Asupan Gizi Anak di Sekolah Belum Terkontrol

- Editor

Senin, 28 Januari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Asupan gizi anak belum sepenuhnya terkontrol di lingkungan sekolah. Masih ada sekolah yang belum memiliki kantin sehingga anak-anak jajan di luar sekolah dengan makanan yang terpantau sekolah.

SDN Grogol Utara 05 Pagi Jakarta Selatan salah satunya. Sekolah ini tidak memiliki kantin sehingga siswa jajan di luar sekolah saat istirahat. Meskipun pihak sekolah kerap memantau jajanan tersebut, pedagang tidak bisa diintervensi soal bahan makanan yang dijual.

KOMPAS/RIZA FATHONI–Murid SDN 03/05 Muara Angke, Penjaringan, Jakarta, menyantap makanan tambahan untuk anak sekolah berupa susu UHT dan bubur kacang hijau, Senin (2/4). Program pembagian makanan tambahan ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi dan meningkatkan ketahanan fisik bagi murid sekolah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Kami beberapa kali berbincang kepada para pedagang. Misal, ada minyak yang sudah digunakan berkali-kali seharusnya diganti yang baru, tetapi kami tidak bisa mengontrol lebih,” kata Kepala Sekolah SDN Grogol Utara 05 Pagi Sri Farhati, Kamis (24/1/2019), di Jakarta.

Ia mengatakan, sebelumnya sekolah yang ia pimpin memiliki kantin yang dikelola penjaga sekolah. Namun, setelah penjaga sekolah pensiun, belum ada lagi yang mengisi kantin itu.

Di depan SDN Grogol Utara 05 Pagi, berjajar pedagang kaki lima yang menjajakan jajanan. Ketika waktu istirahat tiba, anak-anak berhamburan membeli berbagai jajanan itu. Makanan yang dijajakan beragam, seperti goreng-gorengan, telur gulung, dan minuman saset.

Untuk menjaga asupan gizi siswa, pihak sekolah sudah membuat program membawa bekal dan buah dari rumah. Setiap hari Rabu, siswa diwajibkan membawa makanan yang terdiri dari nasi, sayur, dan lauk dari rumah masing-masing. Setiap hari Jumat, anak-anak diwajibkan membawa buah dari rumah untuk dikonsumsi bersama di sekolah.

”Selain itu, setiap Jumat ada senam bersama supaya anak-anak bisa berkegiatan fisik di sekolah. Itu di luar jam pelajaran olahraga,” ujar Sri.

Setiap Jumat ada senam bersama supaya anak-anak bisa berkegiatan fisik di sekolah. Itu di luar jam pelajaran olahraga.

Fasilitas
Ketersediaan fasilitas sekolah untuk anak-anak beraktivitas fisik juga dibutuhkan agar energi yang dikonsumsi bisa dikeluarkan melalui aktivitas fisik. Fasilitas yang minim masih menjadi kendala di beberapa sekolah.

SDN Grogol Utara 05 Pagi hanya memiliki lapangan berukuran sekitar 7 meter x 5 meter. Lapangan itu digunakan bergantian oleh 190 murid. Ketika lapangan dirasa kurang memadai, pihak sekolah kerap menggunakan lapangan di sekitar sekolah untuk berolahraga.

Selain usaha untuk mengontrol aktivitas fisik anak, sekolah mengukur tinggi badan dan berat badan peserta didik. Hal itu dilakukan agar kondisi tubuh anak bisa dikontrol untuk diberitahukan kepada orangtua.

Salah satu siswa, Casmira Clara Arundaya (11), memiliki tinggi badan 155 sentimeter dengan berat tubuh 70 kilogram. Menurut perhitungan indeks massa tubuh (IMT), Clara memiliki berat badan lebih. Orangtua Clara memberi pemahaman untuk menjaga asupan makanan dan beraktivitas fisik.

”Aku disuruh mengurangi jajan yang manis dan goreng-gorengan. Kalau libur, diajak orangtua olahraga. Mama bilang biar tidak obesitas,” kata Clara.

Ibu Clara, Sri Hartati (43), mengatakan, tidak mudah mengontrol anak dalam memilah apa yang di konsumsi di luar rumah. Meskipun sudah diberi nasihat, ia tidak mengetahui apa yang dikonsumsi anak di luar rumah. Selain itu, mendorong anak untuk mengonsumsi sayur masih menjadi tantangan untuk dia dan suami. ”Kalau diminta makan sayur, masih butuh waktu. Anak saya tidak terlalu suka sayur, padahal saya dan suami makan sayur,” kata Sri.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan, untuk mencegah obesitas pada anak di sekolah, butuh kerja keras banyak pihak. Dalam Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Usaha Kesehatan Sekolah, Kemenkes sudah membuat peraturan bersama untuk meningkatkan kesehatan anak di sekolah.

”Usaha kesehatan sekolah itu mempunyai tiga kegiatan pokok, yakni pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,” kata Anung ketika dihubungi Rabu (23/1). (SUCIPTO)

Oleh EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 24 Januari 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB