Layanan teknologi 4G long term evolution mulai masif ditawarkan oleh operator telekomunikasi seluler dan jaringan. Kehadiran layanan tersebut berpeluang untuk menciptakan kebutuhan konten aplikasi yang diperlukan masyarakat.
Ketua Bidang Ikatan Sarjana Komunikasi Pusat Irwansyah berpendapat, teknologi 4G long term evolution (LTE) merupakan tren tentang kecepatan dan akses data. Pemerintah perlu memanfaatkan teknologi itu untuk mendorong potensi industri konten lokal.
”Regulasi kewajiban tingkat komponen dalam negeri perangkat pintar saja belum cukup. Sebagai salah satu tulang punggung perekonomian negara, pemerintah harus mampu menciptakan iklim bisnis positif mulai dari infrastruktur, perangkat pintar, keamanan data, hingga konten lokal pendukung teknologi 4G LTE,” kata Irwansyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, pihak operator telekomunikasi seluler dan jaringan menyatakan siap bekerja sama dengan pengembang, akademisi, dan pemerintah untuk membantu memasarkan konten lokal. Sebagai contoh PT XL Axiata Tbk. Vice President North Region XL Francky Rinaldo Pakpahan menyampaikan, pihaknya telah bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung dalam mengembangkan aplikasi Xanesha dan Mobile Farmer.
Xanesha merupakan aplikasi untuk mengecek kadar gula darah. Aplikasi ini diperuntukkan bagi warga perkotaan yang akrab dengan penggunaan ponsel pintar. Mereka kian dimudahkan dalam menjaga kesehatan.
Adapun Mobile Farmer berfungsi meningkatkan aktivitas petani, misalnya menyusun jadwal menyiram tanaman di lahan. Aplikasi tersebut harus terhubung dengan sensor yang ditanam di lahan sehingga memudahkan pengecekan kebutuhan air.
Hal senada diungkapkan Arum K Prasodjo, Senior Manager Public Relations and Media PT Hutchison 3 Indonesia. Beberapa bulan terakhir, pihaknya memperkenalkan aplikasi Coursera yang mampu mengakomodasi kebutuhan belajar melalui model telepon video (video call). Aplikasi ini memiliki 25 jenis mata pelajaran. Para pengajar tersebar dari sejumlah universitas di dunia. Di Indonesia, pengguna aplikasi tersebut membentuk komunitas bernama Indonesia Courserian.
Ketua Center for Innovation Opportunities and Development Prasetiya Mulya Business School Ade Febransyah berpendapat, keberadaan layanan teknologi 4G LTE merupakan pendukung (enabler) terobosan inovasi bagi masyarakat. ”Bagi konsumen kelas atas, kecepatan akses data disertai penemuan konten inovatif adalah hal biasa. Mereka mampu menikmati beragam layanan berbasis teknologi tersebut kapan saja. Permasalahannya adalah sudahkah terobosan itu menjangkau kelas pengguna lain,” ucap Ade.
Menurut dia, terobosan-terobosan inovatif perlu diarahkan pemerintah untuk melayani kebutuhan masyarakat yang selama ini kurang mampu mengakses layanan. Sebagai contoh, di sektor kesehatan, pendidikan, dan keuangan masih terjadi kesenjangan antarwilayah. Perekonomian Indonesia di masa mendatang mau tidak mau melibatkan teknologi informasi dan komunikasi. ”Pemerintah berperan besar. Teknologi harus menjadi solusi,” lanjutnya.
Pada Senin (6/7), lima operator telekomunikasi seluler dan jaringan meluncurkan serentak 4G LTE. Mereka adalah PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), PT XL Axiata Tbk, PT Indosat Tbk, PT Hutchison 3 Indonesia, dan PT Smartfren Telecom Tbk.
Layanan 4G LTE merupakan teknologi generasi keempat yang menawarkan kecepatan unduh data hingga 100 megabyte per detik dan unggah 15 megabyte per detik.
MEDIANA
Sumber: Kompas Siang | 9 Juli 2015