Kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk peningkatan mutu pendidikan mendapatkan dukungan dari Microsoft Indonesia. Bekerja sama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia, Microsoft Indonesia turut serta memperkuat kemampuan dasar literasi digital para guru. Harapannyt, kelak para mampu mentransformasi ilmu pengetahuan dengan berorientasi ruang kelas masa mendatang.
Manajer Program Sektor Pendidikan Publik Microsoft Indonesia Obert Hoseanto di Jakarta, Selasa (8/5/2018), mengatakan lewat programSkype-a-Thon Indonesia Borderless Classroom, diharapkan para guru lebih akrab dengan jenis teknologi belajar mengajar seperti Skype, OneNote dan Office 365 yang dapat menjadikan komunikasi dan edukasi lebih terintegrasi ke depannya.
“Selain itu, kami berharap peserta dapat mengetahui kompetensi apa saja yang perlu dimiliki, terutama terkait kompetensi literasi digital untuk menghadapi perubahan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat ini,” jelas Obert.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
DOKUMENTASI MICROSOFT INDONESIA–PGRI bekerja sama dengan Microsoft Indonesia memperkuat literasi digital guru. Lewat PGRI smart learning center, pelatihan berbasis pembelajaran digital tersu diberikan pada banyak guru di Indonesia.
Menurut Obert, Skype-a-Thon merupakan program kegiatan tahunan Microsoft yang bertujuan untuk menghubungkan ruang kelas dari berbagai belahan dunia, sekaligus menunjukkan bagaimana teknologi dapat meningkatkan pengalaman belajar.
Pada tahun ini, Skype-a-Thon melibatkan 25 titik penyelenggaraan di seluruh Indonesia yang akan mengikuti sesi narasumber dari kantor PB PGRI di DKI Jakarta, bersama lebih dari 1.000 guru. Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Unifah Rosyidi, mengatakan pelatihan yang diberikan kepada guru untuk merespon Revolusi Industri 4.0 masih kurang. (*/ELN)–ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: Kompas, 9 Mei 2018
—————
Microsoft dan PGRI Perkuat Literasi Digital Guru
DOKUMENTASI MICROSOFT INDONESIA–Penguatan kemampuan literasi digital guru semakin penting. Untuk itu, PGRI dan Microsoft Indonesia bekerja sama memperkuat literasi digital guru untuk mendukung pembelajaran.
Penguasaan guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan mutu pendidikan mendapatkan dukungan dari Microsoft Indonesia.
Bekerja sama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia, Microsoft Indonesia turut serta memperkuat kemampuan dasar literasi digital para guru sehingga mampu mentransformasi ruang kelas di masa mendatang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau yang lebih dikenal dengan istilah Revolusi Industri 4.0, dinilai akan sangat memengaruhi dunia, termasuk pendidikan.
Untuk itu, Microsoft Indonesia bersama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) bekerja sama mengenai pemberdayaan teknologi bagi guru berjudul Indonesia Borderless Classroom Skype-a-Thon untuk kali kesepuluh dengan tema: Educators 4.0: Create the World of Tomorrow in Your Classroom.
Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Unifah Rosyidi mengatakan, pelatihan yang diberikan kepada guru untuk merespons Revolusi Industri 4.0 masih kurang. Dampak dari kurangnya pelatihan ini adalah ketidakmampuan guru merespons perkembangan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang nantinya juga berdampak pada kualitas peserta didik.
”PGRI bertekad menjadikan guru sebagai lokomotif perubahan. Perubahan yang masif memerlukan akselerasi melalui teknologi. Microsoft berperan mendorong guru sebagai lokomotif perubahan” kata Unifah.
Manajer Program Sektor Pendidikan Publik Microsoft Indonesia Obert Hoseanto menjelaskan, transformasi teknologi pada era Revolusi Industri ke-4 yang akan datang membuat Microsoft merasa perlu membekali semua pihak, khususnya penggerak pendidikan bangsa, agar siap bersaing di masa depan.
”Dengan Skype-a-Thon Indonesia Borderless Classroom, para guru diharapkan lebih familiar dengan jenis teknologi belajar mengajar, seperti Skype, OneNote, dan Office 365, yang dapat menjadikan komunikasi dan edukasi lebih terintegrasi ke depannya. Selain itu, kami juga berharap peserta dapat mengetahui kompetensi apa saja yang perlu dimiliki, terutama terkait kompetensi literasi digital untuk menghadapi perubahan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat ini,” kata Obert.
Menurut Obert, Skype-a-Thon merupakan program kegiatan tahunan Microsoft yang bertujuan untuk menghubungkan ruang kelas dari berbagai belahan dunia, sekaligus menunjukkan bagaimana teknologi dapat meningkatkan pengalaman belajar. Tahun ini, Skype-a-Thon melibatkan 25 titik penyelenggaraan di seluruh Indonesia yang akan mengikuti sesi narasumber dari kantor PB PGRI di DKI Jakarta bersama lebih dari 1.000 guru.
Penyelenggaraan Skype-a-thon di Indonesia juga mendukung inisiatif Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang mencanangkan tiga literasi baru untuk memperbarui pendidikan tinggi di Indonesia dengan fokus pada literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia.
”Kami berfokus pada pengembangan keprofesian berkelanjutan. Program ini kami rancang untuk terus dapat menyentuh lebih banyak guru. Misi Microsoft adalah untuk memberdayakan setiap orang dan setiap organisasi di dunia untuk meraih lebih, termasuk para guru,” kata Obert.–ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: Kompas, 8 Mei 2018