Uji Klinis Kandidat Vaksin Jadi Strategi Jangka Pendek

- Editor

Selasa, 21 Juli 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rencana uji klinis fase tiga kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, di Indonesia, menjadi langkah maju dalam penanganan pandemi tersebut. Uji klinis itu ditargetkan selesai awal tahun 2021.

Rencana uji klinis fase tiga kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac, perusahaan farmasi dari China, di Indonesia memberi harapan baru untuk menangkal penyakit yang disebabkan virus korona tipe baru tersebut. Itu sekaligus jadi bagian strategi jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan vaksin.

Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, yang juga anggota Tim Pakar Medis Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Herawati Supolo Sudoyo, Senin (20/7/2020), di Jakarta, mengatakan, uji klinis tahap ketiga ini merupakan bagian dari strategi jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan vaksin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ini salah satu sukses dalam diplomasi yang harus diapresiasi. Selain diuji klinis di Indonesia, Sinovac juga menguji di Brasil dan India, selain di China,” tuturnya.

Uji klinis tahap ketiga merupakan bagian dari pengujian secara luas di sejumlah negara. Menurut Herawati, hal itu lazim dilakukan dalam produksi vaksin. Dengan turut uji klinis, jika vaksin ini berhasil, Indonesia akan mendapat prioritas dari produsennya.

“Di tahun pertama produksinya pada 2021, Sinovac bisa memproduksi 150 juta, dan 20 juta di antaranya bakal dialokasikan ke Indonesia,” ujarnya.

Namun, uji klinis vaksin belum tentu akan berhasil. “Masih ada peluang gagal, misalnya efektifitasnya rendah di Indonesia. Belum tentu cocok di China, juga bisa di negara lain. Selain itu, semua vaksin juga ada risikonya, misalnya memicu alergi atau hipersensitifitas,” katanya.

Selain kandidat vaksin dari Sinovac, saat ini juga ada dua vaksin lain yang rencananya akan diuji klinis di Indonesia. Adapun vaksin dalam negeri, masih dikembangkan Lembaga Eijkman dan sesuai jadwal diharapkan selesai awal tahun 2021, sebelum kemudian siap di uji klinis.

“Vaksin dalam negeri masih lama, tetapi tetap harus dibuat. Kebutuhan vaksin Covid-19 ke depan akan sangat besar, dan kita tidak bisa tergantung dari luar negeri,” ujarnya.

Berdasarkan Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 15 Juli 2020, saat ini terdapat 160 vaksin virus corona baru yang tengah dikembangkan di berbagai negara. Sebanyak 26 vaksin di antaranya sedang dalam uji coba ke manusia.

Enam bulan
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, dalam keterangan tertulis pada Senin (20/7/2020) mengatakan, uji klinis tahap tiga vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, akan dimulai pada Agustus 2020. Pengujian akan dilakukan selama enam bulan, sehingga ditargetkan bisa selesai pada Januari 2021.

“Apabila uji klinis vaksin Covid-19 tahap tiga lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada kuarter pertama 2021. Kami sudah mempersiapkan fasilitas produksinya di Bio Farma, dengan kapasitas produksi maksimal 250 juta dosis,” kata Honesti.

Vaksin dari Sinovac ini sudah tiba di Bio Farma pada Minggu (19/7) sebanyak 2.400 vaksin. Namun, vaksin ini masih harus melewati pengujian di dalam Laboratorium Bio Farma, dan beberapa perizinan lain, sebelum mulai diuji klinis pada Agustus mendatang.

Menurut Honesti, alasan pemilihan Sinovac sebagai mitra karena metode pembuatan vaksin yang digunakan perusahaan ini sama dengan kompetensi yang dimiliki Bio Farma. Sebelumnya, Bio Farma sudah berpengalaman dalam pembuatan vaksin dengan metode tersebut, seperti vaksin pertusis, sehingga tidak perlu menambah investasi dalam pembuatan vaksin Covid-19.

Dalam uji klinis vaksin Covid-19 ini, Bio Farma akan bekerja sama dengan Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaan (UNPAD) Bandung. Mereka akan mengujikannya terhadap 1.620 subyek dengan rentang usia antara 18 – 59 tahun. Sedangkan sisa dari vaksin akan diuji di beberapa laboratorium, antara lain di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN).

Oleh AHMAD ARIF

Editor: EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 21 Juli 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB