kawasan pesisir; Kerusakan Teluk Semarang Masih Dikaji

- Editor

Sabtu, 13 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penanganan rob atau limpasan air laut ke darat dan kerusakan lingkungan di wilayah pesisir Kota Semarang, Demak, dan Kendal di Jawa Tengah memerlukan konsep perlindungan pantai yang komprehensif. Kajian itu diharapkan turut menyelesaikan masalah banjir, keterbatasan lahan, penurunan tanah, dan abrasi di Teluk Semarang.

”Kajian penanganan itu mencakup dam lepas pantai, tembok besar pantai, ataupun sabuk pantai yang pernah diusulkan para pemrakarsa. Semua itu perlu studi mendalam melibatkan banyak pihak,” kata Kepala Balai Pengkajian Dinamika Pantai Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi Rahman Hidayat di Semarang, Kamis (11/9).

Rahman mengatakan, konsep penanganan Teluk Semarang akan terus dikaji. Pengkajian akan melibatkan masyarakat dan tim pakar dari perguruan tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Program penanganan Teluk Semarang dipastikan tidak murah. Proyek semacam dam, misalnya, nilai investasinya bisa lebih dari Rp 100 triliun.

Pola yang diterapkan diharap menjawab tantangan soal ketersediaan lahan, konektivitas, logistik antardaerah, serta mampu menaikkan elevasi air dan mencegah penurunan muka tanah.

Pengamat hidrologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang, Nelwan, mengemukakan, penurunan tanah 10 sentimeter saja telah memundurkan pantai hingga 50 meter. Penurunan itu sepanjang tahun.

Oleh karena itu, penanganan kerusakan lingkungan pesisir, termasuk Teluk Semarang, tidak bisa lagi sepotong-sepotong. Kerusakan pantai sudah kategori ekstrem, seperti juga dialami pesisir Sayung di Demak yang menghilangkan sejumlah dusun.

Staf Ahli Bidang Planologi Balai Pengkajian Dinamika Pantai Muh Irfani mengatakan, pesisir Teluk Semarang tak hanya untuk kepentingan Kota Semarang, juga mencakup peningkatan ekosistem pantai di tiga daerah: Semarang, Kendal, dan Demak.

Jika dikonsep dengan dam lepas pantai yang membentuk pulau-pulau, panjangnya menjadi 22,5 kilometer dengan lebar wilayah 48 kilometer. Itu akan menambah lahan baru ribuan hektar. (WHO)

Sumber: Kompas, 13 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB