Budaya baca dan tulis yang masih rendah di kalangan anak-anak sekolah sebenarnya dapat ditumbuhkan sejak dari keluarga. Sayangnya, masih banyak keluarga yang belum menyadari peran mereka untuk secara kreatif membantu anak-anak mereka suka membaca dan menulis.
Ketua Yayasan Gemar Membaca Indonesia Firdaus Oemar, di Jakarta, Kamis (20/11), mengatakan, dari penelitian hampir satu tahun pada program buku keliling untuk keluarga-keluarga di salah satu desa di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, ternyata dengan menyasar keluarga cukup efektif membangkitkan minat baca anak-anak. Satu keluarga diberi pinjaman buku untuk ayah, ibu, dan anak-anak.
”Cara ini bisa memancing anak-anak untuk mau membaca. Bahkan, anak-anak tidak sabar mendapat buku bacaan baru dalam waktu dua minggu. Mereka akhirnya mendatangi perpustakaan desa untuk bisa segera dapat bacaan baru,” ujar Firdaus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Firdaus, pemerintahan Jokowi yang juga berfokus pada pembangunan masyarakat desa, perlu mengembangkan minat baca masyarakat desa. Program peminjaman buku langsung pada keluarga dan sistem rotasi bisa mengatasi hambatan-hambatan yang membuat minat baca masyarakat terkendala.
Pentingnya peran keluarga menumbuhkan literasi anak juga didukung Lisnawati Ruhaena dalam disertasi program doktor Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, awal November lalu. Pada penelitian berjudul ”Faktor-faktor Penentu Kemampuan Literasi Awal dalam Konteks Keluarga”, sebenarnya keluarga berpotensi mendorong literasi awal anak-anak sejak dari rumah. (ELN)
Sumber: Kompas, 21 November 2014