Pekerjaan sebagai mekanik lazimnya dilakukan seorang laki-laki. Namun di balik machonya mobil listrik yang dibuat oleh tim dari ITS, ada keterlibatan satu perempuan di dalamnya. Siapa dia?
Mahasiswa tersebut bernama Ayuning Fitri Desanti. Santi, panggilan akrabnya merupakan mahasiswa S2 Teknik Elektro. Namun sejak kuliah S1 atau tepatnya 2016 lalu, dia sudah bergabung menjadi satu-satunya mekanik wanita di tim ini.
“Saya satu-satunya Engineer cewek di sini. Kebetulan ini tahun ketiga saya bergabung, sangat luar biasa pengalamannya, kebetulan saya pernah touring dari Jakarta ke Surabaya, dan Gesits dari Jakarta ke Denpasar,” ujar Santi ditemui usai launching di Kampus ITS Surabaya Senin (30/7/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejak kecil, Santi memang mengaku ingin menjadi dokter. Hal inipun terwujud kala dewasa, meskipun sekarang dia justru menjadi dokter kendaraan listrik.
“Waktu kecil pengen jadi dokter sekarang ya jadi dokter kan, dokter kendaraan listrik,” imbuhnya sembari tertawa.
Salah satu kreator mobil listrik ITS Ayuning Fitri Desanti— Foto: Hilda (detikSurabaya) Salah satu kreator mobil listrik ITS Ayuning Fitri Desanti Foto: Hilda (detikSurabaya)
Sementara itu, Santi memang membagi waktu antara mengerjakan mobil listrik dengan kuliah. Namun dia merasa sama sekali tak kesulitan. Karena timnya ini sangat loyal dan bisa menyupport kuliahnya.
“Disini sangat loyal dan support, ketika kita kuliah ya kuliah dan selesai ya berkomitmen untuk kesini, based on project lah,” kata perempuan berjilbab ini.
Tak hanya itu, dari proyek mobil listrik yang dikerjakannya ini, Santi mengaku mendapat berbagai pengalaman berharga. Salah satunya mengelilingi Pulau Jawa menggunakan mobil listrik. Hal ini menurutnya tak akan dia dapat di tempat lain.Dia dan timnya juga beberapa kali memenangkan penghargaan.
“Yang pasti saya ndak akan mendapatkan pengalaman inidimanampun saya berada, ini pengalaman paling berharga. Saya bergabung di tahun 2016 ,waktu itu membuat mobil solar cars untuk kompetisi di Australia kebetulan kami nomor 6 di dunia, kita pulang dan masih banyak tantangannya,” lanjutnya.
Saat ditanya kendala dalam pembuatan mobil listrik, Santi mengaku ada beberapa komponen yang cukup rumit. Hal ini karema semua yang ada pada mobil listrik murni buatan mahasiswa Indonesia.
“Kendalanya dari komponennya yang sampai saat ini sudah kami buat sendiri. Kita bekerja keras semuanya jadi buatan Indonesia,” kata Santi.
Dari mobil listriknya ini, Santi berharap bisa diproduksi secara massal dan digunakan masyarakat Indonesia. Karena baginya, sudah bukan saatnya lagi menggunakan BBM yang lama kelamaan akan habis.
“Saya pengennya dipakai di masyarakat umum. Pengennya mengurangi beban bumi karena bumi sudah semakin tua,” harapnya. (lth/ddn)–Hilda Meilisa Rinanda –
Sumber: detikOto, Selasa, 31 Jul 2018