan pemantauan dan dokumentasi dari udara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lain halnya dengan Bobby, ia punya semangat lebih besar. Kameraman yang pernah bekerja untuk televisi berbayar asal Malaysia ini memiliki ide untuk membuat situs langit.tv. Situs ini nantinya menjadi sebuah penyedia konten aerial shot yang dapat diakses secara online di dunia maya dan bisa dinikmati oleh pelanggan televisi berbayar.
Menurut Bobby, sementara ini proyek itu masih dikerjakannya sendiri. Ia belum melibatkan banyak pihak untuk membuat situs langit.tv. Untuk sementara waktu, konten situs diisi dengan cuplikan hasil dokumentasinya selama menerbangkan drone. Konten itu juga akan diperkaya dengan beberapa artikel lainnya mengenai drone.
Selain akan membangun situs langit.tv, Bobby juga tengah menyiapkan kerja sama lain. Ia kini tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan penyedia jasa televisi berbayar untuk memasukkan konten aerial shot ke program mereka. Model bisnis seperti ini ke depan diyakini memiliki peluang yang sangat besar, tambah pria asal Bandung ini.
Fenomena drone ini kian hari terus berkembang pesat. Paling tidak sejak setahun terakhir pertumbuhannya sangat pesat, kata Indra Wirawan, pemilik situs daring hybrid-RC.com. Dalam satu tahun terakhir, tak kurang ratusan drone setiap bulannya laku terjual ke seluruh penjuru Indonesia.
Namun, seiring dengan meningkatnya peminat drone justru menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Federasi Aerosport Indonesia (FASI). Sebab, jika para pengguna drone ini tidak terkendali, hal itu justru akan mengganggu kegiatan anggota FASI.
Oleh sebab itu, kata Irwan, beberapa kali FASI menghubungi DJI Phantom Indonesia untuk membicarakan hal tersebut. Namun, Irwan mengaku kesulitan untuk mengontrol pengguna drone di luar komunitasnya. Meski demikian, upaya yang dilakukan adalah rutin berkampanye di komunitas DJI Phantom Indonesia soal terbang yang aman.
Bagaimana menerbangkan drone dengan aman dan mematuhi prosedur yang benar. Karena tidak semua area aman untuk terbang, termasuk juga faktor cuaca yang sangat mungkin bisa menimbulkan gangguan saat terbang.
Karena meski dibekali pengalaman terbang yang cukup dan fitur canggih yang terpasang di drone, bukan berarti drone terbebas dari kendala. Sakti P Asmoro, misalnya, meski sudah bertahun-tahun menerbangkan drone di hampir seluruh penjuru nusantara, tetap saja pernah punya pengalaman buruk. Drone yang dikendalikannya justru jatuh saat diterbangkan di atas kompleks MPR/DPR/DPD RI.
Demikian pula dengan Bobby, yang mengalami hal serupa ketika menerbangkan drone di Monumen Nasional. Drone tersebut yang ada di udara bertabrakan dengan burung.
Irwan juga mengalami kejadian yang sama ketika mengerjakan proyek dokumentasi di atas kapal tanker di Singapura. Drone yang diterbangkan putus sinyal dan tidak bisa dikendalikan (fly away).
Irwan sempat putus harapan di hari pertama mengerjakan proyeknya, drone yang baru ia beli harus direlakan hilang. Namun, ternyata Irwan masih beruntung. Sebab, saat akan mengoperasikan drone, ia melewati proses yang benar sehingga beberapa menit kemudian drone kembali ke posisi awal diterbangkan. Hal itu bisa terjadi karena fasilitas fitur dipasang secara home lock di drone tersebut sehingga kembali.
Pengalaman-pengalaman seperti ini sengaja dibagikan kepada anggota komunitas untuk dijadikan bahan diskusi. Mereka diajarkan untuk memahami prosedur yang benar sebelum mengoperasikan drone, karena tidak semua area dan kondisi aman untuk menerbangkan drone, terutama di perkotaan seperti Jakarta.
Menurut Irwan, di Jakarta terdapat banyak menara BTS yang memancarkan gelombang radio yang dapat mengganggu frekuensi drone. Menerbangkan drone di sekitar gedung pencakar langit perlu berhati-hati karena angin bertiup kencang yang menimbulkan turbulensi, bisa-bisa drone terempas. (UKI)
Sumber: Kompas, 13 Januari 2015