Memantik Minat Baca Lewat Podcast

- Editor

Kamis, 5 September 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sadar akan menurunnya minat baca masyarakat Indonesia membuat jurnalis sekaligus penulis, Leila S Chudori, tergerak. Tak bisa dipungkiri, perkembangan digital dianggap sebagai salah satu pemicu turunnya minat baca masyarakat. Namun, kini Leila justru menjadikan media digital sebagai senjata melalui program podcast.

Podcast adalah episode program berbentuk rekaman asli audio yang tersedia di internet. Dalam 10 tahun belakangan, podcast banyak digemari di negara-negara barat seperti Amerika. Di Indonesia, podcast mulai berkembang setidaknya sekitar satu tahun terakhir.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN (HAS)–Ilustrasi – Pengunjung memanfaatkan kotak literasi cerdas (kolecer) yang berisi ratusan buku berbagai judul di Taman Ekspresi, Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/8/2019). Kolecer berupaya mendekatkan buku kepada masyarakat sehingga mendorong tingkat literasi. Data UNESCO menunjukkan, indeks minat baca warga Indonesia 0,001. Jadi, dari 1.000 orang, hanya 1 orang yang punya minat baca bagus. .

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Leila melihatnya sebagai sebuah peluang. Bekerja sama dengan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) dan Gentle Media Network, ia membuat program acara podcast dengan format ulas (review) buku. Program bertajuk “Coming Home with Leila Chudori” tersebut ditayangkan setiap Rabu di beberapa platform digital seperti Spotify, Soundcloud, Apple Podcast, dan lainnya.

Setidaknya ada 4 macam program yang akan dibawakan oleh Leila, yakni diskusi buku tokoh-tokoh Indonesia, wawancara dengan penulis, debat buku antara pemikir Indonesia, dan liputan tentang festival sastra di luar studio.

KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–jurnalis dan penulis, Leila S Chudori.

Buku yang akan diulas tergantung pilihan narasumber yang didatangkan. Bisa bergenre fiksi atau nonfiksi. Setidaknya, buku yang diulas bersinggungan erat dengan keseharian pendengar. Narasumber yang didatangkan juga tokoh yang punya pengaruh besar dan suka membaca.

“Saat Dian Sastrowardoyo dan Mira Lesmana sedang on air, tanggapan dari pengikut mereka banyak membanjiri linimasa twitter dan instagram. Setidaknya, ini dampak langsung yang terlihat,” kata Leila saat Peluncuran Program Podcast “Coming Home with Leila Chudori” di Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Tidak ada generasi tertentu yang ingin disasar oleh program ini. Acara terbuka dan ditujukan kepada pendengar di semua umur. Leila tidak mengonsep acara secara khusus untuk menggaet generasi milenial atau Z. Sebab, hal itu justru berpotensi membatasi konten acara yang akan dibawakan.

Orisinalitas platform
Lantas mengapa bukan platform Youtube yang dipilih? Leila menanggapinya simpel. Menurutnya, podcast memiliki unsur orisinalitas sehingga acara bisa didesain apa adanya. Baginya, itu lebih menarik. Sebab, konten yang dibawakan cenderung lebih bebas tanpa ada tuntutan apapun.

“Itu sesuai dengan marwah buku yang selama ini bebas. Namun tetap, saya akan beradaptasi mengikuti perkembangan yang ada,” ungkap Leila.

Wikipediawan dan ahli bahasa, Ivan Lanin, menilai, menggiatkan literasi buku melalui podcast adalah upaya yang jeli. Anak-anak muda Indonesia saat ini dikenal memiliki fear of missing out (FOMO) atau takut ketinggalan. Bukan tidak mungkin, podcast akan mendapatkan tempat bagi anak-anak muda mendatang.

“Dulu saya tidak pernah tertarik membuat cerita instagram, tapi ketika saya coba ternyata anak saya menanggapi. Akhirnya, sekarang saya menjadi gemar melakukannya,” katanya.

KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Wikipediawan dan ahli bahasa, Ivan Lanin.

Produser Gentle Media Network Lisa Siregar menyebutkan, dengan podcast pendengar seakan bisa dibawa untuk mendengarkan cerita yang ada di dalam buku di manapun dengan aktivitas apapun. Bisa di jalan atau di kamar sambil bersih-bersih.

Gentle Media Network sendiri adalah perusahaan podcast Indonesia yang berdiri pada Februari 2019. Produk originalnya saat ini adalah “Indonesia dan lain-lain” yang berisi berita-berita teraktual di Indonesia. Dunia podcast saat ini masih menghadapi tantangan untuk bisa merangkul sebanyak mungkin kalangan.

Membentuk daya imajinatif
Pasar podcast sendiri saat ini menyasar pendengar berusia 19 – 30 tahun. Untuk pendengar berusia 40 tahun ke atas saat ini masih cukup rendah peminatnya. Hingga kini, pendengarnya masih didominasi oleh laki-laki.

Literasi buku dinilai sangat penting bagi aktris, Dian Sastrowardoyo. Membaca buku berfungsi untuk membentuk daya imajinasi dalam otak manusia. Dengan buku, pembaca hanya disediakan teks deskriptif, sedangkan otaknya lah yang bekerja memvisualisasikan deskripsi tersebut. Dari situ, pembaca bisa berpikir out of the box.

KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Aktris Dian Sastrowardoyo.

KPG juga menyambut positif inisiatif Leila sejak awal. Hal ini menjadi bentuk kepedulian KPG kepada para pembaca. Pegiat literasi buku saat ini tersebar di banyak tempat melalui lewat banyak cara seperti berkeliling menggunakan gerobak. Akan sangat ironis jika literasi tidak masif di dunia digital.

“Ini adalah persembahan Gramedia kepada pecinta buku,” kata Asisten Manajer Redaksi dan Produksi KPG Christine M Udiani.–FAJAR RAMADHAN

Editor HAMZIRWAN HAM

Sumber: Kompas, 4 September 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB