Mobil listrik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang menghabiskan dana hampir Rp 500 juta tersebut diakui masih prematur membutuhkan pengembangan lebih mendalam agar maksimal.
“Pemahaman orang dikira ini hanya prototipe dan hanya sebatas tahapan dan belum sama sekali layak,” kata Dosen ITS, M. Nur Yuniarto kepada detikOto lewat saluran telepon, Jumat (25/1/2013).
Nur menjelaskan mobil listrik yang masih belum diberi nama itu butuh waktu 2-3 tahun ke depan agar tampil prima. Setelah itu baru-lah mobil listrik ITS bisa diproduksi massal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah dikenalkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, mobil listrik tersebut bakal diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
“Saat ini kita masih lakukan untuk riset, mungkin 2-3 tahun ke depan baru bisa,” yakinnya.
Seperti diketahui, pihak ITS masih belum berani membocor spesifikasi mobil listriknya hingga tiba waktunya besok.
Mobil 4 penumpang bertenaga listrik ini adalah produk prototipe yang dihasilkan berdasarkan pengembangan mobil Listrik Tenaga Surya “Widya Wahana” yang dibuat oleh ITS pada 1989, sang Juara Mobil Irit “Sapu Angin” (2010) serta Mobil Listrik Tenaga Surya “Sapu Angin Surya” (2013).
ITS Masih Impor Motor dan Baterai Mobil Listrik dari China
Untuk mewujudkan mobil listrik di Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) harus mengimpor motor listrik dan baterai dari China.
Kedua komponen vital dalam mobil listrik tersebut didatangkan ke Indonesia dengan menghabiskan dana sebesar Rp 200 juta.
Hal demikian ditegaskan oleh dosen ITS, M. Nur Yuniarto ketika dihubungi detikOto, Jumat (25/1/2013).
“Motor listrik dan baterainya masih impor dari China. Dan menghabiskan dan sekitar Rp 200 jutaan,” kata Nur.
Impor ini memang masih sementara, sampai menunggu mobil listrik diproduksi massal. Namun ketika resmi diproduksi massal, ITS akan mengandalkan motor listrik dan baterai listrik buatan sendiri. Jadi ITS bisa tidak bakal mendatangkan penggerak untuk mobil listrik tersebut.
“Tiba saat produksi massal kita pakai motor dan baterai buatan sendiri,” kata Nur.
ITS saat ini tengah mempercepat pengembangan mobil listriknya yang kini masih dalam tahap tes. Paling cepat 3 tahun mendatang. Artinya mobil listrik ITS bisa diterima di masyarakat pada 2016. “Targetnya 2-3 tahun,” ucap Nur.
Nur mengakui, pengembangan mobil listrik ITS masih lama dan memakan banyak biaya. Dia pun tidak ingin mobil listrik ITS bernasib seperti mobil listrik dan mobil konvensional lain di dalam negeri.
“Mobil ini hanya untuk dipelajari. Dan belum tahu hasilnya,” imbuhnya ketika melirik mobil listrik hasil buatan ITS.
Nur menjelaskan pihaknya kini telah mengembangkan axial permanent magnet motors. Dan karena masih tahap pengembangan, daya yang dihasilkan pun belum maksimal untuk mengangkut mobil berbobot 1.200 kg.
“Untuk saat ini kita kita kembangkan sendiri dengan skala 2 kW yakni model axial permanent magnet motors. Ke depan berdasarkan literatur, kita tambahkan daya yang lebih besar lagi,” yakinnya.
Mobil listrik ITS seperti dikatakan dosen ITS tersebut memiliki bobot 1.000 – 1.200 kg. Bodi mobil listrik ITS terbuat dari pelat, sementara pada bumper depan dan belakang terbuat dari bahan fiber.
“Bodi dari plat karena melindungi pengedara dan penumpang. Dan bahan fiber pada bumper depan dan bumper belakang untuk menghemat berat,” tutupnya.
Platform Mobil Listrik ITS Sedikit Mengambil dari Mobil Jepang
Pihak Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tidak ingin dicap menjiplak dalam pembuatan mobil listrik untuk masyarakat Indonesia. Karenanya ITS pun berusaha untuk membuat platform untuk mobil listriknya.
Dosen ITS, M. Nur Yuniarto menjelaskan tidak ada kesulitan yang berarti dalam membuat platform mobil listrik besutannya. Menurut Nur, hanya di bagian suspensi depan dan belakang yang mengambil dari platform mobil asal Jepang, selebihnya merakit sendiri.
“Platform kita desain sendiri, hanya di bagian suspensi depan dan suspensi belakang yang kita ambil dari mobil Jepang,” kata Nur kepada detikOto, Jumat (25/1/2013).
Menurutnya alasan untuk mengambil bagian tersebut dari mobil lainsaat ini kita maish utuk ruset, mkn 2-3 tahun ke depan. karena bagian ini terbilang sulit. Untuk mencapai tahap sempurna sektor ini harus mampu menopang bobot mobil. Sementara itu ITS belum bisa membuat bagian-bagian tersebut.
“Yang paling sulit bagian itu. Soalnya bagian itu untuk menahan bobot mobil listrik ITS,” ucap Nur.
Nur menambahkan setelah menjalani tahap produksi, mobil listrik ITS secara keseluruhan memiliki bobot mencapai 1.200 kg. Namun dengan beberapa bagian platform yang mengambil dari milik mobil Jepang, dirasa bisa menahan bobot mobil listrik ITS.
Ke depannya, lanjut Nur pihak ITS harus mampu memproduksi sektor ini secara keseluruhan. “Beban mobilnya sekitar 1.000-1200 kg. Dan yang penting mobil ini jalan dulu,” tutup Nur.
Mobil Listrik ITS Menghabiskan Dana Rp 500 Juta
Dalam hitungan jam Indonesia kembali dikagetkan dengan mobil listrik buatan anak bangsa. Adalah akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang akan meluncurkan mobil listriknya Sabtu besok (26/1/2013). Berapa biaya yang dihabiskan untuk membuat mobil tersebut.
Dosen ITS, M. Nur Yuniarto mengatakan mobil listrik 4 penumpang tersebut menghabiskan dana hampir Rp 500 juta. Dana tersebut untuk membuat platform dan membentuk bodi, motor listrik dan baterai hingga menjadi mobil listrik prototipe.
“Biaya buatnya hampir Rp 500 juta,” kata Nur kepada detikOto, Jumat (25/1/2013).
Menurut Nur, mobil listrik buatan ITS bertenaga listrik 100 persen. Namun, mobil listriknya diakui tidak memiliki spesifikasi yang lebih baik daripada mobil listrik Dahlan Iskan.
“Ini plug-in. Jadi sama seperti mobil listrik Dahlan Iskan. Begitu juga pada sistem yakni sistem regenerative braking,” ucap Nur.
Sayang Nur belum bersedia mengungkapkan spesifikasi mobil listrik tersebut. Mobil Listrik ini akan diluncurkan di kampus ITS Sabtu besok (26/1/2013 pukul 14:00 WIB.
Mendikbud Namai Mobil Listrik ITS, EC ITS
Akhirnya, mobil listrik dengan kapasitas 4 penumpang yang dirancang oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) punya nama. Mobil yang masih berupa prototipe ini diberi nama EC ITS oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh.
Dengan maksud memotivasi, M Nuh sengaja menamai mobil listrik berkelir warna putih ini dengan sebutan EC ITS. Artinya, untuk meracik mobil ini adalah mudah, apalagi untuk mahasiswa ITS.
“Saya bukan ahli bahasa, namun saya berharap nama EC ITS menjadi motivator. Bahwa untuk merancang mobil listrik seperti ini adalah mudah, ITS pasti bisa,” kata M Nuh saat me-launching mobil listrik garapan tim ITS di Gedung Rektorat ITS Jalan Sukolilo, Sabtu (26/1/2013).
EC, lanjut dia, bacanya mirip easy (istilah dalam bahasa Inggris) yang berarti mudah.
Tidak menutup kemungkinan mobil ini memiliki generasi berikutnya. Nama EC ITS bisa jadi semakin mudahkan penamaan generasi selanjutnya.
M Nuh Puji Mobil Listrik ITS
Setelah dikembangkan cukup lama, mobil listrik buatan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya diperkenalkan juga.
Mobil ini langsung mendapat pujian dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh.
“Secara fundamental, mobil ini bagus,” ujar M Nuh di Gedung Rektorat ITS Jalan Sukolilo, Sabtu (26/1/2013).
Mobil listrik 4 penumpang yang dinamai EC (easy) ITS tersebut menghabiskan dana pengembangan hampir Rp 500 juta.
Dana tersebut untuk membuat platform dan membentuk bodi, motor listrik dan baterai hingga menjadi mobil listrik prototipe. Baterai dan motornya masih diimpor dari China.
Dosen ITS, M. Nur Yuniarto sebelumnya menuturkan harga baterai dan motor listriknya mencapai Rp 200 jutaan.
Impor ini memang masih sementara, sampai menunggu mobil listrik diproduksi massal. Namun ketika resmi diproduksi massal, ITS akan mengandalkan motor listrik dan baterai listrik buatan sendiri. Jadi ITS bisa tidak bakal mendatangkan penggerak untuk mobil listrik tersebut.
“Tiba saat produksi massal kita pakai motor dan baterai buatan sendiri,” kata Nur.
ITS saat ini tengah mempercepat pengembangan mobil listriknya yang kini masih dalam tahap tes. Paling cepat 3 tahun mendatang. Artinya mobil listrik ITS bisa diterima di masyarakat pada 2016. “Targetnya 2-3 tahun,” ucap Nur.