Hasil penelitian para peneliti Indonesia belum banyak dimanfaatkan baik oleh masyarakat maupun industri. Dukungan pemerintah untuk mendorong pemanfaatan karya itu juga sangat kurang. Jika tidak segera diperbaiki, inovasi bangsa tidak akan berkembang.
”Banyak penelitian hanya berakhir dalam bentuk prototipe sehingga belum bisa diimplementasikan langsung oleh masyarakat,” kata Deputi Bidang Jasa Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Subiyanto di sela-sela pelepasan bibit siput mata bulan di Teluk Kode, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (11/3).
Karena itu, paradigma berpikir peneliti harus diubah. Peneliti harus aktif bekerja sama dengan pengembang bisnis agar hasil penelitiannya tidak hanya dimuat dalam jurnal ilmiah, tetapi bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, industri, ataupun para pihak yang berkepentingan langsung dengan penelitiannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Industri pun perlu dirangsang untuk bersedia menggunakan produk-produk hasil inovasi bangsa, tidak hanya sekadar membeli produk teknologi dari negara lain demi meraih keuntungan cepat semata. Berbagai insentif bisa diberikan kepada industri, seperti pemberian dana riset atau kemudahan usaha lainnya.
Namun, Kepala LIPI Lukman Hakim mengatakan, para peneliti belum didukung dengan aturan yang bisa mendorong mereka untuk terus bersemangat berkarya. Aturan pemerintah tentang insentif pendanaan riset ataupun ketentuan pembagian royalti dan lisensi banyak membuat peneliti justru sulit berkembang.
”Pemerintah memberikan bantuan sosial hingga triliunan rupiah (dalam setahun), tetapi tidak ada bantuan sosial untuk para peneliti,” katanya.
Budaya kewirausahaan juga perlu terus dikembangkan di masyarakat. Banyak penelitian yang dihasilkan LIPI, khususnya dalam pemanfaatan sumber daya alam, belum dimanfaatkan masyarakat karena kurangnya minat masyarakat untuk menjadi pengusaha.
Kenalkan ke masyarakat
Di sisi lain, LIPI perlu lebih mengenalkan hasil penelitiannya kepada masyarakat. Selama ini, meski pusat-pusat riset LIPI tersebar di banyak tempat, pemanfaatan hasil penelitian LIPI oleh masyarakat dan pemerintah daerah setempat sangat kurang.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI Iskandar Zulkarnain mengatakan, peneliti di Loka Pengembangan Bio Industri Laut Mataram telah menguasai teknik budidaya sejumlah biota laut bernilai tinggi yang kini terancam populasinya, seperti siput laut, abalon ataupun teripang. ”Hasil penelitian itu bisa digunakan masyarakat sebagai sumber pangan dan sumber protein alternatif untuk menunjang ketahanan pangan,” ujarnya. (MZW)
Sumber: Kompas, 12 Maret 2014