Kredit lunak dibutuhkan generasi muda kalangan rentan miskin dan menengah-bawah. Bantuan seperti ini memungkinkan mereka mengakses pendidikan tinggi ataupun bertahan di bangku kuliah tanpa dibebani biaya tidak langsung pendidikan tinggi.
Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Amich Alhumami, akhir pekan lalu, di Jakarta, mengatakan, kredit lunak untuk mahasiswa diperlukan guna memberikan akses pendidikan tinggi kepada semua kalangan ekonomi.
Data Kementerian Riset, Teknologi, dan Dikti tahun 2017 menunjukkan hanya 33,4 persen penduduk Indonesia berusia 19-34 ?tahun yang duduk di bangku kuliah. Mayoritas mahasiswa, yakni 62,2 persen, berasal dari Kuintil 5.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan Kuintil 5 sebagai 20 persen penduduk terkaya. Adapun Kuintil 1 atau 20 persen penduduk termiskin mencakup 10 persen dari total mahasiswa. ”Mereka sangat terbantu dengan adanya program beasiswa Bidikmisi,” kata Amich.
Ia menuturkan, patut diperhatikan pula kalangan rentan miskin dan kalangan menengah-bawah? yang jumlahnya mencakup 60 persen dari penduduk Indonesia. Jika berpatokan pada data Kemristek dan Dikti, hanya 30 persen mahasiswa Indonesia berasal dari kalangan menengah dan menengah-bawah.
–Mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Imu Pendidikan Ar-Rahmaniyah mengikuti perkuliahan di kampus mereka di Citayam, Depok, Jawa Barat, Selasa (13/3). Pemerintah tengah menggagas pemberian kredit lunak untuk memperlancar penyelesaian studi bagi mahasiswa di samping memperluas akses ke perguruan tinggi.–Kompas/Riza Fathoni (RZF)–13-03-2018
Tingginya biaya kuliah, baik biaya langsung maupun tidak langsung, mengakibatkan pendidikan tinggi memberatkan kelas menengah dan menengah- bawah. ”Untuk hidup sehari-hari, golongan ini tidak punya masalah. Tetapi, biaya tak langsung pendidikan tinggi sangat memberatkan mereka,” ujar Amich.
Biaya tidak langsung mencakup biaya transportasi, biaya menyewa tempat tinggal jika harus kuliah di wilayah lain, biaya kebutuhan sehari-hari, biaya buku, biaya fotokopi, dan biaya pulsa telepon.
Satuan biaya
Survei Sosial-Ekonomi Nasional BPS 2015 menunjukkan, setiap semester, satu orang mahasiswa butuh setidaknya Rp 6.132.856 untuk biaya langsung dan tidak langsung. Itu belum mencakup transportasi harian, makan, dan sewa. ”Bagi orangtua dengan gaji sebesar upah minimum rata-rata, kuliah merupakan beban. Apalagi jika mereka memiliki beberapa orang anak atau ada anggota keluarga yang harus dirawat karena sakit. Kuliah bukan prioritas,” papar Amich.
Karena itu, kredit lunak akan sangat membantu. Penerapannya bisa dilakukan di perguruan tinggi yang mapan secara keuangan. Amich mengatakan, perguruan tinggi bisa menjamin agunan atas kredit yang diberikan oleh bank. Sebab, perguruan tinggi punya data mahasiswa yang dinilai layak mendapat pinjaman dan bisa pula mempertanggungjawabkannya.
Secara terpisah, Menristek dan Dikti Mohammad Nasir mengatakan, terwujudnya kredit pendidikan bagi mahasiswa menjadi peluang yang baik untuk mendukung kepastian pendanaan pendidikan bagi mereka yang membutuhkan.
Menurut Nasir, dukungan pembiayaan pendidikan bagi mahasiswa tidak mampu selama ini diwujudkan lewat beasiswa Bidikmisi. Namun, jumlahnya terbatas. Pada tahun ini dialokasikan untuk 90.000 orang.
Adapula beasiswa afirmasi untuk lulusan SMA sederajat dari Papua, Papua Barat, serta daerah tertinggal lainnya. Penerimanya lulusan SMA/ sederajat yang berprestasi. Tahun ini tersedia kuota untuk 2.000 mahasiswa. Penerima mendapat beasiswa dan biaya hidup dari awal kuliah hingga selesai.
Beasiswa lainnya yakni peningkatan prestasi akademik (PPA). Beasiswa ini untuk mahasiswa yang berprestasi akademik dan nonkademik. Penerima mendapat dana Rp 400.000 per bulan selama satu semester. Kuota yang diberikan berfluktuasi. Baru dua tahun terakhir kuota ada sekitar 130.000 mahasiswa.
Beasiswa ini untuk lulusan SMA/sederajat yang hendak kuliah. Pemerintah memberikan beasiswa uang kuliah dan biaya hidup dari awal masuk hingga meraih gelar sarjana.
Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis mengatakan, pihaknya memberikan bantuan bagi mahasiswa yang mengalami masalah finansial lewat beasiswa yang disediakan pemerintah, dunia usaha, dan kampus serta penyesuaian biaya kuliah. (DNE/ELN)–LARASWATI ARIADNE ANWAR / ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: Kompas, 26 Maret 2018