Berinvestasi serius pada jenjang pendidikan anak usia dini tidak semata-mata untuk kepentingan pendidikan. Investasi pada pendidikan anak usia dini akan memberikan hasil yang signifikan, antara lain dalam mengatasi masalah kemiskinan dan mengoptimalkan bonus demografi.
Demikian terungkap dalam peluncuran buku berjudul Investasi di Usia Emas karya mantan Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ella Yulaelawati, di Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal saat tampil sebagai pembahas mengatakan, PAUD harus diyakini sebagai investasi bangsa. Kajian ekonom dari Universitas Chicago, James J Heckman, yang juga peraih hadiah Nobel tahun 2000 memperkuat pandangan PAUD sebagai suatu investasi bagi masa depan bangsa. ”Investasi pada PAUD yang berkualitas, relevan, dan kontekstual akan memberikan imbal balik yang berlipat ganda,” kata Fasli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
–Ella memaparkan, usia 0-5 tahun, atau disebut juga usia emas, menjadi masa yang tepat untuk meletakkan fondasi dalam mengembangkan nalar dan kecakapan sosial emosional serta kreativitas. Jika rangsangan di masa cemerlang anak ini dilakukan secara berkualitas, tumbuh generasi yang cerdas dan sehat sebagai aset yang berharga bagi keluarga dan bangsa.
Ella menambahkan investasi PAUD membutuhkan komitmen dalam investasi usia, investasi lingkungan, dan investasi implementasi. Berinvestasi di usia emas anak dapat berdampak dalam memutus rantai kemiskinan, meraih bonus demografi, merawat keindonesiaan., serta membangun etos kerja dan daya saing bangsa.
Investasi lingkungan yang dibutuhkan agar PAUD memberikan hasil yang baik yakni orang tua yang mengasuh anak dalam buaian atau kasih sayang, membentuk karakter generasi milenial, menyediakan lingkungan yang ramah anak, serta menciptakan guru prasekolah yang ideal. Adapun investasi implementasi diwujudkan antara lain dengan mengutamakan bahasa ibu untuk membantu anak memahami konsep, membebaskan anak untuk berkreasi, hingga membenahi pembelajaran membaca menulis dan menghitung (calistung) yang sesuai tahap perkembangan anak.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU–Diskusi soal pentingnya pemerintah untuk serius berinvestasi pada pendidikan anak usia dini. Diskusi terkait pelucnuran buku berjudul Investasi di Usia Emas karya Ella Yulaelawati dilakukan di Perpustakaan Nasional di Jakarta, Rabu (16/5/2018)
Investasi lingkungan yang dibutuhkan agar PAUD memberikan hasil yang baik yakni orang tua yang mengasuh anak dalam buaian atau kasih sayang, membentuk karakter generasi milenial, menyediakan lingkungan yang ramah anak, serta menciptakan guru prasekolah yang ideal. Adapun investasi implementasi diwujudkan antara lain dengan mengutamakan bahasa ibu untuk membantu anak memahami konsep, membebaskan anak untuk berkreasi, hingga membenahi pembelajaran membaca menulis dan menghitung (calistung) yang sesuai tahap perkembangan anak.
“Sejak di PAUD pun, soal gender harus diperhatikan. Kepentingan anak laki-laki untuk mendapatkan PAUD yang maskulin mulai harus mulai dipikirkan. KArena guru PAUD sebagian besar perempuan, suasana di PAUD jadi cenderung feminim, mulai dari suasana ruang hingga permainan,”kata Ella.
Selain itu, tambah Ella, ketertarikan anak perempuan pada bidang sains, teknologi, teknik/engineering, dan matematika (STEM) juga bisa ditumbuhkan sejak dini. Sebab, hingga saat ini masih sedikit perempuan yang ketika dewasa berkiprah di bidang STEM.
Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian mengatakan, dukungan anggaran untuk PAUD selama ini meningkat, seiring pengembangan program. Jika PAUD diyakini sebagai investasi, dukungan anggaran harus mampu mewujudkan PAUD berkualitas. Tantangan saat ini, peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan guru serta sarana dan prasarana PAUD,” ujar Hetifah.
Ketua Koalisi PAUD Holistik Integratif Widodo Suhartoyo juga tampil berbicara. (ELN)
ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: Kompas, 17 Mei 2018