Cuaca ekstrem yang terjadi di berbagai belahan dunia, di Samudra Pasifik, Atlantik dan juga di Antartika akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan intensitas hingga menimbulkan dampak yang kian buruk. Salah satunya badai yang menerjang Jepang dan China di kawasan Pasifik Barat serta hurricane yang menerjang pantai timur Amerika saat ini.
Dampak dari perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca yang berkelanjutan memang kian nyata. Namun kondisi buruk ini dapat diredam apabila semua bangsa di dunia secara bersama-sama melakukan perubahan dengan menerapkan praktik ramah lingkungan di semua sektor. Hal ini harus didasari kemauan politik dari pimpinan di tiap negara.
“Kita yakin dapat mengubah kondisi saat ini,” kata mantan wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore pada pidato penutupan pada pertemuan Cities 4 Climate di San Francisco, Rabu (12/9/2018), waktu setempat. Pertemuan ini diadakan C40 Cities, yaitu kelompok yang terdiri 40 pemimpin dunia untuk aksi perubahan iklim di perkotaan. Program aksi C40 mencakup 90 kota besar di dunia dengan populasi total 650 juta penduduk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO–Para aktivis Greenpeace Indonesia berunjukrasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu (7/6/2017). Mereka memprotes mundurnya Amerika Serikat dari Perjanjian Paris. Negara-negara yang terlibat dalam Kesepakatan Paris diharuskan mengurangi emisi karbon yang rentan membuat perubahan iklim atau pemanasan global.
“Dunia berharap pada C40 untuk mewujudkan agenda aksinya serta kemauan politik pemerintah kota di 195 negara di dunia untuk memanfaatkan sumberdaya terbarukan dalam pembangunannya agar menekan emisi gas rumah kaca, serta berkomitmen untuk menerap,” kata Al Gore.
Dalam pertemuan itu antara lain dibahas tentang “peluang iklim” untuk meningkatkan lapangan kerja, tingkat kesehatan yang lebih baik dan pembangunan kota yang nyaman. Tampil selaku pembicara Patti Harris, CEO Bloomberg Philanthropies dan mantan Deputi Gubernur Kota New York serta Anne Hidalgo Gubernur Paris yang juga Kepala Global Covenant Gubernur untuk Iklim dan Energi.
Al Gore menekankan pentingnya perubahan pola pembangunan di perkotaan. Karena sekitar 50 persen penduduk dunia hidup di perkotaan dan 70 persen emisi gas rumah kaca (GRK) berasal dari aktivitas di perkotaan.
Ia berkeyakinan tercapainya perubahan lingkungan di perkotaan kearah lebih baik apabila agenda C40 dilaksanakan. Hasil riset C40 menunjukkan kebijakan iklim di perkotaan berpotensi menciptakan lebih dari 14 juta pekerjaan, dan meningkatnya taraf kesehatan dan kesejahteraan pada 2030.
Untuk mencapai itu, pemerintah kota Paris, Los Angeles dan Mexico City berencana mengoperasikan bus tanpa emisi untuk transportasi publik pada tahun 2025. Hal serupa dilakukan Shenshen Cina yang juga akan menggunakan bus listrik dan menerapkan zona emisi nol pada 2030.
Sementera itu gedung tanpa emisi juga akan dibangun di London, Tokyo, dan New York, dan untuk itu dikeluarkan regulasi untuk mendirikan bangunan tanpa emisi 2050. Sedangkan Dubai, Washington DC, dan Sidney akan mengurangi sampah 15 persen pada 2030 dengan membangun sistem pengelola sampah sanitary landfill yang mampu mengolah 70 persen sampah yang dihasilkan.
Energi ramah lingkungan
Upaya menekan emisi gas rumah akan memberi hasil yang signifikan dengan menerapkan energi ramah lingkungan “Biaya energi terbarukan bisa lebih murah dengan teknologi pembangkitan listrik modern yang dilengkapi dengan sistem kecerdasan buatan (artificial inteligence) untuk pengendalian dan pendistribusiannya sehingga efisiensi dan efektifitas pemanfaatannya meningkat. Dengan sistem ini, di Texas misalnya pada jam tertentu listrik dapat menjadi gratis. Selain itu Google juga dapat menekan penggunaan energi hingga 46 persen.
KOMPAS/EVY RAHMAWATI–Petugas PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) membersihkan panel surya pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Gili Trawangan kapasitas 600 kWp, di Pulau Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat, Selasa (23/10/2012). Pengoperasian PLTS itu untuk meningkatkan kehandalan sistem kelistrikan di kawasan wisata itu dengan energi yang ramah lingkungan.
“Penerapan kecerdasan buatan dan mesin presisi sangat tinggi serta teknologi informasi dan komputer yang sangat maju merupakan hasil dari revolusi industri yang baru memasuki tahap awal,” urai Al Gore.
Mark Watts, Direktur Eksekutif C40 Cities, menambahkan, kebijakan iklim perkotaan dapat memberikan manfaat ekonomi dan kesehatan masyarakat yang luas, antara lain mencegah 1,3 juta kematian prematur setiap tahun di dunia, di antaranya 270.000 kematian di Asia Selatan pada tahun 2030. Sebanyak 1,35 juta pekerjaan bisa tercipta di AS, 3,8 juta pekerjaan di Uni Eropa, dan 1,86 juta lapangan pekerjaan di Cina. Selain itu dicapai penghematan 40 miliar jam waktu komuter dan miliaran dolar untuk mengurangi biaya rumah tangga setiap tahun.
Ketika kota-kota di seluruh dunia mempercepat upaya memenuhi komitmen mereka pada Perjanjian Paris, penelitian baru dari C40 Cities, The Global Covenant of Mayors for Climate & Energy dan NewClimate Institute, menunjukkan mereka dapat sangat mengurangi emisi karbon secara global serta efektif memberikan manfaat yang sangat besar untuk penduduknya.
Didanai oleh Bloomberg Philanthropies, Climate Opportunity memeriksa sejumlah solusi perkotaan yang efektif terhadap perubahan iklim, termasuk retrofits efisiensi energi di gedung-gedung, meningkatkan jaringan bus, dan energi terbarukan skala distrik.–YUNI IKAWATI DARI AMERIKA SERIKAT
Sumber: Kompas, 14 September 2018