Pelaku usaha perikanan perlu mewaspadai dampak El Nino yang diperkirakan mulai terlihat pada Agustus 2014. Musim panas dan kering berkepanjangan itu dikhawatirkan mengancam produksi tepung ikan yang dibutuhkan untuk bahan baku pakan ikan dan udang. Gangguan produksi pakan akan memukul usaha perikanan budidaya di Tanah Air.
Direktur Produksi Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Coco Kokarkin Soetrisno, di Jakarta, Minggu (1/6), mengemukakan, Indonesia saat ini mengandalkan sekitar 60 persen tepung ikan impor untuk bahan baku pakan ikan dan udang. Sekitar 80 persen dari produk tepung ikan yang diimpor itu berasal dari Peru, Amerika Selatan, sedangkan 20 persen lainnya berasal dari India, Pakistan, dan Vietnam.
Adapun sekitar 60 persen bahan baku untuk produksi tepung ikan di Peru bersumber dari ikan teri. Pasokan ikan teri di Peru kemungkinan besar merosot sebagai dampak El Nino yang diperkirakan berlangsung mulai Agustus 2014. Berdasarkan pengalaman dampak El Nino 10 tahun lalu, produksi ikan teri di perairan Peru pernah turun drastis 85 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
El Nino membawa suhu perairan menjadi lebih hangat sehingga melemahkan pergerakan naik massa air laut (upwelling) di Samudra Pasifik yang dibutuhkan untuk menaikkan fitoplankton sebagai sumber nutrien ikan teri. Namun, dampak El Nino diperkirakan masih membawa keuntungan bagi Indonesia berupa peningkatan kadar klorofil di Laut Jawa sehingga penangkapan ikan teri di Laut Jawa diharapkan bisa meningkat.
Secara terpisah, Ketua Divisi Pakan Akuakultur Gabungan Pengusaha Makanan Ternak Denny Indrajaya mengemukakan bahwa ketersediaan tepung ikan di pasar dunia kini semakin terancam karena sebagian juga diserap untuk bahan baku pupuk organik dan pakan unggas. (LKT)
Sumber: Kompas, 2 Juni 2014