Pencegahan HIV Efektif Melalui Komunitas

- Editor

Jumat, 5 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penularan virus HIV pada perempuan dengan suami berisiko tinggi bisa dicegah secara efektif melalui pemberdayaan perempuan dalam komunitas. Sebab, kesadaran dan pemahaman tentang bahaya penularan HIV lebih mudah dibangun secara kolektif dibandingkan secara individual.

Fenny Apridawati memaparkan hal itu saat mempertahankan disertasinya untuk meraih gelar doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (2/9). Fenny yang juga Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Industri, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Sidoarjo itu lulus dengan predikat sangat memuaskan.

”Perempuan, dalam budaya patriarki, cenderung tak menempatkan faktor kesehatan sebagai prioritas,” kata Fenny. Cara pandang itu terbawa sejak kecil ketika orangtua lebih fokus pada upaya memenuhi kebutuhan pokok, yaitu membeli makanan, pakaian, dan rumah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Situasi itu dialami perempuan dalam keluarga dengan kemampuan ekonomi terbatas. Dalam disertasi itu, Fenny memakai 180 responden, yakni perempuan di Sidoarjo yang suaminya bekerja sebagai sopir. Riset itu memakai metode observasi pada Oktober 2013-Maret 2014.

Para sopir itu rentan terinfeksi HIV karena kerap bepergian lebih dari tiga hari saat bekerja. Dalam perjalanan, sopir berpotensi berhubungan seks dengan perempuan lain yang terinfeksi HIV. Akibatnya, mereka berisiko tinggi terinfeksi HIV dan mudah menularkannya kepada istri.

fennyUntuk itu, perlu pencegahan penularan HIV secara efektif pada perempuan atau istri dari para sopir itu lewat komunitas. Caranya, anggota komunitas lain yang punya pemahaman lebih soal HIV bisa membantu membangun persepsi sama terkait cara mencegah penularan virus itu. Ikatan kepercayaan mudah dibentuk karena kesetaraan antarsesama anggota komunitas.

Komunitas itu bisa beragam bentuk, misalnya komunitas pengajian, PKK, ataupun pertemuan arisan. Dalam hal ini, pemerintah dan swasta bisa memperkuat pemberdayaan perempuan dengan memberikan substansi pencegahan HIV. ”Pemberdayaan komunitas selama ini hanya fokus pada ekonomi,” katanya.

Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Setija Junianta mempertanyakan dampak penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya pada penyebaran HIV. Meski benar secara moral, Fenny menilai hal itu mempersulit pemantauan penyebaran HIV. Adapun Bupati Sidoarjo Saiful Ilah menyatakan, hasil riset itu perlu diperluas demi mencari solusi adanya lokalisasi terselubung di Sidoarjo. (DEN)

Sumber: Kompas, 5 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB