Pandemi virus corona membuat banyak pegawai kerja dari rumah dan salah satu aplikasi yang mereka andalkan untuk meeting online adalah Zoom. Popularitas Zoom memang sangat melesat, begitu juga dengan harta pendiri dan CEO Zoom, Eric Yuan.
Dalam 3 bulan terakhir menurut Financial Times, kekayaan Eric bertambah USD 4 miliar atau di kisaran Rp 66 triliun. Adapun harta totalnya diestimasi sudah USD 7,5 miliar, berdasarkan kepemilikan saham di Zoom.
–Eric Yuan pendiri Zoom. –Foto: Zoom
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Eric yang berusia 49 tahun ini lahir di provinsi Shandong, China. Orang tuanya kerja di pertambangan. Ia menyelesaikan kuliah di bidang matematika dan teknik, lalu sempat bekerja 4 tahun di Jepang.
Waktu berlalu, Eric memutuskan pindah ke Silicon Valley untuk bekerja di startup internet. Visa Amerika Eric sempat ditolak 8 kali sebelum akhirnya lolos pada tahun 1997, saat itu usianya 27 tahun. Bahasa Inggrisnya pun belum lancar.
“Pada beberapa tahun pertama, saya cuma menulis kode dan sangat sibuk,” tuturnya pada CNBC. Di waktu senggang, dia main sepakbola sebagai hobi.
Karirnya ternyata, berkat kerja keras dan kepandaian, makin moncer dan pernah menjadi Vice President di Cisco Systems. Ia juga pernah bekerja di perusahaan konferensi video WebEx.
Saat di China, Eric sudah punya pacar yang akhirnya jadi istrinya. Waktu itu, mereka harus menjalani hubungan jarak jauh. “Aku hanya bisa menemuinya dua kali setahun dan butuh waktu lebih dari 10 jam untuk ke sana dengan kereta,” begitu kisahnya.
“Saat itu aku masih muda dan berpikir fantastis jika di masa depan ada perangkat di mana cukup menyentuh tombol dan bisa melihat serta bicara padanya,” sambung Eric.
Eric mengusulkan teknologi konferensi video yang ramah smartphone pada Cisco di 2011, tapi ia ditolak bosnya. Maka ia memutuskan keluar dan mendirikan Zoom karena yakin dengan idenya. Di masa awal itu, dia sulit mendapatkan dana dan harus meminjam pada teman dan keluarga.
Istrinya juga mempertanyakan kenapa dia keluar dari pekerjaan mapan di Cisco. “Saya beritahu dia bahwa ini akan jadi perjalanan panjang dan sangat sulit. Tapi jika saya tak mencoba, saya bakal menyesal,” cetusnya.
Keyakinannya membuahkan hasil, popularitas Zoom makin meningkat. Pada 2014, jumlah penggunanya 10 juta kemudian naik jadi 40 juta pada 2015. Pendanaan mengalir, antara lain sejumlah USD 30 juta pada 2015 dari beberapa investor termasuk Horizons Ventures dan Qualcomm Ventures.
Tahun 2017, Zoom menyandang status startup unicorn. Akhirnya pada Maret 2019, mereka berjualan saham perdana atau IPO dengan valuasi sekitar USD 16 miliar.
Tahun 2020 ini dipastikan ketenaran Zoom makin bertambah. Dari pegawai sampai pejabat banyak mengandalkannya untuk membahas berbagai hal secara online. Bahkan valuasinya kini sudah USD 35 miliar.
Mereka mendapat uang dari klien korporat, dengan jumlah sekitar 30 ribu. Raksasa seperti Samsung, Uber sampai Walmart kabarnya menggunakan Zoom.
Belakangan seiring naiknya popularitas, Zoom mulai disorot karena tudingan mengirim data tanpa izin ke Facebook ataupun rentan disusupi hacker. Namun demikian sejauh ini, Zoom masih jadi favorit.
Eric sendiri mengaku tetap bekerja keras dan rendah hati. Ia termasuk CEO paling disukai karyawan. Hasil review Glasdoor, 99% karyawan senang dengan kepemimpinannya di Zoom.
Fino Yurio Kristo – detikInet
Sumber: detikinet, Jumat, 03 Apr 2020