Antariksawan China Mulai Huni Stasiun Luar Angkasa China

- Editor

Rabu, 4 April 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selama beberapa dekade terakhir, China memang menggelontorkan dana sangat besar untuk berbagai proyek keantariksaan dan penerbangan luar angkasanya.

KOMPAS/XINHUA/LI GANG—-Antariksawan China, Nie Haisheng (kanan), Liu Boming (tengah), dan Tang Hongbo, dalam upacara pelepasan ketiga antariksawan tersebut sebelum mengendarai wahana antariksa Shenzhou-12 dan diluncurkan ke luar angkasa dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di barat laut China pada Kamis (17/6/2021).

Tiga antariksawan China atau disebut juga taikonaut mulai menghuni modul Tianhe, modul pertama dan utama dari stasiun luar angkasa China yang baru dan sedang dalam proses pembangunan Tiangong. Mereka akan tinggal di sana selama tiga bulan yang merupakan misi luar angkasa berawak terlama dalam sejarah China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketiga antariksawan China itu adalah Nie Haisheng, Liu Boming, dan Tang Hongbo. Seperti dikutip dari Xinhua, ketiga taikonaut itu memasuki modul Tianhe pada Kamis (17/6/2021) pukul 18.48 waktu China atau 17.48 WIB setelah menempuh perjalanan lebih dari 9 jam sejak diluncurkan dari Bumi.

Para antariksawan itu dikirimkan ke Tianhe yang mengorbit pada ketinggian 380 kilometer pada Kamis pukul 09.22 waktu China. Mereka diberangkatkan menggunakan wahana antariksa Shenzou-12 yang ditumpangkan pada roket Long March 2F dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi, barat laut China.

Keberhasilan ketiga taikonaut itu memasuki Tianhe disambut tepuk tangan meriah dari ruang pengendali misi di Bumi. Ini adalah untuk pertama kali dalam lima tahun terakhir antariksawan China kembali menempati stasiun luar angkasa milik negara tersebut.

KOMPAS/XINHUA/LI GANG—-Antariksawan China Nie Haisheng (tengah), Liu Boming (kanan), dan Tang Hongbo dalam upacara pelepasan ketiga antariksawan tersebut sebelum mengendarai wahana antariksa Shenzhou-12 dan diluncurkan ke luar angkasa dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di barat laut China pada Kamis (17/6/2021).

Terakhir kali antariksawan China tinggal di stasiun luar angkasa China versi lama Tiangong-2 pada 2016. Purwarupa stasiun luar angkasa Tiangong-2 itu telah masuk kembali atmosfer Bumi pada Juli 2019 dan jatuh tak terkendali di selatan Samudra Pasifik.

Kini, China sedang membangun stasiun luar angkasanya yang baru yang juga dinamai Tiangong. Modul pertama dari stasiun luar angkasa tersebut yang bernama Tianhe memiliki berat 22,5 ton. Stasiun luar angkasa Tiangong yang baru itu diperkirakan memiliki 12 bagian dan total bobot 70 ton yang akan selesai dibangun pada tahun 2022.

Tianhe yang memiliki panjang 16,6 meter dan diameter 4,2 meter tersebut akan menjadi bagian utama Tiangong. Modul ini bisa digunakan untuk tempat tinggal, laboratorium sains, hingga teleskop sekelas teleskop luar angkasa Hubble untuk mengeksplorasi alam semesta.

Kehadiran tiga antariksawan China di stasiun luar angkasa milik China sendiri itu menjadi bukti kemampuan China menguasai teknologi luar angkasa secara cepat dan mandiri. Peristiwa ini juga makin menunjukkan mulai mendominasinya China dalam penjelejahan antariksa.

Dalam beberapa tahun terakhir, misi luar angkasa China mencapai kemajuan pesat yang mencengangkan banyak negara. Pada 2019, China menjadi negara pertama yang mendaratkan dan mengoperasikan robot di permukaan Bulan di sisi belakang Bulan. Sementara itu, pada Mei 2021, China menjadi negara kedua yang berhasil mendaratkan dan mengoperasikan wahana di permukaan Mars.

Saat ini, China juga dengan percaya diri membangun stasiun luar angkasa sendiri. Pola ini tentu berkebalikan dengan tren kerja sama antarnegara dalam eksplorasi luar angkasa, seperti dalam pembangunan Stasiun Luar Angkasa Internasional ISS yang dibangun dan dikelola oleh sejumlah lembaga antariksa dari Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Jepang, dan Uni Eropa.

Sebelum peluncuran, Nie Haisheng yang menjadi komandan dalam penerbangan kali ini mengatakan memiliki banyak harapan atas keberhasilan misi ini. ”Kita perlu mendirikan rumah baru di luar angkasa serta menguji sejumlah teknologi baru. Karena itu, misi ini berat dan menantang. Kami memiliki kepercayaan diri untuk menyelesaikan tugas ini,” katanya seperti dikutip BBC.

Meski demikian, China merahasikan nama-nama antariksawannya yang akan ditugaskan dalam misi Shenzhou-12. Nama antariksawan tersebut baru diumumkan kepada publik pada Rabu (16/6/2021) atau sehari sebelum waktu peluncuran.

Nie Haisheng (56) adalah antariksawan China tertua yang dikirimkan ke luar angkasa. Meski demikian, pilot pesawat tempur ini sudah dua kali terbang ke purwarupa Tiangong sebelumnya, termasuk tinggal selama 15 hari di Tiangong-1 pada 2013.

Awak lainnya adalah Liu Boming (54) dan Tang Hongbo (45), yang keduanya juga memiliki latar belakang tentara angkatan udara. Sebelumnya, Liu sempat bergabung pada misi Shenzhou-7 pada 2008 hingga membuatnya terlibat dalam misi luar angkasa pertama China. Sementara bagi Tang, ini merupakan penerbangan pertama kalinya menuju orbit.

Untuk makanan, bahan bakar, hingga berbagai peralatan yang dibutuhkan ketiga awak Shenzhou-12 itu sudah dikirimkan pada penerbangan sebelumnya. Pesawat yang membawa logistik itu hingga kini masih menempel di Tianhe. Karena itu, tugas pertama ketiga taikonaut itu ialah membongkar logistik yang akan mereka gunakan selama tinggal di Tianhe, termasuk dua pakaian antariksa untuk space walk atau bekerja di luar stasiun luar angkasa.

KOMPAS/XINHUA/LI GANG—-Wahana antariksa Shenzhou-12 ditumpangkan di bagian atas roket Long March-2F meluncur dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi, barat laut China pada Kamis (17/6/2021) pagi. Sekitar 7 jam kemudian, Shenzhou-12 berhasil merapat di modul Tianhe, bagian utama dari stasiun luar angkasa China Tiangong yang masih dalam pembangunan.

Terbuka
Selama beberapa dekade terakhir, China memang menggelontorkan dana sangat besar untuk berbagai proyek keantariksaan dan penerbangan luar angkasanya. Pengembangan teknologi luar angkasa secara mandiri itu tidak terlepas dari embargo Amerika Serikat terhadap produk-produk dirgantara dan antariksa buatan China.

Selain itu, dukungan politik pemerintah dalam pengembangan teknologi luar angkasa ini sangat besar, termasuk dari Presiden Xi Jinping. Sementara media Pemerintah China secara berkala terus mempromosikan ”impian luar angkasa” itu sebagai upaya untuk ”meregenerasi bangsa”.

Meski Tiangong dibangun dengan dana China sendiri, stasiun luar angkasa itu tetap membuka peluang bergabungnya antariksawan dari negara lain.

KOMPAS/XINHUA/JIN LIWANG—-Tangkapan layar di Pusat Pengendali Penerbangan Luar Angkasa Beijing, China, yang menunjukkan citra wahana antariksa Shenzhou-12 berhasil sandar di modul Tianhe, Kamis (17/6/2021). Shenzhou-12 sandar di Tianhe yang merupakan modul utama stasiun luar angkasa China Tiangong setelah menempuh perjalanan lebih dari tujuh jam sejak diluncurkan dari Bumi.

Keterlibatan asing itu terlihat dari salah satu riset awal yang akan dilakukan ketiga awak Shenzhou-12 selama berada di Tianhe, yaitu investigasi kanker yang akan dipimpin peneliti Norwegia. Selain itu, di bagian luar dari stasiun luar angkasa ini juga dipasang spektograf teleskopik buatan India yang dikembangkan untuk mempelajari emisi ultraviolet yang berasal dari luar angkasa, khususnya dari bintang-bintang yang meledak.

Namun, dalam jangka panjang, stasiun luar angkasa itu juga terbuka untuk menerima kunjungan antariksawan dari negara lain. Salah satu yang sudah menyatakan minatnya adalah Rusia, sekutu China yang di masa lalu telah berbagi teknologi antariksanya dengan China.

”Kami menyambut baik segala bentuk kerja sama,” kata asisten direktur Badan Penerbangan Luar Angkasa Berawak China (CMSA) Ji Qiming. Ke depan, saat pembangunan stasiun luar angkasa Tiangong benar-benar telah selesai, diharapkan antariksawan China dan negara lain bisa sama-sama terbang dan bekerja sama di stasiun luar angkasa.

Oleh MUCHAMAD ZAID WAHYUDI

Editor: ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Sumber: Kompas, 20 Juni 2021

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB