Antioksidan Mikroalga Produksi Kendal Mulai Dipasarkan

- Editor

Sabtu, 27 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mikroalga jenis haematococcus pluvialis yang dibudidaya di Indonesia oleh PT Evergen Resources di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mulai dipasarkan. Mikroalga tersebut menghasilkan bahan aktif antioksidan Astaxanthin, yang merupakan bahan baku suplemen dan kosmetik.

Fasilitas PT Evergen Resources (ER), industri bioteknologi berbasis mikroalga pertama di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, di Mororejo, Kaliwungu, Kendal, diresmikan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Kamis (25/7/2019). Produk yang dihasilkan yakni bahan aktif Astaxanthin dengan merek AstaLuxe.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA—Suasana aktivitas pekerja di laboratorium PT Evergen Resources di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). Perusahaan bioteknologi berbasis mikroalga, yang diresmikan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, itu menghasilkan bahan aktif antioksidan Astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nila mengatakan, alga atau juga biasa disebut ganggang, memiliki antioksidan tinggi. “Kita tahu tubuh memerlukan antioksidan, dalam hal ini lewat suplemen. Antioksidan juga digunakan untuk kosmetik. Ini penting agar bahan baku kosmetik tidak impor terus-menerus,” katanya.

Lebih jauh, produksi bahan baku obat dan kosmetik dalam negeri dapat terus meningkatkan perekonomian. Hal itu akan memperkuat tren positif penjualan produk obat-obatan dalam negeri yang meningkat dari Rp 53 triliun pada 2017 menjadi Rp 59,5 triliun pada 2019.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Menteri Kesehatan Nila Moeloek (tengah) meresmikan industri bioteknologi berbasis mikroalga pertama di Indonesia, PT Evergen Resources (ER), didampingi Direktur Utama PT ER Siswanto Harjanto (kedua dari kanan) dan komisaris perusahaan itu, Panda Nababan (kanan) di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). Budidaya mikroalga itu menghasilkan bahan aktif antioksidan Astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.

Dengan berkembangnya produksi bahan baku obat di Indonesia, ketergantungan akan impor dapat terus ditekan. “Penting untuk memiliki produk dalam negeri. Sebab, jika terus menerus impor, bisa saja satu waktu, negara tersebut tidak mengirim lagi ke Indonesia,” ungkap Nila.

Pendiri sekaligus Direktur Utama PT ER, Siswanto Harjanto, menuturkan, butuh waktu lima tahun untuk melakukan riset dan uji coba produksi mikroalga. Hal itu antara lain untuk mencari media serta kondisi terbaik agar mikroalga dapat tumbuh dengan sehat.

Dengan fasilitas budidaya produksi seluas satu hektar, PT ER ditargetkan bisa menghasilkan Astaxanthin 500 kilogram per bulan. “Untuk pasar, Indonesia sebenarnya masih jauh dari luar negeri. Astaxanthin sudah banyak dikenal di luar, tetapi di Indonesia baru mulai,” ujar Siswanto.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Suasana di area green house mikroalga PT Evergen Resources di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). Perusahaan bioteknologi berbasis mikroalga, yang diresmikan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, itu menghasilkan bahan aktif antioksidan Astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.

Baru dimulai
Selama ini, industri bioteknologi berbasis mikroalga dikuasai sejumlah perusahaan di Amerika Serikat, Israel, Jepang, dan beberapa negara Eropa. Kini, menurut Siswanto, waktunya Indonesia memiliki industri di bidang tersebut yang diakui dunia internasional.

Haematococcus pluvialis bukan satu-satunya jenis mikroalga yang akan dikembangkan. Ke depan, PT ER akan mencoba mengembangkan jenis lain.

Asisten Manajer Kultivasi PT ER, Yuliawan, menjelaskan, Haematococcus pluvialis dikembangkan di air tawar. Dimulai dari bibit, kemudian menjadi 1 liter, dan seterusnya. Saat sudah 5.000 liter, kemudian dikembangkan di rumah kaca atau green house dan saat mencapai 10.000 liter di photobioreactor (PBR).

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Pekerja beraktivitas di area photobioreactor (PBR) mikroalga PT Evergen Resources di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). Perusahaan bioteknologi berbasis mikroalga, yang diresmikan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, itu menghasilkan bahan aktif antioksidan Astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.

Adapun waktu yang dibutuhkan dari pengembangan laboratorium hingga panen sekitar 34 hari. “Pada akhirnya, produk kami yakni bahan baku obat (suplemen) dan kosmetik. Atau, bahan setengah jadi. Kemudian, produk ini kami suplai ke banyak tempat,” ucap Yuliawan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo, mengatakan, kepercayaan berinvestasi di Jateng terus meningkat. Umtuk itu, pihaknya akan terus memberi pelayanan perizinan yang lebih sederhana dan cepat.

Oleh ADITYA PUTRA PERDANA

Sumber: Kompas, 26 Juli 2019
—————
Industri Bioteknologi Berbasis Mikroalga Diresmikan di Kendal

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Suasana di area green house mikroalga PT Evergen Resources di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). Perusahaan bioteknologi berbasis mikroalga, yang diresmikan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, itu menghasilkan bahan aktif antioksidan astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.

PT Evergen Resources, perusahaan bioteknologi berbasis mikroalga pertama di Indonesia, diresmikan di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). Peresmian diharapkan mendorong produksi obat dan kosmetik dalam negeri.

Kompleks industri PT Evergen Resources (ER) di Kaliwungu yang dibangun tahun 2015 itu diresmikan oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek. Hadir juga antara lain Direktur Utama PT ER Siswanto Harjanto, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo, dan Bupati Kendal Mirna Annisa.

Nila berharap Kementerian Perindustrian lebih mendorong industri farmasi dalam negeri terus berkembang. Ini karena kesehatan itu luar biasa penting. Kesehatan ini ada di hulunya. Dengan sehat, orang bisa pandai, lalu turut meningkatkan ekonomi,” ujarnya.

PT ER merupakan perusahaan berbasis bioteknologi yang mengembangkan budidaya mikroalga, dengan produk pertamanya adalah AstaLuxe. Produk tersebut merupakan bahan aktif antioksidan astaxanthin, yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Menteri Kesehatan Nila Moeloek memberi sambutan pada peresmian industri bioteknologi berbasis mikroalga pertama di Indonesia, PT Evergen Resources, di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). Budidaya mikroalga itu menghasilkan bahan aktif antioksidan astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.

Nila menambahkan, budidaya mikroalga menghasilkan ganggang hijau haematococcus, yang kemudian menghasilkan astaxanthin. ”Banyak antioksidan yang dikeluarkan, yang kemudian diambil PT ER untuk diolah menjadi minyak dan powder. Ini bahan baku yang bermanfaat untuk kosmetik,” katanya.

Siswanto mengemukakan, laboratorium mikroalga di PT ER telah berstandar internasional. Laboratorium menerapkan standar operasional prosedur (SOP) yang tepat. Adapun kunci kesuksesnyaan ada di pembibitan. PT ER membuat formula nutrisi terbaik yang sehat, dengan proses yang cepat.

Komersialisasi produk disertai stabilitas dan keamanan tinggi. ”Dengan demikian, faktor kontaminasi terhadap produk kami minimalisasi. Ada juga masukan para ahli dari luar negeri yang berkunjung, kemudian kami tuangkan dalam bentuk desain serta kami gunakan,” ujar Siswanto.

Ia menambahkan, PT ER ke depan akan terus berinovasi. Oleh karena itu, haematococcus pluvialis, ganggang hijau penghasil astaxanthin bukanlah satu-satunya jenis mikroalga yang akan dikembangkan. Ke depan, jenis mikroalga lain juga masuk rencana untuk dikembangkan.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Pendiri dan Direktur Utama PT Evergen Resources Siswanto Harjanto memberikan sambutan pada peresmian perusahaan bioteknologi berbasis mikroalga tersebut di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). Budidaya mikroalga itu menghasilkan bahan aktif antioksidan astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.

Pada akhirnya, PT ER berharap bisa berkontribusi bagi pembangunan nasional lewat produk-produk yang inovatif dan kompetitif. ”Kami ingin turut berperan serta dengan rencana besar Presiden Joko Widodo, yaitu menuju Indonesia maju,” ujar Siswanto.

Kepercayaan investor
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dalam sambutan yang dibacakan Yulianto, mengatakan, kepercayaan para investor untuk berinvestasi di Jateng terus meningkat. Pihaknya pun akan terus memberi pelayanan perizinan yang lebih sederhana dan cepat.

Kualitas infrastruktur penunjang investasi pun terus ditingkatkan, begitu juga terkait dengan pendidikan vokasi demi menyediakan tenaga kerja di sektor industri. ”Dengan hadirnya industri dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Situasi kondusif ini kita rawat bersama,” ujar Ganjar.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Menteri Kesehatan Nila Moeloek (tengah) meresmikan industri bioteknologi berbasis mikroalga pertama di Indonesia, PT Evergen Resources (ER), didampingi Direktur Utama PT ER Siswanto Harjanto (kedua dari kanan) dan komisaris perusahaan tersebut, Panda Nababan (kanan) di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). Budidaya mikroalga itu menghasilkan bahan aktif antioksidan astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.–ADITYA PUTRA PERDANA

Editor AUFRIDA WISMI WARASTRI

Sumber: Kompas, 25 Juli 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 17 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB