Beragam potensi berbahaya mengintai para korban kebakaran lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan meski asap dan api telah dipadamkan. Karena itu, pemerintah diminta menyusun rencana aksi pemulihan untuk meminimalkan dampak buruk di kemudian hari.
Hal itu terungkap dalam diskusi terfokus diprakarsai Satuan Tugas Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk Kebakaran Hutan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/10). Satgas itu dibentuk sebagai sarana sumbang saran beragam ahli di ITB untuk meminimalkan dampak kebakaran di Indonesia.
Pembicara diskusi itu adalah peneliti polusi udara dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB Puji Lestari, Ketua Program Studi Meteorologi ITB Armi Susandi, peneliti di Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi ITB Basuki Suhardiman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Puji menyoroti buruknya mutu kesehatan sebagian warga setelah terpapar asap kebakaran lahan. Terlalu banyak menghirup asap mengandung partikulat dan asap, puluhan hingga ratusan warga yang terpapar asap berisiko terkena kanker paru-paru.
“Tanpa perlakuan khusus, dikhawatirkan kian banyak penduduk hidup dengan penyakit berbahaya. Kemiskinan atau minimnya kesejahteraan warga pun rentan muncul di kemudian hari,” ujarnya.
Maka dari itu, pemerintah diharapkan segera menyusun rencana aksi meminimalkan ancaman itu. Pendampingan kesehatan, psikologis, sosial, dan pemulihan kesejahteraan bagi korban asap mesti segera dilakukan.
“Rencana aksi pemulihan korban kebakaran lahan gambut belum menjadi prioritas pemerintah meski kebakaran terjadi tiap tahun. Ini memprihatinkan. Kebakaran lahan gambut adalah kejahatan kemanusiaan dan kesehatan yang jahat,” ucapnya.
Menurut Armi, penderitaan korban kebakaran lahan gambut tak akan berhenti meski api dipadamkan dan asap hilang seusai diguyur hujan. Musim hujan justru rentan memicu masalah lain. “Hujan asam hingga dua bulan ke depan, buruknya mutu air minum, potensi banjir dan longsor, mengintai warga di daerah kebakaran lahan gambut,” ujarnya.
Sementara Basuki berharap perbaikan infrastruktur data dan prediksi cuaca. Itu menjadi modal rencana mitigasi bencana kebakaran di kemudian hari.
Ketua Satgas ITB untuk Kebakaran Hutan Ketut Wikantika mengatakan, pihaknya akan membuat rekomendasi prioritas mencegah dampak buruk kebakaran lahan gambut. (CHE)
———————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Oktober 2015, di halaman 14 dengan judul “Antisipasi Potensi Bahaya”.