Penginderaan Jauh; Otomatisasi Percepat Proses Pengolahan Data

- Editor

Rabu, 17 Juni 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau Lapan mengotomatisasi pengolahan data penginderaan jauh atau inderaja. Meski baru tiga jenis informasi yang sudah diotomatisasi, proses itu diharapkan bisa dilakukan bagi semua informasi inderaja.

“Selain mempercepat penyajian informasi, otomatisasi pengolahan data itu akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada peranti lunak asing berlisensi yang mahal dan data terstandar,” kata Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja) Lapan M Rokhis Khomarudin, Senin (15/6), di Jakarta.

Tiga informasi yang pengolahan data inderajanya sudah diotomatisasi ialah penentuan zona potensi penangkapan ikan (ZPPI), pemantauan fase pertumbuhan padi, dan pemantauan lahan bekas kebakaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peranti lunak pengolah data ZPPI itu dinamai ZAP 2.0. Peranti pintar berbasis komputer meja buatan para ahli Lapan itu dioperasikan tanpa kendali manusia. Pemakaian peranti itu memangkas waktu analisis data dari 10 jam jadi 8 menit. “Sejak citra muka Bumi diambil satelit sampai informasi ZPPI diterima nelayan butuh 6 jam,” kata peneliti Pusfatja Lapan Rossi Hamzah.

Informasi yang diterima nelayan itu berupa posisi geografis ZPPI. Meski riset Lapan menyebut akurasi informasi ZPPI 80,5 persen, sejumlah nelayan Indramayu, Jawa Barat, yang mendapat informasi itu lewat pesan singkat di telepon seluler dari dinas perikanan setempat menilai akurasinya 99 persen.

“Berbekal informasi ZPPI dan pengetahuan nelayan tentang arus membuat nelayan bisa memprediksi lokasi ikan beberapa jam setelah informasi diterima,” kata Kepala Bidang Produksi Informasi Pusfatja Lapan Winanto. Informasi ZPPI diperbarui tiap hari dan tiap informasi berlaku selama tiga hari.

0Sementara itu, pengolahan data pemantauan fase pertumbuhan padi bisa dipangkas dari 8 jam jadi 20 menit. Data yang diperbarui tiap 8 hari itu bisa dipakai Kementerian Pertanian menentukan daerah yang butuh sarana produksi pertanian, pupuk, dan bantuan lain sesuai tahap pertumbuhan padi. Luas area tanam dan panen padi serta perkiraan produksi beras nasional pun bisa dilakukan.

Meski belum semuanya diotomatisasi, pemanfaatan data inderaja amat luas. Data inderaja sudah dipakai untuk memantau keamanan laut, perubahan tata ruang, pemantauan obyek pajak sampai pemantauan daerah bencana demi mempercepat proses evakuasi korban.

Data inderaja itu diperoleh lewat citra sejumlah satelit asing yang diterima Stasiun Bumi Lapan di Parepare, Sulawesi Selatan dan Rumpin, Bogor, Jawa Barat. Lalu, data dikirim ke Bank Data Inderaja Nasional di Pekayon, Jakarta. Selanjutnya, data dikirim ke Pusfatja Lapan untuk disebarkan ke berbagai pihak.

“Besarnya manfaat data inderaja bagi kepentingan nasional seharusnya mempercepat pembuatan satelit inderaja nasional,” kata Rokhis. Lapan menargetkan satelit inderaja nasional dibuat mandiri pada 2019, dan jadi loncatan bagi Indonesia untuk membuat satelit telekomunikasi yang lebih canggih. (MZW)
————————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Juni 2015, di halaman 14 dengan judul “Otomatisasi Percepat Proses Pengolahan Data”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 12 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB