Siklon Tropis di Perairan Pasifik Picu Gelombang Tinggi

- Editor

Minggu, 10 Juni 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gelombang tinggi diperkirakan terjadi di sejumlah peraian Indonesia hingga tiga hari ke depan. Selain dipengaruhi embusan angin timuran, fenomena ini juga disebabkan munculnya siklon tropis Maliksi di perairan Pasifik.

Data Pusat Siklon Tropis Jakarta, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan, pada Jumat (8/6/2018) pagi siklon Maliksi berada sekitar 1.580 kilometer sebelah utara Kota Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Siklon ini bergerak ke utara dengan kecepatan empat kilometer per jam menjauhi wilayah Indonesia.

“Angin kencang akibat ekor siklon akan dirasakan di perairan utara Kalimantan atau laut China Selatan dalam tiga hari kedepan. Namun yang perlu di waspadai terutama peluang terjadinya gelombang tinggi di sejumlah perairan,” kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ramlan, di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Diperkirakan gelombang laut setinggi 1,25 – 2,50 meter (m) terjadi di perairan utara Papua Barat dan perairan utara Biak. Sedangkan gelombang laut setinggi 2,5 – 4 m berpeluang terjadi di Laut Cina Selatan.

BMKG–Siklon Maliksi berada sekitar 1580 km sebelah utara Kota Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Jumat (8/6). Siklon berdampak pada tingginya gelombang di utara Papua Barat dan perairan utara Biak

Selain pengaruh siklon tropis di Pasifik, menurut Ramlan, saat ini terjadi pola siklonik yang memicu pertumbuhan awan yang memanjang dari barat Sumatera hingga utara Kalimantan. Angin timuran juga bertiup kencang. Akibatnya gelombang tinggi juga terjadi di perairan sepanjang barat Sumatera hingga selatan Nusa Tenggara Barat.

Peluang hujan
Kepala Bidang Humas BMKG Hary Tirto Jatmiko mengatakan, di awal Juni 2018 ini relatif tidak ada gangguan cuaca skala global baik El Nino maupun La Nina. Semua indeks parameter tersebut menunjukkan kondisi netral dan diprediksi akan tetap seperti ini sampai November 2018.

Berdasarkan Indeks Monsun Asia dan Australia mengindikasikan adanya peluang pengurangan curah hujan di Sumatera bagian tengah, Kalimantan Barat dan Jawa bagian barat, didukung dengan anomali negatif suhu permukaan laut perairan Indonesia bagian tengah.

Evaluasi musim kemarau sampai awal Juni 2018, sebagian besar wilayah Indonesia (59,1 persen) telah memasuki musim kemarau seperti wilayah Aceh, Sumatera Utara, bagian tengah Riau, sebagian kecil Lampung, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, bagian selatan Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, bagian selatan Sulawesi Tenggara dan bagian utara Papua.

Sedangkan prakiraan peluang curah hujan lebih dari 20 mm dalam 10 hari pada periode mudik lebaran (11 – 20 Juni 2018) masih cukup tinggi terutama di wilayah Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Kalimantan bagian Tengah dan Timur, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Khusus untuk wilayah Jawa, Madura, Bali dan Nusa Tenggara peluang terjadinya hujan sangat rendah seiring dengan periode musim kemarau di wilayah tersebut.–AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 9 Juni 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB