Rahasia Umur Panjang Cosmas Batubara

- Editor

Selasa, 13 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hingga ajal menjemputnya pada Kamis, 8 Agustus 2019 pukul 03.27 WIB, usia Cosmas Batubara telah mencapai 80 tahun 10 bulan dan 18 hari. Namun, pada usia itu, aktivitas tokoh mahasiswa Angkatan 1966 dan doktor ilmu politik ini begitu padat.

KOMPAS/PRIYOMBODO–Cosmas Batubara, Menteri Tenaga Kerja 1988-1993

Hingga ajal menjemputnya pada Kamis, 8 Agustus 2019 pukul 03.27 WIB, usia Cosmas Batubara telah mencapai 80 tahun 10 bulan dan 18 hari. Usia yang tergolong cukup tua. Namun, hingga memasuki usia seperti itu, aktivitas tokoh mahasiswa Angkatan 1966 dan doktor ilmu politik ini begitu padat setiap hari. Fisik tampak selalu bugar dan energik. Volume dan intonasi suara pun tetap jernih. Mengapa dia bisa seperti itu?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Beberapa waktu lalu, saya sempat bertemu Cosmas Batubara di sebuah hotel berbintang di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Sehari sebelumnya, dia menjadi pembicara kunci dalam sebuah diskusi tentang tenaga kerja Indonesia (TKI). Saya datang dari Jakarta untuk meliput acara tersebut. Saat itu di Tanah Air sedang heboh dengan maraknya kasus TKI ilegal dan pemulangan ribuan pekerja asing ilegal yang dilakukan Pemerintah Malaysia. Nusa Tenggara Timur termasuk salah satu wilayah basis pengiriman TKI, termasuk yang ilegal. Negara tujuan umumnya Malaysia.

Saya dan Pak Cosmas ternyata menginap di hotel yang sama. Pagi itu, kami berjumpa di restoran hotel. Setelah saling sapa dan mengambil makanan yang disajikan, Pak Cosmas langsung mengajak saya duduk satu meja dengannya. Saya sungguh senang karena sudah cukup lama memiliki niat untuk menggali lebih jauh rahasia hidup sehat dan umur panjang Pak Cosmas.

Banyak hal yang kami diskusikan. Mulai urusan negara, dunia usaha, perumahan rakyat, tenaga kerja, hingga aktivitas kesehariannya. Dari cerita itu, saya pun dapat mengetahui betapa banyaknya posisi penting yang diemban Cosmas Batubara, terlebih setelah tidak lagi menjadi pejabat negara, yakni Menteri Muda Perumahan Rakyat (1978-1983), Menteri Negara Perumahan Rakyat (1983-1988), dan Menteri Tenaga Kerja (1988-1993).

Selain menjadi Ketua Yayasan PPM yang menaungi Sekolah Tinggi Manajemen PPM, lelaki kelahiran Purbasaribu, Sumatera Utara, 19 September 1938, tersebut juga menjadi komisaris dan direksi di berbagai perusahaan properti ternama, antara lain Grup Ciputra, Intiland, Metropolitan Kencana, dan Agung Podomoro. Selain itu, Cosmas juga aktif sebagai Wakil Ketua Yayasan Universitas Pancasila, Ketua Dewan Penyantun Yayasan Atma Jaya Yogyakarta, Pembina Yayasan STIE Triguna Bogor, bahkan masih mengajar mata kuliah Perburuhan dan Industrial di Universitas Indonesia. Belakangan, dia juga menjabat Rektor Universitas Podomoro dan Presiden Direktur Agung Podomoro.

Bukan itu saja. Cosmas pun selalu aktif sebagai pembicara dalam berbagai diskusi dan seminar. Ini tidak hanya di Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga hingga ke luar Pulau Jawa. ”Hampir setiap bulan, dua hingga tiga kali saya selalu terbang ke sejumlah kota untuk urusan bisnis ataupun sebagai pembicara dalam berbagai diskusi dan seminar. Semua itu saya lakukan dengan penuh tanggung jawab, sungguh-sungguh, dan semangat,” kata Cosmas.

Rutin jalan kaki
Saya kemudian bertanya kepada dia, apa rahasianya sehingga dirinya tetap energik dan semangat meski aktivitasnya begitu banyak dan padat setiap hari saat usia berkepala tujuh menjelang kepala delapan? Adakah resep khusus sehingga fisiknya tampak selalu kuat?

”Saya sesungguhnya tidak memiliki resep khusus. Yang saya lakukan setiap hari hanyalah mengonsumsi makanan yang sesuai golongan darah ditambah olahraga teratur, tidur teratur, dan beribadah,” ujar mantan Presiden Organisasi Buruh Internasional (ILO) itu.

DOKUMENTASI COSMAS BATUBARA–Cosmas Batubara (80), Menteri Perumahan Rakyat dan Menteri Tenaga Kerja era Presiden Soeharto, memperingati pesta emas (50 tahun) perkawinannya dengan RA Cypriana Pudyati Hadiwidjana (75) bersama empat putra-putri dan para menantu serta enam cucunya. Pasangan ini menikah pada 17 Desember 1967 di Yogyakarta.

Mengingat dirinya bergolongan darah O, lanjut suami dari RA Cypriana Pudyati Hadiwidjana, dirinya boleh makan nasi, sayur, dan daging pada pagi, siang, dan malam hari. Namun, dalam porsi yang terbatas. Mereka yang bergolongan darah O selalu disarankan mengonsumsi makanan berprotein tinggi, tetapi menghindari produk susu dan gandum. ”Saya mencoba menjalani saran-saran ini secara konsisten sehingga hingga kini saya selalu sehat dan bugar,” katanya.

Khusus olahraga, Cosmas mengaku memilih berjalan kaki setiap pagi di kawasan Monas atau Menteng. Olahraga ini dinilai paling praktis dan mudah dilakukan. Dia menganut paham berjalan kaki minimal 10.000 langkah per hari.

”Kalau tidak hujan, setiap pagi saya selalu berjalan kaki minimal 10.000 langkah. Jika tidak cukup waktu karena ada kesibukan pekerjaan yang mendadak atau urusan yang penting di pagi hari, saya tetap berusaha untuk berjalan kaki 3.000-4.000 langkah,” ungkap kakek enam cucu tersebut.

Di luar jalan kaki, dia pun menyukai bermain golf. Olahraga ini sebetulnya baru dipelajari dan ditekuni setelah tidak lagi menjadi pejabat negara. Meski demikian, dia termasuk salah satu pemain golf yang hebat.

Kegemaran lain dari Cosmas Batubara adalah memelihara burung. Setiap pagi sejak pukul 05.30 sebelum berolahraga, dia terlebih dahulu memberi makan puluhan burung liar yang selalu singgah di kebun kecil yang ada di belakang rumahnya di Jalan Cidurian Nomor 3 Cikini, Jakarta Pusat. Makanan burung dia beli di Pasar Cikini.

”Saya sangat menyukai aktivitas ini. Dengan masih banyaknya burung liar di Jakarta, berarti kota ini masih layak untuk dihuni warga,” kata ayah empat anak yang mengaku kegemarannya ini terinspirasi saat menyinggahi Mauritius ketika menjabat sebagai menteri tenaga kerja dalam kunjungan ke Afrika Selatan. Di pulau itu, dia melihat ribuan burung bebas beterbangan.

Segala aktivitas baru mulai berkurang setelah dokter mendiagnosis Cosmas menderita kanker limfoma pada awal 2018. Sejak itu, perhatian lebih terfokus pada upaya penyembuhan penyakitnya. Namun, Tuhan berkehendak lain. Cosmas Batubara pun dipanggil-Nya. Sabtu (10/8/2019) siang ini, jenazah Pak Cosmas dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Selamat jalan, Pak!

Oleh JANNES EUDES WAWA

Sumber: Kompas, 10 Agustus 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB