Budaya Megalitik Bentuk Budaya Nusantara

- Editor

Selasa, 2 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Budaya megalitik selama ini hanya dianggap sebagai peninggalan masa lampau yang jauh dari kebudayaan masa sekarang. Padahal, kehidupan masyarakat megalitik juga berandil besar dalam membentuk budaya Nusantara dan karakter bangsa.


Demikian salah satu gagasan dalam orasi Bagyo Prasetyo saat pengukuhan sebagai profesor riset bidang arkeologi prasejarah pada Pusat Arkeologi Nasional yang digelar di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, Senin (1/12). ”Selama ini, pengetahuan tentang budaya megalitik disajikan hanya sebagai gambaran kehidupan nenek moyang manusia dengan segala aktivitasnya. Penelitian lebih mengangkat budaya megalitik secara kebendaan, tetapi belum melihat nilai-nilai di dalamnya,” katanya.

Menurut Bagyo, budaya megalitik memiliki andil besar dalam pembentukan budaya Nusantara dan pembangunan karakter bangsa dengan setiap daerah memiliki ciri tersendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peninggalan megalitik di Nias, misalnya, berbentuk behu (menhir dengan bagian atas berhias pahatan burung) dan dao-dao (kursi batu). Sementara peninggalan megalitik di Kerinci berbentuk dolmen dan arca, di Minahasa berupa waruga (peti kubus batu berpenutup limas), Lembah Besoa dan Bada dengan kalamba (tempayan batu) dan arca, serta Jawa dengan arca, sarkofagus, menhir, batu dakon, dan lumpang batu.

Terbentuknya kekhasan budaya megalitik di setiap wilayah dipengaruhi kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam. Masyarakat menerima budaya luar, lalu mengolahnya untuk menciptakan karakter dan jati dirinya.

Ritus-ritus megalitik mencerminkan adanya nilai-nilai yang berkembang pada masyarakat sejak dulu, seperti kekayaan alam pikiran tentang dunia transendental, pengetahuan praktis memilih jenis bebatuan, estetika, kegotongroyongan, kepemimpinan, dan keterbukaan. ”Revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan megalitik dapat menjadi kekuatan dalam membangun kehidupan bangsa,” ujar Bagyo.

Di seluruh Kepulauan Nusantara ditemukan 593 situs megalitik dengan 22 jenis atau bentuk. Situs megalitik Nusantara ini mulai muncul menjelang Masehi dan terus berkembang sampai abad ke-20 Masehi.

Dalam kesempatan yang sama, mantan Kepala Pusat Arkeologi Nasional Bambang Sulistyanto juga dikukuhkan sebagai profesor riset bidang arkeologi publik. Dalam orasinya, Bambang menyampaikan soal manajemen konflik dalam pengelolaan warisan budaya.

Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset LIPI Iskandar Zulkarnain mengatakan, Bagyo dan Bambang adalah profesor riset kelima dan keenam di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara di tingkat nasional, mereka adalah profesor ke-447 dan 448. (ABK)

Sumber: Kompas, 2 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB