Perkuliahan Daring Diminati

- Editor

Rabu, 30 Januari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perkuliahan daring kian diminati. Perkuliahan yang sejatinya membuka kesempatan bagi calon mahasiswa yang berada jauh dari pusat pendidikan, ini kian diminati oleh kalangan pekerja yang ingin memperoleh gelar sarjana.

Seperti ditemukan di Bina Nusantara (Binus) Online Learning, Jakarta, Selasa (29/1/2019), setidaknya ada 5.000 mahasiswa aktif yang mengikuti perkuliahan daring di kampus ini. Mayoritas mahasiswa yang terdaftar adalah lulusan D3 yang ingin memperoleh gelar sarjana, dan juga para pekerja.

Direktur Binus Online Learning Program, Agus Putranto menyampaikan, bahkan belakangan mulai banyak lulusan SMA yang ikut mendaftar perkuliahan daring. Sebelumnya, sejak perkuliahan daring dibuka pada 2009, umumnya peserta didik berasal dari lulusan D3.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

–suasana orinetasi mahasiswa baru Binus Online Learning di Jakarta, Rabu (28/2). Kuliah secara daring terus dikembangkan di Indonesia. Foto Dokumentasi Universitas Binus

“Kami melihat adanya pergeseran tren mahasiswa. Sejak 2016, mulai banyak lulusan SMA yang mendaftar ke sini,” kata Agus.

Agus mengungkapkan, mahasiswa yang terdaftar di Binus Online Learning datang dari berbagai macam daerah di Indonesia dan dunia. Ada yang dari Bali, Aceh, Lampung, Kalimantan, Sumatera, Qatar, dan Korea Selatan.

“Kuliah daring ini cukup membantu karena mahasiswa tak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk akomodasi dan transportasi untuk mengikuti perkuliahan,” jelasnya.

Kepala Program Studi Teknik Informatika Binus Online Learning Program Bambang Dwi Wijanarko mengatakan, teknik belajar yang diterapkan dengan kuliah daring adalah diskusi dan tanya jawab. Dosen berperan sebagai fasilitator dan penghubung antarmahasiswa, sedangkan mahasiswa dituntut aktif dalam mengikuti perkuliahan.

“Metode belajar dengan cara diskusi dan tanya jawab ini lebih efektif bagi proses belajar mahasiswa,” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir mengatakan, angka partisipasi kasar perguruan tinggi di Indonesia adalah 34 persen. Angka ini dinilai masih kurang jika melihat perkembangan dunia yang begitu cepat.

Nasir berharap, pemerataan pendidikan bisa terjadi secara lebih menyeluruh. Hal itu bisa dicapai dengan memanfaatkan teknologi yang ada, seperti menggelar pendidikan jarak jauh.

“Angka partisipasi kasar di Korea Selatan mencapai 98 persen. Artinya, seluruh masyarakat usia perguruan tinggi di sana sudah mengecap pendidikan tinggi. Kita bisa menjembatani itu dengan teknologi, misalnya dengan e-learning. Dalam hal ini, teknologi informasi harus kita bangun,” kata Nasir saat ditemui di Jakarta, Selasa (22/1/2019) lalu. (SEKAR GANDHAWANGI)–MADINA NUSRAT

Editor MADINA NUSRAT

Sumber: Kompas, 29 Januari 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB