Panel surya cukup dipasang pada atap, tidak perlu lahan terlalu luas, dan bagi penggunanya bisa menghemat listrik PLN hingga 30 persen.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya terus berkembang dan diterapkan di banyak negara. PT Len Industri (Persero) di Bandung, Jawa Barat melalui anak perusahaannya, PT Surya Energi Indotama (SEI) ikut memberi alternatif baru lewat inovasi LenSOLAR.
Halaman depan kantor PT Len Industri begitu ramai oleh ratusan karyawan yang berkumpul, Rabu (31/10/2018), sekitar pukul 09.00. Suasana semakin riuh rendah diselingi sorak-sorai dengan kehadiran Menteri BUMN Rini M Soemarno. Rini datang dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-27 PT Len Industri, peluncuran empat produk PT Len Industri, serta pelepasan ekspor produk PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), dan PT Bio Farma (Persero).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gerai LenSOLAR menjadi salah satu pusat perhatian dan Rini meluangkan waktu relatif lama di sana. Dia didampingi Direktur Utama PT Len Industri Zakky Gamal Yasin, Dirut PT Pindad Abraham Mose, dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Peluncuran Len SOLAR di Bandung –KOMPAS/ SAMUEL OKTORA–Direktur Utama PT Len Industri Zakky Gamal Yasin (kanan) sedang menjelaskan tentang produk LenSOLAR kepada Menteri BUMN Rini M Soemarno (kiri) seusai acara peluncuran produk tersebut di Gerai LenSOLAR, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (31/10/2018).
LenSOLAR adalah inovasi pemanfaatan energi terbarukan melalui sistem Rooftop PV (Photovoltaics). PV merupakan sistem transfer radiasi matahari atau energi cahaya menjadi energi listrik. Sistem tenaga surya ini ditujukan untuk perumahan dan perkantoran, dengan peralatan dan panel surya yang tidak memakan banyak tempat. Penggunanya diklaim dapat menghemat listrik hingga 30 persen.
Di sana, Rini juga sempat masuk ke dalam mobil listrik sebagai contoh kendaraan yang mendapat suplai daya listrik LenSOLAR. Pada ruang sebelahnya, terdapat desain ruang tamu yang listriknya juga memanfaatkan LenSOLAR.
Produk lainnya adalah Len Rescue atau sebuah alat perespons darurat cepat (fast emergency responder) bernama LenTERA. Ada juga Len Dynatron, sebuah sistem traksi elektrik sebagai pengendali dan penggerak kendaraan yang bertujuan menarik atau mendorong menggunakan daya listrik. Tak ketinggalan, Len S-200, radar dua dimensi untuk pengawasan wilayah udara.
Dibuat anak negeri, kemampuannya teruji
Zakky mengatakan, dari simulasi yang sudah dilakukan dengan penggunaan LenSOLAR tipe 1.500 Watt, pengguna dapat menghemat Rp 3 juta per tahun. Hal itu mengacu pada tarif dasar listrik bulan Januari 2018 yang ditetapkan oleh pemerintah bagi pelanggan PLN.
“Kami langsung terkoneksi dengan masyarakat. Panel surya cukup dipasang pada atap, tidak perlu lahan terlalu luas, dan bagi penggunanya bisa menghemat listrik PLN hingga 30 persen” kata Zakky.
Kemampuan LenSOLAR yang diproduksi PT SEI ini juga sudah diakui dunia internasional. Salah satunya Solar Power Portal Award 2018 kategori Community Solar Installation of The Year 2018. Penghargaan ini diberikan Solar Media di Hilton Metropole NEC, Birmingham, Inggris, 17 Oktober 2018.
“LenSOLAR bakal berperan memuluskan target pemerintah Indonesia untuk mengubah 23 persen dari total pasokan energi menjadi energi terbarukan pada tahun 2025, dan 31 persen pada tahun 2050,” ujar dia.
Direktur Utama PT SEI Bambang Iswanto menjelaskan, salah satu keunggulan LenSOLAR adalah tidak menggunakan baterai. Sistem yang dikembangkan, PV On-Grid, yakni terhubung langsung dengan jaringan PLN.
Sebelumnya, PT SEI telah bekerja sama dengan Proinso, Proinso perusahaan dari Inggris, agen internasional produk inverter PLTS bernama SMA dari Jerman.
Produk inverter dari perusahaan ini salah satu yang terbaik di dunia, dan PT SEI dan Proinso membangun Off-Grid PLTS berkapasitas 492 kWp di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). PLTS ini telah mengalirkan listrik bagi 852 rumah dan 57 fasilitas publik di area-area terpencil di lintasan sepanjang 48 kilometer.
Peluncuran Len SOLAR di Bandung –KOMPAS/ SAMUEL OKTORA–Masuk – Menteri BUMN Rini M Soemarno masuk ke dalam mobil listrik sebagai contoh kendaraan yang mendapat suplai daya listrik LenSOLAR. Dari kiri ke kanan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Direktur Utama PT Len Industri Zakky Gamal Yasin, dan Dirut PT Pindad Abraham Mose.
“Mekanismenya menggunakan skema impor dan ekspor listrik dari dan ke jaringan PLN. Dengan demikian tidak menggunakan baterai, dan ini bagi pengguna akan lebih hemat, meski ada komponen inverter daya (pengubah arus listrik) dalam transmisi yang ada umur pakainya,” ucap Bambang.
Apabila energi listrik yang dihasilkan panel surya atau PV melebihi jumlah yang dibutuhkan, maka energi listrik akan diekspor ke jaringan PLN secara otomatis, dan dicatat di kWH meter sebagai surplus energi. Dengan demikian semakin banyak listrik dari LenSOLAR yang diekspor ke PLN, maka penggunaan listrik PLN semakin berkurang.
“Penghematannya di situ, bahkan tak menutup kemungkinan pelanggan PLN karena penghematannya sangat besar, mereka hanya membayar biaya dasar tagihan listrik (abodemen) PLN tiap bulannya,” ujarnya.
Ada tiga tipe andalannya yaitu 1.500 Watt, 3.000 Watt dan tipe 5.000 Watt.
Harga yang ditawarkan kepada konsumen untuk LenSOLAR tipe 1.500 Watt seharga sekitar Rp 50 juta, tipe 3.000 Watt (sekitar Rp 70 juta), dan tipe 5.000 Watt (Rp 90 juta).
Harga itu diakuinya terkesan masih mahal. Oleh karena itu, PT SEI kini sedang menjajaki kerja sama dengan lembaga pembiayaan atau perbankan supaya dapat menalangi dulu pembelian LenSOLAR, dan masyarakat kemudian dapat mengangsur dengan cicilan dan bunga ringan ke perbankan.
“Dengan penghematan yang akan diperoleh pengguna, keuntungan yang diraih dalam jangka panjang jauh lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian LenSOLAR ini. Pemanfaatannya akan luas sekali. Namun, butuh edukasi warga untuk memuluskannya” ujarnya.
Peluncuran Len SOLAR dan Lentera di Bandung –KOMPAS/ SAMUEL OKTORA–Foto bersama – Menteri BUMN Rini M Soemarno foto bersama dengan Direktur Utama PT Len Industri Zakky Gamal Yasin (kanan) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) di depan produk inovasi milik PT Len Industri, yakni Len Rescue atau sebuah alat perespons darurat cepat (fast emergency responder) bernama LenTERA. Tiga produk lain PT Len Industri yang juga diluncurkan pada kesempatan yang sama, yaitu LenSOLAR, Len Dynatron, sebuah sistem traksi elektrik sebagai pengendali dan penggerak kendaraan yang bertujuan menarik atau mendorong menggunakan daya listrik, serta Len S-200, radar dua dimensi untuk pengawasan wilayah udara.
Rini M Soemarno menyambut baik inovasi dalam LenSOLAR, dan dia juga berharap industri di Indonesia melakukan hilirisasi, proses dari bahan mentah sampai produk jadi. Selain itu, seperti PT Len Industri sebagai BUMN industri strategis tak hanya fokus membuat alat pertahanan, melainkan juga produk komersial.
“Ini dapat dilakukan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, seperti produk LenSOLAR sangat potensial dipasarkan di Jabar dengan penduduk yang besar, lebih kurang 50 juta jiwa,” kata Rini.–SAMUEL OKTORA
Sumber: Kompas, 26 November 2018