Konsumsi sayur dan buah yang menyehatkan fisik sudah diketahui banyak orang, termasuk menyehatkan jiwa. Hasil penelitian di Inggris memberikan bukti lebih lanjut bahwa kesehatan jiwa yang diperoleh dengan makan buah dan sayur itu setara dengan kesehatan jiwa karena olahraga berjalan kaki delapan hari.
ARIEF RAHARDJO–Kreasi buah naga dan pisang. Konsumsi buah terbukti dapat menyehatkan jiwa.
Penelitian berjudul “Selada Senang: Sebuah Studi Longitudinal tentang Hubungan antara Konsumsi Buah dan Sayuran dengan Kesejahteraan di Inggris” itu dimuat dalam jurnal Social Science and Medicine yang juga dipublikasikan sciencedaily.com 5 Februari 2019. Penelitian dilakukan ilmuwan dari Universitas Leeds dan Universitas York, Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sudah diketahui bahwa makan buah dan sayuran dapat bermanfaat bagi kesehatan fisik. Baru-baru ini, penelitian baru menunjukkan bahwa itu juga dapat bermanfaat bagi kesejahteraan psikologis. Penelitian kami didasarkan pada pekerjaan sebelumnya di Australia dan Selandia Baru dengan memverifikasi hubungan ini menggunakan sampel Inggris yang jauh lebih besar,” tutur Neel Ocean dari Universitas Leeds.
Penelitian terdahulu tentang hubungan konsumsi buah dan sayur dengan kesehatan jiwa dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Warwick, Inggris, tahun 2014 lalu.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN–Aneka buah dan sayuran segar dijual pada bazar yang digelar di halaman Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Tim peneliti menemukan bahwa kesejahteraan mental tinggi dan rendah secara konsisten dikaitkan dengan konsumsi buah dan sayuran individu. Sebanyak 33,5 persen responden dengan kesejahteraan mental yang tinggi makan lima atau lebih porsi buah dan sayuran sehari, dibandingkan dengan hanya 6,8 persen yang makan kurang dari satu porsi. Sebanyak 31,4 persen dari mereka dengan kesejahteraan mental yang tinggi makan tiga-empat porsi dan 28,4 persen makan satu-dua porsi buah dan sayur.
Kesejahteraan mental meliputi perasaan optimisme, kebahagiaan, harga diri, ketahanan, dan hubungan baik dengan orang lain. Kesejahteraan mental penting bukan hanya untuk melindungi orang dari penyakit mental tetapi karena melindungi orang terhadap penyakit fisik umum dan serius.
Dalam laporan penelitian disebutkan, penelitian bertujuan untuk menambah literatur tentang hubungan konsumsi buah dan sayuran dan kesejahteraan dengan menggunakan data longitudinal dari sebuah studi di Inggris Raya.
Tim peneliti menggunakan teknik analitik data panel pada tiga gelombang yang dikumpulkan antara 2010 dan 2017—misalnya mengikuti individu yang sama dari waktu ke waktu–dalam Survei Longitudinal Rumah Tangga Inggris yang memiliki data 50.000 orang. Tim juga mengontrol perilaku diet, kesehatan, dan gaya hidup.
KOMPAS/PRIYOMBODO–Pembeli berbelanja sayur di pasar Mayestik, Jakarta Selatan, Jumat (01/02/2019). Konsumsi sayur-mayur terbukti dapat menyehatkan jiwa.
Hasil penelitian menunjukkan, kesejahteraan mental muncul terhadap peningkatan kuantitas dan frekuensi buah dan sayuran yang dikonsumsi.
Peneliti menemukan bahwa meningkatkan konsumsi buah dan sayuran oleh satu porsi–pada hari di mana setidaknya satu porsi dikonsumsi–meningkatkan 0,133 unit kesejahteraan mental. Peningkatan lima porsi dalam jumlah buah dan sayuran yang dikonsumsi meningkatkan 0,67 unit kesejahteraan mental.
Peneliti menyimpulkan, temuan mereka memberikan bukti lebih lanjut bahwa membujuk orang untuk mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayuran tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik mereka dalam jangka panjang, tetapi juga kesejahteraan mental mereka dalam jangka pendek.
“Mendorong kebiasaan diet yang lebih baik mungkin tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik dalam jangka panjang tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan mental dalam jangka pendek,” kata Peter Howley, peneliti lainnya dari Universitas Leeds.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan konsumsi harian seseorang dengan satu porsi buah dan sayur memberikan perkiraan peningkatan yang sama dalam kesejahteraan mental seperti 7,6 hari olahraga berjalan kaki terus menerus atau setidaknya 10 menit per 4 minggu.
ADITYA DIVERANTA UNTUK KOMPAS–Peserta “Jalan Santai” dalam perayaan Hari Ulang Tahun PT Jasa Raharja yang ke-58, Minggu (6/1/2019). Berjalan kaki menyehatkan jiwa.
Penelitian tahun 2014 di Inggris oleh tim ilmuwan Inggris dan Amerika Serikat menunjukkan, olahraga berjalan kaki berhubungan dengan kesehatan jiwa. Para peneliti mengevaluasi 1.991 peserta dari program Berjalan untuk Kesehatan di Inggris, yang membantu memfasilitasi hampir 3.000 orang berjalan mingguan dan menarik lebih dari 70.000 pejalan kaki biasa setiap tahun.
“Kelompok berjalan di lingkungan alami setempat dapat memberikan kontribusi yang berpotensi penting bagi kesehatan masyarakat dan bermanfaat dalam membantu orang mengatasi stres dan mengalami peningkatan emosi,” kata Sara Warber dari Fakultas Kedokteran Universitas Michigan, AS, seperti dikutip sciencedaily.com 23 September 2014.
Oleh SUBUR TJAHJONO
Sumber: Kompas, 6 Februari 2019