Internet Menjadi Gaya Hidup dan Membawa Pembaruan

- Editor

Jumat, 28 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di era perkembangan teknologi digital, internet sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang tidak dapat dilepaskan. Untuk menunjang kebutuhan tersebut, berbagai inovasi dimunculkan oleh perusahaan teknologi untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya.

Marketing Manager TP-Link Indonesia Biko Yoshia Sirus mengatakan, internet of things (IoT) menjadi gaya hidup dan membawa pembaruan dalam dunia teknologi.

”Segala industri mulai menggunakan internet dan menjadi salah satu kebutuhan hidup,” kata Biko dalam konferensi pers pengenalan produk terbaru dari TP-Link di Jakarta, Selasa (25/9/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–TP-Link memperkenalkan inovasi produk baru untuk mendukung kebutuhan internet masyarakat Indonesia dan konsep rumah pintar, Selasa (25/9/2018) di Jakarta.

Berbagai kegiatan dilakukan melalui internet, mulai dari bermain, mencari informasi, berkomunikasi, hingga berbisnis. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, penetrasi internet di Indonesia pada 2017 sebanyak 143,26 juta jiwa.

Adapun populasi penduduk Indonesia pada 2017 sebanyak 262 juta orang. Hal tersebut menunjukkan jumlah pengguna internet di Indonesia lebih dari setengah jumlah penduduk Indonesia, yaitu 54,68 persen.

IoT memiliki banyak manfaat dalam berbagai bidang, mulai dari kesehatan, pendidikan, keamanan, hingga dunia hiburan. Kehadiran IoT membutuhkan dukungan perangkat yang andal sehingga pengguna dapat memanfaatkan internet secara maksimal.

Dalam kesempatan ini, Biko memperkenalkan produk terbaru TP-Link. Mereka berinovasi dalam pembuatan Wi-Fi router dan lampu bohlam pintar untuk mewujudkan konsep rumah pintar.

Mereka memproduksi router seri Archer C5400X yang cocok digunakan untuk menjalankan permainan daring. Biko menjelaskan, router ini memiliki delapan antena dan mampu menghasilkan jaringan yang sangat cepat karena menggunakan teknologi AC54OO dan jaringan Tri-band.

Perangkat ini dapat diatur sesuai kebutuhan. Orangtua juga dapat mengontrol aktivitas anaknya agar tidak membuka konten negatif atau bermain terlalu lama.

Bagi orang yang memiliki mobilitas yang tinggi, TP-Link memproduksi perangkat wireless router 4G LTE. Perangkat ini dapat menggunakan kartu telepon genggam untuk semua jaringan. Pemakaiannya dapat untuk bersama-sama dan mudah dibawa.

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–Inovasi produk dari TP-Link berupa lampu pintar dan perangkat Wi-Fi router untuk memenuhi kebutuhan internet masyarakat Indonesia, Selasa (25/9/2018) di Jakarta.

Adapun untuk pelaku usaha kecil dan menengah, TP-Link memproduksi Pharos CPE610. Perangkat ini dapat digunakan untuk jaringan di luar ruangan. Biko menyebutkan, Pharos CPE610 dapat menjangkau hingga 30 kilometer. ”Perangkat ini cocok digunakan untuk orang yang memiliki usaha di lain tempat,” ujarnya.

B2B Sales Manager TP-Link Indonesia Tony mengatakan, alat ini telah dicoba di zona hijau. Apabila digunakan di Jakarta yang banyak hambatan, kemungkinan akan terjadi ketidakstabilan sinyal.

Meskipun demikian, perangkat ini dapat dikombinasikan dengan produk TP-Link tipe lain. Selain itu, Pharos CPE610 juga tahan petir.

Untuk mewujudkan konsep rumah pintar, TP-Link membuat lampu bohlam pintar seri LB130. Lampu ini dapat diatur menggunakan telepon pintar. ”Pengguna dapat mengatur warna cahaya yang dihasilkan dan tingkat kecerahannya menggunakan telepon pintar,” ucap Biko.

Ia menambahkan, lampu ini dapat dihidupkan dan dimatikan menggunakan telepon genggam secara jarak jauh selama terhubung dengan internet. Bahkan, lampu ini juga dapat diatur untuk waktu nyala dan mati.

Lebih mudah
Biko mengatakan, keberadaan internet bertujuan agar hidup lebih mudah. Oleh karena itu, sejumlah perusahaan teknologi akan berlomba-lomba menghasilkan produk yang membuat hidup seseorang menjadi lebih sederhana.

Toni menambahkan, TP-Link fokus pada industri kecil menengah sehingga inovasi yang dihasilkan masih menggunakan teknologi nirkabel yang mudah dijangkau.

Country Director TP-Link Indonesia Sterling Li menyebutkan, TP-Link berusaha memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia. ”Kami ingin memudahkan kebutuhan hidup orang,” lanjutnya.–PRAYOGI DWI SULISTYO

Sumber: Kompas, 25 September 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB