Jaringan Mata-mata Global

- Editor

Selasa, 8 Februari 2000

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JARINGAN mata-mata internasional kini tak lagi mengenal batas dinding, batas laut, batas negara. Sistem yang dikembangkan Amerika Serikat dan Inggris misalnya, bahkan mampu melakukan penyadapan pembicaraan rahasia, ataupun mengurai informasi-informasi yang dimampatkan (encrypted) dengan sistem komputer, melalui berbagai pusat pengawasan elektronik mereka. Tidak peduli itu informasi rahasia militer, sipil, ataupun pribadi.

Sebuah dokumen rahasia belum lama ini dikeluarkan oleh sebuah institut riset nonprofit, bahwa AS kini mengembangkan sistem mata-mata yang diberi kode nama “P-415 Echelon”. Sistem ini memungkinkan Agen Sekuriti Nasional AS (NSA) menyadap pembicaraan lewat telepon, faksimile atau pesan yang dikirim melalui e-mail komputer melalui jalur kabel bawah laut ataupun pancaran lewat satelit.

AS, menurut Francis Temman dari AFP, mengembangkan sistem ini mulai tahun 1980-an, dan meskipun eksistensi NSA diduga sudah ada sejak bertahun-tahun, namun tak pernah ada konfirmasi resmi tentang keberadaannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, dokumen rahasia yang diperoleh oleh institut –nonprofit—yang dikenal sebagai Arsip Sekuriti Nasional ini —bisa dibaca siapa saja pengguna internet. Arsip, yang dipublikasikan Arsip Sekuriti melalui server di Universitas George Washington (www.gwu.edul/nsarchiv) itu, disebut sebagai top secret spy-program. Tindakan mempublikasikan “rahasia negara” itu tak juga melanggar hukum, lantaran mereka juga dilindungi undang-undang Kebebasan Informasi AS (US Freedom of Information Act, FOIA).

Dokumen pertama, bertanggal 3 September 1991, mengungkapkan mula pembentukan Pusat Pengawasan Elektronik Angkatan Laut AS di Sugar Grove di West Virginia. Dokumen kedua, tertanggal 15 Juni 1995 mengunjuk pengaktifan unit-unit sistem Echelon di semua bandara di seluruh dunia.

JARINGAN yang sifatnya mendunia ini semakin dikuatkan lagi dengan adanya kenyataan, bahwa Inggris pun ternyata melakukan hal serupa. Bukti fisik sudah tampak nyata. Di North Yorkshire, di atas perbukitan Harrogate tampak dari jarak berkilo-kilometer sekitar 30 perangkat serupa bola golf raksasa, yang disebut randomes. Perlengkapan “mata-mata elektronik” itu menjulang di sebuah basis militer AS pada perbukitan Menwith.

Basis tempat mengintip dan menguping rahasia dunia di Menwith itu tak berdiri sendiri, akan tetapi terhubung langsung dengan “markas besar” agen rahasia AS (NSA) di Fort Mead, Maryland Ohio, AS. Mata dan kuping elektronik itu pun terhubung pula dengan pos-pos serupa yang bertebaran di berbagai tempat di dunia, seperti juga sistem yang dipergunakan Inggris, GCHQ.

Kemampuan jaringan bersama, yang diberi kode nama Echelon itu, sungguh luar biasa. Demikian diungkapkan Andrew Bomfort, dari BBC. Setiap percakapan telepon, faksimile, e-mail internasional, atau pancaran siaran radio bisa didengar atau dibaca baik-baik berkat kemampuan komputer canggih khusus untuk mengenal suara.

Kode rahasia? Mereka juga memiliki perbendaharaan kode-kode rahasia dari seantero bumi. Jaringan mata-mata elektronik mondial ini banyak dipakai oleh Inggris maupun AS untuk mencari tahu, mengungkap bukti berbagai tindak kriminal internasional, seperti misalnya aksi terorisme, aksi pembantaian massal, ataupun tindak kriminal internasional lainnya.

Jaringan ini sedemikian rahasianya, sehingga baik Pemerintah AS maupun Inggris, tak akan mengaku bahwa program jaringan rahasia dengan kode Echelon itu ada. Justru sekutunya, Australia, yang membocorkan.

Orang yang punya wewenang untuk pengawasan sekuriti nasional Australia, Bill Blick (Inspektur Jenderal Intelijen dan Sekuriti Australia), membenarkan pada BBC bahwa sistem sekuriti pertahanan mereka yang disebut Defence Signals Directorate, adalah bagian dari jaringan ini.

Jadi, cukup sulit rasanya menyembunyikan rahasia di dunia saat ini. Apalagi, rahasia itu berbobot kejahatan, seperti tindak pembunuhan massal, tindak kriminal perang. Suatu hal yang biasanya perlu persiapan strategi, dan perlu dikomunikasikan melalui jasa alat komunikasi internasional. (sha)

Sumber: Kompas, 8 Februari 2000

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB