DALAM film drama, film science fiction, atau bahkan cartoon cinema sering kita jumpai tokoh-tokoh dalam film menggunakan kacamata pintar dengan desain futuristik yang dilengkapi teknologi canggih untuk memberikan berbagai macam informasi dan fungsi hanya dengan menekan beberapa set tombol kecil di bagian samping kacamata atau bahkan hanya dengan mengalihkan pandangan atau gerakan mata.
Tampaknya, kacamata pintar desain futuristik dalam film science fiction ini tidak lagi hanya ada dalam cerita fiktif. Adalah Google yang akan memelopori memperkenalkan kacamata pintar dalam dunia nyata.
Proyek penggarapan kacamata pintar ini baru dirintis Google sejak Februari lalu di Mountain Voiew, California, dan baru dirilis akhir-akhir ini. Saat ini Google tengah serius menggarap kacamata pintar yang disebut dengan Project Glass atau Google Glass. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Google telah memperkenalkan tahap produksi awal kacamata pintar kepada publik melalui dua pendiri perusahaan IT raksasa tersebut yang beberapa kali menggunakan prototipe Project Glass, Sergey Brin dan Larry Page.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gadget bernama Project Glass itu memiliki rencana memasukkan berbagai fasilitas, fitur dan layanan produk Google ke dalam kacamata dengan lensa yang berfungsi sebagai display screen (tampilan layar) dan memiliki fitur voice recognition untuk melakukan berbagai input data dan informasi.
Berbagai Hal
Dengan pengembangan teknologi yang canggih, kacamata pintar ini merupakan kacamata multitasking, yaitu bisa melakukan berbagai hal dan membantu orang-orang yang menginginkan informasi secara cepat dan akurat serta orang yang menyandang cacat tunarungu, misalnya.
Project Glass bahkan bisa diintegrasikan dengan smartphone. Dengan pengintegrasian ini, Project Glass mampu melakukan aktivitas laiknya menggunakan handphone seperti melakukan panggilan, menerima panggilan masuk, mengirim dan menerima pesan, mengambil foto dan navigasi arah atau menampilkan peta jalan. Dikontrol dengan suara, kacamata pintar dalam video demonya juga bisa digunakan untuk melakukan browsing online, mengirim dan menerima email, bahkan melakukan panggilan video chat. Bahkan kacamata ini bisa digunakan untuk menampilkan berbagai data dan informasi cuaca, lokasi pengguna, dan lokasi pengguna lain dengan sistem google latitude.
Kelebihan fantastis ini cukup digunakan dengan menggerakkan penggunaan kacamata pada objek. Dan informasi yang berkaitan dengan objek akan segera ditampilkan, misalnya saat pemakai memandang ke arah langit, maka Project Glass akan memberikan informasi mengenai keadaan cuaca dan temperatur di depan mata pada screen kacamata.
Dilengkapi
Google juga telah merilis video demo yang mampu memperlihatkan aktivitas seseorang melalui Project Glass yang digunakan pemakai. Project Glass akan dilengkapi dengan teknologi sensor gerak dan teknologi pemetaan GPS. Cara pemakaian cukup dengan melakukan klik serta menggulirkan layar, dan memanfaatkan fungsi kepala dengan cara memiringkan sesuai petunjuk.
Meski perkembangan hingga kini belum sempurna, tapi Google terus berupaya melakukan pengembangan untuk mampu memenuhi sistem kerja Project Glass seperti yang dijanjikan. Tapi, meski masih berupa purwarupa, saat terakhir kali diperkenalkan, Project Glass sudah cukup sempurna dan memiliki beberapa kemampuan canggih.
Dalam sebuah kesempatan uji prototipe, Google sudah membuktikan total 13 jepretan foto dan 1 video berdurasi 15 detik. Video ini diberi judul ”Jumping Video”. Sebuah video itu merupakan rekaman dari seseorang yang memakai Project Glass dan digunakan dengan bermain lompat-lompat di atas trampolin dan berhasil menjungkirbalikkan tubuh selama 3 kali. Ketika melakukan jungkiran ke empat, ia gagal dan video berhenti. Hasil video masih meninggalkan kekurangan karena video tidak mengeluarkan suara pada detik ke-4 dan ke-5.
Jika benar-benar berhasil dengan konsep yang dijanjikan, kacamata pintar ini akan sangat berguna bagi beberapa orang, terutama yang memiliki keterbatasan kemampuan fisik, terutama penderita tunarungu. Kemampuan ini akhirnya dipatenkan Google dalam 9 hak paten untuk melindungi aspek kacamata pinter ini. Di antara kemampuan yang dipatenkan adalah Project Glass bekerja dengan sistem mendeteksi dan menginterpretasikan suara di dekatnya, display heads up akan memproyeksikan tanda berupa tanda panah dan cahaya flash untuk menunjukkan arah dan intensitas level suara.
Meski memiliki keunggulan yang cukup signifikan dalam membantu manusia normal dan manusia yang menyandang cacat tunarungu dari bahaya, Project Glass tidak luput dari sasaran kritik. The New York Times mengkritik bahwa Project Glass justru tidak akan memberikan kenyamanan seperti yang dibayangkan. Dalam hal penglihatan, Project Glass justru akan mengganggu karena mata terus-menerus disajikan berbagai macam informasi di depannya sehingga tidak fokus. Selain itu, karena terlalu asyik dengan kacamata pintarnya, akan membuat seseorang kehilangan interaksi dengan sekitar.
Terlepas dari pro dan kontra, teknologi gadget ini akan membawa perkembangan positif bagi dunia teknologi dan menjadi sebuah lompatan ke masa depan dengan teknologi yang benar-benar canggih.
Google berencana akan menargetkan semua fitur dan fasilitas segera selesai pada tahun depan. Rencananya kacamata pintar ini akan dibanderol sebesar 380 euro atau sekitar 4,6 juta rupiah. Bila benar-benar dirilis, dari desain akan sudah terlihat menarik bagi pengguna, seperti karakter dalam film-film science fiction. (24)
M Hadi Bashori, penulis lepas, tinggal di Semarang
Sumber: Suara Merdeka, 2 Juli 2012