Aplikasi Pasienia Juara Kompetisi Google

- Editor

Jumat, 21 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Berkonsep Dukungan Kelompok agar Pasien Ingin Sembuh
Aplikasi kesehatan bernama Pasienia garapan alumni Universitas Gadjah Mada dinobatkan menjadi pemenang kompetisi Google Business Group Stories 2017. Pasienia menyisihkan 468 aplikasi lain dari 26 negara di dunia

Kompetisi Google Business Group (GBG) Stories merupakan kompetisi tahunan yang diselenggarakan Google untuk mendorong wirausaha memanfaatkan dunia dalam jaringan (daring) untuk berkontribusi sosial secara global. Seleksi dimulai sejak akhir 2016 dengan juri berasal dari internal Google.

Pengumuman pemenang kompetisi ini dilakukan pada 6 April. Sebelumnya, Google memilih sembilan finalis global dari total 496 pendaftar. Selanjutnya dari jumlah tersebut disaring tiga aplikasi terbaik yang kemudian diurutkan berdasarkan nilai paling besar yang diberikan juri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dihubungi Kamis (20/4), CEO Pasienia, Fadli Wilihandarwo (29), mengatakan, penilaian juri berlandaskan pada sejumlah faktor, antara lain inovasi dari aplikasi, manfaat aplikasi untuk manusia dan lingkungan, serta jumlah pengguna aplikasi.

“Saya merasa bangga dan tidak menyangka, berdasarkan penilaian tersebut Pasienia dapat menang kompetisi. Selain Pasienia, banyak aplikasi lain yang menurut saya sama-sama punya kontribusi positif secara global,” kata Fadli yang merupakan alumnus Fakultas Kedokteran UGM.

Aplikasi ini dikembangkan Fadli bersama rekannya sesama mahasiswa UGM, yakni Haidar Ali Ismail (23) dari Fakultas Matematika dan IPA; Dimas Ragil Mumpuni (23) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis; dan Rusmawati Harya Megasari (24) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Nurhidayati Utami (22) dari Sekolah Vokasi UGM. Mereka mengembangkan aplikasi Pasienia untuk dilombakan di ajang Innovative Academy 2 UGM pada 2015.

Menghubungkan pasien
Pasienia adalah aplikasi berbasis sistem operasi Android yang menghubungkan sesama pasien yang tengah menjalani pengobatan. Melalui aplikasi ini, para pasien dapat saling berbagi informasi terkait penyakit yang sedang mereka derita berdasar pengalaman dan pengetahuan dari dokter masing-masing.

Dua fitur utama dalam aplikasi ini adalah linimasa (timeline) pasien dan linimasa dokter. Kedua linimasa ini jadi wadah yang dapat dimanfaatkan pengguna untuk berinteraksi, baik kepada sesama pasien maupun kepada dokter.

Di linimasa pasien, layaknya akun media sosial lainnya, pasien bisa menulis status, mengunggah foto, dan berinteraksi dengan komunitas pasien dan dokter pengguna aplikasi ini.

Sementara informasi kesehatan yang bermanfaat untuk pasien terkait penyakit tertentu secara spesifik akan dibagikan para dokter melalui linimasa dokter.

“Lewat timeline pasien, pasien bisa saling curhat dan saling memberi motivasi satu sama lain. Sementara melalui timeline dokter, pasien juga dapat berkonsultasi dengan dokter secara online dan gratis,” ujar Fadli.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO–Tampilan laman pasienia.com di layar komputer. Laman ini juga tersedia dalam bentuk aplikasi yang menghubungkan antarpasien yang memiliki kesamaan penyakit sehingga dapat saling berbagi dan membantu.

Sejak dirilis Google PlayStore pertengahan 2016, aplikasi Pasienia telah diunduh lebih dari 7.000 kali dan mendapatkan rating pengguna sebesar 4,2 bintang dari total 5 bintang. Hingga kini ada sekitar 3.500 interaksi antarpengguna yang saling berkomunikasi lewat aplikasi ini.

Ketua Academic Health System atau Sistem Layanan Pendidikan dan Kesehatan Terintegrasi UGM Budi Mulyono menilai konsep dukungan kelompok yang dihadirkan Pasienia dapat meningkatkan kepercayaan diri para pasien untuk sembuh dari penyakitnya.

“Terlebih pada aplikasi ini terdapat fitur yang dapat menghubungkan pasien dengan dokter. Dengan demikian saat dibutuhkan, pasien bisa mendapat saran dan masukan mengenai pengobatan dari ahlinya,” ujar Budi.

Juara kedua kompetisi ini diraih aplikasi yang juga dibuat bangsa Indonesia. Aplikasi bernama Reblood itu dapat mempermudah penyimpanan pasokan bank darah di Indonesia. Sementara juara ketiga adalah aplikasi Croquetero dari Meksiko.

Ketiga pemenang akan diterbangkan ke Mountain View, California, AS, untuk mengikuti konferensi tahunan Google I/O pada 16-18 Mei 2017. “Kesempatan itu akan saya manfaatkan untuk lebih menglobalisasikan aplikasi Pasienia,” ujar Fadil. (DIM)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 April 2017, di halaman 14 dengan judul “Aplikasi Pasienia Juara Kompetisi Google”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB