Tantangan untuk meningkatkan akses dan mutu perguruan tinggi perlu terobosan dengan mengembangkan pendidikan tinggi jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Saatnya kapasitas PT dalam mengembangkan pendidikan jarak jauh berkualitas disiapkan.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memfasilitasi 90 perguruan tinggi negeri untuk belajar pada Universitas Terbuka yang sudah 33 tahun mengembangkan pendidikan terbuka dan jarak jauh. Kunjungan pimpinan 90 PTN dirangkai dalam acara bertajuk sinergi perguruan tinggi dalam perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan tinggi di Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Senin (16/4/2018).
Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Kadarsyah Suryadi mengatakan, pendidikan jarak jauh jadi tren yang terus berkembang. Indonesia bisa memanfaatkan peluang ini untuk terus meningkatkan jumlah mahasiswa yang masih minim di kawasan ASEAN, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan tinggi PT konvensional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Angka partisipasi kasar (APK) Indonesia sekitar 31,5 persen. Negara ASEAN lain seperti Malaysia APK-nya 37,2 persen, Thailand 51,2 persen, dan Singapura 82,7 persen. Adapun APK Korea Selatan 92,4 persen.
–Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat menyampaikan pengalaman UT selama 33 tahun mengembangkan pendidikan terbuka dan jarak jauh di Indonesia. Pemaparan disampaikan pada perwakilan pimpinan 90 perguruan tinggi negeri yang didorong menerapkan pembelajaran online.
Menurut Kadarsyah yang juga Rektor Institut Teknologi Bandung, di era digital ini terjadi demokratisasi pengetahuan. Materi dari ilmu pengetahuan sudah tidak terbatas lagi karena tersedia secara terbuka dan dapat diakses semua orang. Hal ini terwujud dengan berkembangnya sumber belajar daring yang terbuka dan juga massive open online course (MOOC).
”Teknologi digital ini harus dihadirkan ke PT untuk melengkapi pendidikan konvensional yang ada. Bahkan, PT kini juga bisa dialihkan atau dihadirkan pada alat teknologi digital seperti smartphone,” katanya.
Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat mengatakan, UT mampu bertransformasi dari pendidikan jarak jauh yang awalnya hanya mengandalkan modul cetak dan tutorial tatap muka kini secara penuh sudah sistem daring (online), mulai dari pendaftaran mahasiswa, bahan ajar daring, layanan tutorial daring, hingga ujian daring.
”Inovasi terbaru dalam pendidikan jarak jauh yang dikembangkan di UT adalah ujian online proctoring. Mahasiswa UT sudah bisa ujian dari rumah atau kantor secara online karena ada aplikasi yang mampu mengawasi ujian mahasiswa tanpa kehadiran pengawas secara fisik. Sekarang aplikasi sudah diuji coba dan Juni nanti mulai diterapkan. Pengembangan sistem pendidikan jarak jauh di UT juga didasarkan pada riset dan pengembangan,” tutur Ojat.
Terlayani di mana pun
Menurut Ojat, dengan pendidikan jarak jauh, akses kuliah untuk mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia bisa ditingkatkan. Mahasiswa di mana pun bisa terlayani pendidikan tinggi.
”Kami membuat nota kesepahaman dengan sekitar 20 PTN/ PTS untuk menguatkan. Dalam rangka akses, kami bekerja sama dengan PT lokal untuk bisa mengembangkan sistem pendidikan tinggi jarak jauh di daerah yang diadakan PTN lokal bekerja sama dengan UT,” kata Ojat.
Sementara itu, Menristek dan Dikti Mohammad Nasir mengatakan, pendidikan tinggi di Indonesia harus melakukan perubahan dengan melaksanakan pendidikan jarak jauh untuk mengantisipasi perkembangan dunia yang begitu cepat.
Menurut Nasir, peraturan mengenai pendidikan jarak jauh segera diterbitkan April-Mei. Kemristek dan Dikti akan membentuk Cyber University untuk menjamin kualitas pendidikan jarak jauh yang akan masif diterapkan di PTN/PTS. (ELN)–ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: Kompas, 17 April 2018