Prestasi Pelajar Indonesia di Ajang Kompetisi Internasional Jadi Energi Positif

- Editor

Sabtu, 7 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pelajar Indonesia terus membuktikan kemampuan akademiknya dalam ajang olimpiade internasional. Harapannya, prestasi gemilang ini menjadi cikal bakal kemajuan Indonesia dalam berbagai bidang.

DOKUMENTASI HUMAS KEMDIKBUDRISTEK—-Nathanael Tjandra, pelajar Indonesia (kedua dari kiri, bawah), mempersembahkan medali emas dari Tim Olimpiade Biologi Indonesia 2021.

Indonesia punya potensi talenta muda untuk mengembangkan inovasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa depan. Prestasi internasional pelajar Indonesia dalam berbagai kompetisi keilmuan diharapkan menjadi energi positif di tengah perjuangan bangsa melawan pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pelaksana tugas Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Asep Sukmayadi, Jumat (30/7/2021), mengatakan, pada Juli ini sudah 15 medali olimpiade sains internasional di bidang matematika, biologi, dan fisika diraih pelajar Indonesia. Para juara tahun ini akan mendapat insentif berupa beasiswa S-1 dan S-2 dalam dan luar negeri. Bahkan, di antara 15 juara, ada yang sudah diterima di Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung dalam proses pemberian Beasiswa Prestasi Talenta.

”Ketiga bidang prestasi mencerminkan masa depan ilmu pengetahuan dan inovasi untuk menjawab tantangan antisipasi wabah penyakit yang bisa mengancam kehidupan,” kata Asep.

Di bidang Matematika, Tim Olimpiade Matematika Indonesia meraih enam medali di ajang International Mathematical Olympiad (IMO) 2021. Peraih medali perak dalam ajang ini adalah Stanve Avrilium Widjaja dari SMAK IPK Plus BSD, Tangerang, dan Aaron Alvarado Kristanto dari SMAK Petra 1, Surabaya. Sementara empat medali perunggu diraih Farrel Dwireswara Salim (SMA Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan), Elbert Benedict (SMAK BPK Penabur Gading Serpong, Tangerang), Andrew Daniel Janong (SMAK 5 Penabur, Jakarta), serta Vanya Priscillia Bendatu (SMAK Petra 2, Surabaya).

Sementara Tim Olimpiade Biologi Indonesia (TOBI) mempersembahkan empat medali dari International Biology Olympiad (IBO) Challenge II secara daring di Portugal. Medali emas diraih Nathanael Tjandra (SMAK Calvin DKI Jakarta), medali perak diraih Leonard Hartanto Jososudarmo (SMAK Penabur Cirebon) dan Farrel Alfaza Marsetyo (MAN Insan Cendekia Serpong), sedangkan medali perunggu diraih Nathaniel Teopilus (SMA Kristen Imanuel Pontianak).

Adapun Tim Nasional Fisika Indonesia mempersembahkan tiga medali perak dan dua medali perunggu pada ajang Olimpiade Fisika Internasional atau International Physics Olympiad (IPhO) ke-51 yang digelar di Vilnius, Lituania. Ajang ini diikuti 386 peserta dari 80 negara.

Medali perak di ajang ini diraih Mario Alvaro (SMA Negeri 1 Yogyakarta) serta Joseph Oliver dan Edward Humianto (SMA Kristen 1 BPK Penabur Jakarta). Adapun medali perunggu diraih Dean Hartono (SMAK Penabur Bintaro Jaya, Tangerang Selatan) dan M Anin Nabail Azhiim (MA Negeri 2 Kota Malang, Jawa Timur).

Menurut Asep, Indonesia bersemangat untuk belajar dan berprestasi. Puspresnas menyelenggarakan sekitar 67 ajang talenta di bidang sains, seni, bahasa, literasi, vokasi, kewirausahaan, dan bidang olahraga secara daring yang dapat diikuti dari rumah.

Asep berharap pelajar Indonesia dapat terus memelihara mimpi dan imajinasinya untuk bertualang dan terus belajar hingga menemukan bakat dan potensi, mengaktualisasikanya, serta mengujinya. ”Kita yakin pelajar Indonesia tetap kuat dan bersemangat. Tetap tekun belajar untuk meraih prestasi mewujudkan cita-cita,” ujar Asep.

Tes teori dan praktik
Pandemi yang masih melanda dunia membuat pelaksanaan kompetisi sains internasional untuk pelajar masih tetap berjalan daring. Para siswa dibimbing para dosen dari perguruan tinggi untuk dapat optimal meraih prestasi terbaik.

Pada 2021, International Mathematical Olympiad (IMO) ke-62 diselenggarakan secara daring oleh tuan rumah Rusia. IMO tahun ini diikuti oleh 107 negara yang terdiri dari 619 peserta. Pada ajang olimpiade matematika, siswa diminta mengerjakan enam soal matematika, masing-masing terdiri dari tiga soal setiap harinya yang harus dikerjakan dalam waktu 4,5 jam. Soal-soal ini meliputi empat bidang, yaitu aljabar, kombinatorika, geometri, dan teori bilangan.

Soal-soal yang diberikan merupakan soal-soal yang orisinal dengan tipe soal yang belum pernah dikerjakan oleh siswa sebelumnya. Untuk dapat mengerjakannya, peserta dituntut berpikir cepat, tenang, dan punya kreativitas tinggi. Tidak jarang para matematikawan profesional pun akan kesulitan untuk mengerjakan soal-soal IMO dalam rentang waktu yang diberikan.

KOMPAS/STEFANUS OSA TRIYATNA—Empat siswa sedang membahas materi fisika di Kelas Olimpiade Fisika di SMAK BPK Penabur Gading Serpong, Tangerang, Banten, Jumat (4/5/2018). Kelas ini dirancang untuk melahirkan juara olimpiade nasional ataupun internasional.

Sementara itu, dosen ITB sekaligus salah satu pendamping Tim Olimpiade Biologi Indonesia, Agus Dana Permana, mengapresiasi dukungan yang diberikan Kemendikbudristek. ”Tim Olimpiade Biologi Indonesia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai penanggung jawab program kompetisi dan seleksi mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional pada 2020,” tutur Agus.

Pandemi Covid-19 yang masih melanda seluruh dunia saat ini turut berdampak pada penyelenggaraan IBO sehingga pelaksanaan tes dilakukan secara daring dari negara masing-masing. IBO Challenge II 2021 diikuti 76 negara peserta yang berhak mengirimkan maksimal empat pelajar tiap negara.

”Memperhatikan penyebaran Covid-19 yang sangat tinggi di bulan Juli serta implementasi PPKM darurat di Jawa-Bali, keempat pelajar Indonesia melakukan tes di rumah masing-masing di Kota Jakarta, Cirebon, Solo, dan Pontianak dengan pengawasan secara daring,” tutur Agus.

Selain menerjemahkan soal, para pendamping bertugas sebagai juri internasional untuk menelaah soal-soal tes praktikum dan teori sehingga meningkatkan kualitas soal sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang biologi modern.

Tes dibagi menjadi dua bagian, yaitu tes praktikum-teori dan tes teori. Tes praktikum-teori dilakukan masing-masing selama 3 jam. Tes tersebut terinspirasi dari peringatan 500 tahun ekspedisi pelaut Portugal, Fernão de Magalhães (1519-1522) mengelilingi dunia hingga wafatnya di Filipina. Soal-soal tes praktikum didasarkan pada tipe ekosistem pada lokasi yang disinggahi selama ekspedisi oleh Fernão de Magalhães.

DOKUMENTASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN—-Peserta Olimpiade Sains Nasional 2018 bergembira mengikuti OSN di Padang, Sumatera Barat. Mereka mengikuti seleksi berjenjang dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, dan provinsi untuk ikut OSN secara nasional.

Di Olimpiade Fisika Internasional, pendamping tim Indonesia dari Universitas Gadjah Mada, Rinto Anugraha, menjelaskan bahwa seluruh peserta mengikuti tes fisika eksperimen dan fisika teori. Topik soal eksperimen adalah tentang kapasitor yang tidak linier dan light emitting diodes (LED). Fisika teori terdiri dari tiga soal: mekanika yang membahas fisika planet, optik-gelombang tentang lensa elektrostatik, elektrodinamika, termodinamika, serta fisika modern tentang partikel dan gelombang.

”Setelah tes, hasilnya dikoreksi dewan juri dan nilainya dimoderasi tim pembina,” kata Rinto.

Menurut Rinto, pihak penyelenggara meminta tes dijalankan di tempat yang sama bagi seluruh siswa. Ini untuk memudahkan pengawasan, baik secara langsung maupun secara daring dari pihak panitia di Lituania yang mengawasi dengan proktor dan kamera pengawasan.

Kompetisi mahasiswa
Tak hanya mendukung prestasi pelajar sekolah dasar dan menengah, Puspresnas juga mendukung mahasiswa berprestasi di ajang nasional dan internasional. Salah satunya, Kompetisi Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (KNMIPA) Tingkat Nasional 2021 secara daring. KNMIPA yang berlangsung sejak 27-30 Juli diikuti 260 finalis dari seluruh Indonesia.

”Saya sangat bangga melihat semangat adik-adik mahasiswa. Saya harap KNMIPA bisa mendorong motivasi adik-adik dalam mengaktualisasikan potensi dan talenta di bidang MIPA,” kata Pelaksana tugas Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Ainun Na’im saat membuka acara secara virtual.

Ainun menekankan, MIPA merupakan bidang yang sangat penting karena menjadi fondasi perkembangan ilmu-ilmu lainnya. ”Ilmu ekonomi, bisnis, keuangan, teknik, dan kesehatan itu tidak lepas dari MIPA. Bahkan, Revolusi Industri Keempat dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta internet pun tidak lepas dari MIPA. Dengan demikian, tak salah kalau adik-adik punya semangat dan niat yang tinggi untuk jadi ahli bidang MIPA,” tutur Ainun.

KNMIPA digelar dua kali, yaitu tingkat wilayah yang telah digelar 23-24 Juni lalu dan tingkat nasional yang saat ini tengah berlangsung. Pada seleksi wilayah diikuti 3.838 mahasiswa.

Asep menegaskan, Merdeka Belajar: Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mendorong mahasiswa unggul tak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam pembentukan karakter Pelajar Pancasila. Mahasiswa harus kreatif, inovatif, juga berdaya saing tinggi.

”Puspresnas terus berupaya mengembangkan prestasi peserta didik di seluruh Indonesia, termasuk dengan menggelar KNMIPA untuk menentukan talenta unggul di bidang MIPA pada jenjang perguruan tinggi,” kata Asep menegaskan.

Oleh ESTER LINCE NAPITUPULU

Editor: ADHITYA RAMADHAN

Sumber: Kompas, 30 Juli 2021

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB