Indonesia Miliki 1.666 Jenis Burung

- Editor

Senin, 16 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Data terkini, Indonesia punya 1.666 jenis burung, tambah 61 jenis dibandingkan 2013. Namun, jumlah jenis burung terancam punah atau kritis juga bertambah.
”Jumlah burung endemik bertambah 46 jenis, dari 380 jenis pada 2013 jadi 426 jenis pada 2014,” kata Direktur Eksekutif Burung Indonesia Agus Budi Utomo pada Konferensi Nasional Peneliti dan Pemerhati Burung di Indonesia, Sabtu (14/2), di Bogor.


Jika data itu benar, Indonesia tetap negara dengan jenis burung endemis terbanyak di dunia, sedangkan dari jumlah jenis, Indonesia di posisi keempat.

Jumlah itu hasil studi literatur Burung Indonesia, Januari-Oktober 2014. Data itu dipastikan sesuai dengan yang tercantum pada Birdlife.org. Birdlife adalah lembaga yang berwenang menyusun daftar merah khusus jenis burung pada Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam (IUCN), yang mengelompokkan spesies berdasarkan risiko kepunahannya. Artinya, 1.666 jenis burung itu diakui di dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tambahan jenis itu bukan berarti diakibatkan belum pernah diteliti. Banyak yang sudah ditemukan, tetapi berdasar riset taksonomi sebelumnya, disimpulkan tergolong satu spesies dengan burung lain. Setelah diteliti lagi melibatkan antara lain vokal dan DNA, ternyata yang satu spesies dinyatakan beda spesies.

downloadMenurut Agus, selama 2014, terdapat 118 jenis baru burung yang diperoleh dari hasil pemisahan itu. Dampak lain, 45 jenis endemik baru juga diperoleh. ”Dengan demikian, hampir semua tambahan jenis endemik hasil pemisahan,” ujarnya. Meski bukan temuan baru, hasil pemisahan tetap menunjukkan kekayaan jenis burung Indonesia.

Beban tambahan
Di tengah pertambahan kekayaan jenis, jumlah burung terancam punah di Indonesia cenderung meningkat. Pada 2013, jumlah burung terancam punah 126 jenis, lalu meningkat menjadi 136 jenis pada 2014.

Ani Mardiastuti, Guru Besar pada Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB, mengatakan, kondisi itu beban baru, terutama bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Populasi spesies baru dijamin sedikit dan biasanya ditemukan di wilayah terpencil.

Di sisi lain, banyak spesies baru diperoleh dari hasil pemisahan dari spesies sebelumnya yang juga berpopulasi sedikit.

Agus mencontohkan, pada 2014, spesies burung udang-merah sulawesi (Ceyx fallax) dipisahkan ke dalam dua spesies, yakni Ceyx fallax dan C sangirensis atau burung udang-merah sangihe. Persebaran C sangirensis di Sangihe dan Talaud saja.

Peneliti pada Pusat Penelitian Biologi LIPI Dewi M Prawiradilaga mengatakan, kunci sukses konservasi ketika masyarakat mendapatkan manfaat. Contohnya, petani Demak mengonservasi burung hantu putih, efektif membasmi hama tikus. (JOG)

Sumber: Kompas, 16 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB