Transparansi Informasi Kluster Mencegah Meluasnya Penularan

- Editor

Jumat, 18 September 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perkantoran menjadi salah satu sumber utama penularan Covid-19. Namun, Ketertutupan informasi di perkantoran menghambat pelacakan kontak untuk memutus rantai penularan penyakit tersebut.

Perkantoran menjadi sumber utama penularan Covid-19 di DKI Jakarta dengan kasus terbanyak justru ditemukan di Kementerian Kesehatan. Namun, banyak perkantoran menutup informasi sehingga memperlambat pelacakan. Hal itu menyebabkan penularan meluas, termasuk ke luar daerah oleh pelaku perjalanan dari Jakarta.

Data kasus Covid-19 di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, yang diakses di corona.jakarta.go.id, menunjukkan tingginya kasus penularan di perkantoran pemerintah dan swasta. Di pemerintahan, kluster Covid-19 ditemukan mulai dari tingkat kementerian hingga kelurahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Biasanya, di awal, perkantoran itu menutup diri. Seperti di kementerian itu, kami tahunya dari laporan di laboratorium yang masuk ke dinas kesehatan, lalu kami melakukan tracing (penelusuran),” kata Suharti, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman, dalam diskusi yang diinisiasi Laporcovid19.org, di Jakarta, Kamis (17/9/2020).

Kluster Covid-19 ditemukan di 27 kantor kementerian, dengan yang terbanyak di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan 42 kantor badan atau lembaga tingkat nasional. Kluster Covid-19 juga ditemukan di 30 kantor badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah, serta di hampir semua kantor Pemerintah Daerah DKI Jakarta.

Untuk tingkat kementerian, kantor Kemenkes didapati kasus Covid-19 terbanyak, mencapai 139 orang positif, dan di Badan Litbang Kemenkes ditemukan 49 kasus. Kantor Kementerian Perhubungan terdapat 90 kasus, Kementerian Keuangan 42 kasus, serta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 35 kasus.

Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi menuturkan, tingginya kasus di kantor Kemenkes karena pelacakan dilakukan secara masif. Ia mengklaim, protokol kesehatan dijalankan secara ketat. Setiap hari, desinfeksi dilakukan di semua ruang kantor. Jumlah staf yang masuk kantor dibatasi 25 persen dari total kapasitas.

Di tingkat kelembagaan, kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Jakarta Timur terdapat 73 kasus, Komisi Pemberantasan Korupsi 42 kasus, Badan Pengawas Obat dan Makanan 35 kasus, serta Komisi Pemilihan Umum 30 kasus.

Sementara di kantor swasta, kluster penularan Covid-19 ditemukan di perbankan hingga kantor media massa. Di luar perkantoran, kluster Covid-19 banyak ditemukan di pasar tradisional dan asrama.

Menurut Suharti, hasil penelusuran kluster perkantoran dikoordinasikan dengan dinas kesehatan daerah lain karena sebagian karyawan tinggal di luar Jakarta.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengakui, kluster perkantoran bertambah. Bahkan, lima kepala daerah dan pejabat publik meninggal akibat Covid-19.

Keselamatan karyawan
Ketertutupan pihak perkantoran terhadap adanya kasus Covid-19 dikeluhkan banyak karyawan di Jakarta. Menurut Irma Hidayana, peneliti kesehatan publik dari Laporcovid19.org, banyak karyawan swasta dan dari instansi pemerintah melaporkan ada pelanggaran selama pembatasan sosial berskala besar ini.

Salah satu laporan yang diterima pada Kamis misalnya, berasal dari salah satu karyawan di kantor cabang salah satu bank di Jakarta Barat yang berada di lingkungan rumah sakit rujukan Cobid-19. Menurut pelapor, kantornya masih mewajibkan karyawan bekerja tanpa pengurangan jumlah karyawan, padahal sudah ada rekannya yang positif dan saat ini dirawat di Wisma Atlet.

“Tidak ada kebijakan tutup cabang sementara atau minimal kurangi karyawan. Saya sangat keberatan, gelisah dan takut dikarenakan resiko pekerjaan disini sangatlah besar,” tulis pelapor.

Menurut Irma, ketertutupan informasi di perkantoran dengan tidak melaporkan adanya kasus penularan, bisa membahayakan karyawan dan keluarga mereka. Hal ini juga bakal mempersulit upaya mempersulit pemutusan rantai penularan.

Eva Sri Diana, dokter spesialis paru di Jakarta mengatakan, kluster perkantoran diduga turut memicu terjadinya kluster keluarga. Sebanyak 70 persen Covid-19 yang ditanganinya kebanyakan berusia 25-40 tahun dan bekerja kantoran.

Jumlah pekerja kantoran yang tertular diperkirakan jauh lebih banyak, namun karena banyak dari kalangan muda sebagian di antaranya tidak bergejala. Mereka diduga menularkan ke orangtua, anak-anak, hingga perempuan hamil, yang tinggal di rumah. “Pasien saya banyak juga ibu hamil anak pertama atau dari pasangan muda, yang salah satu atau keduanya masuk kerja,” ujarnya.

Epidemiolog Indonesia di Griffith University Dicky Budiman menuturkan, meluasnya penularan di perkantoran, bahkan hingga memicu terbentuknya kluster keluarga, disebabkan keterlambatan penemuan kasus. “Bisa disebabkan ketertutupan informasi. Harusnya, begitu ada kasus dilaporkan, sehingga bisa segera diisolasi,” katanya.

Tidak transparan
Menurut Dicky, semua negara yang berhasil mengendalikan pandemi, bersikap transparan terhadap hasil penelusuran kontak dan informasi kluster. Ini misalnya dilakukan di Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan Vietnam. Setiap kasus yang diumumkan disertai riwayat perjalanannya, pernah singgah di mana saja dan menggunakan moda apa.

“Seperti di Australia, orang-orang yang dianggap berisiko karena berada di tempat dan waktu yang sama dengan kasus positif wajib melapor untuk kemudian diperiksa secara gratis. Jika dia tidak melapor, namun kemudian ditemukan berdasarkan tracing bisa didenda,” ungkapnya.

Masalah, di Indonesia hingga saat ini penambahan kasus yang diumumkan tidak pernah disertai riwayat perjalanan. “Tidak harus nama orang yang positif yang diumumkan, cukup tempat dan waktunya. Kalau itu diumumkan masyarakat bisa ikut aktif memeriksakan diri dan mempermudah tracing,” katanya.

Tingginya kluster perkantoran di Jakarta, menurut Dikcy, juga berisiko menyebarkan wabah ke daerah lain. Ini karena ingginya perjalanan dinas ke luar kota, terutama oleh pejabat setingkat kementerian. Kalau untuk pejabat publik yang positif, wajib terbuka karena kemungkinan memiliki banyak kontak.

Data Pusat Data Informasi Kemenkes menyebutkan, hingga saat ini terdapat 1081 kluster penularan di seluruh Indonesia, dengan kasus terbaru banyak dari perkantoran dan pelaku perjalanan. Episentrum penyebaran dari Jakarta masih mendominasi sebaran kluster yang ditemukan di daerah-daerah ini.

Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan, kemarin, kasus Covid-19 bertambah 3.635 orang sehingga total ada 232.628 kasus Covid-19. Dari jumlah total itu, 166.686 pasien sembuh dan 9.222 pasien meninggal dunia.

Oleh AHMAD ARIF/DEONISIA ARLINTA

Editor: EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 18 September 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB