Perhatikan Rantai Pasokan di Hulu

- Editor

Sabtu, 21 Oktober 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Inovasi teknologi dari lembaga riset atau perguruan tinggi memerlukan peningkatan skala menengah atau industri antara sebelum masuk ke skala besar di industri. Pemerintah siap membantu dengan melihat potensi ekonomi dan dampaknya bagi masyarakat dan pemecahan masalah nasional.

Hal ini disampaikan Direktur Inovasi Industri Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristek dan Dikti) Santosa Yudo di sela-sela Inovator Inovasi Indonesia Expo 2017 di Grand City, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (20/10).

Dalam hal ini, lanjut Santosa, perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT) yang tengah dibina Kemristek dan Dikti dapat masuk ke tahap lanjut untuk hilirisasi ke industri skala besar, tetapi harus melihat dua aspek itu. Pembangunan industri skala antara diperlukan untuk menekan kegagalan dan kerugian yang besar di industri besar jika ternyata teknologi ini tidak layak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

PPBT merupakan bagian dari rantai suplai dalam bisnis. Agar berkembang, perusahaan pemula ini perlu memperhatikan rantai bisnisnya. Mereka harus memikirkan inovasi di bidang produksi skala menengah yang merupakan bagian tengah dari rangkaian ini.

Untuk suatu produk pangan, misalnya, harus dipastikan ketersediaan dan kesinambungan rantai pasokan bahan bakunya. Selain itu, harus diperhatikan juga bagian akhirnya, yaitu pasarnya. “Ini harus dibicarakan dengan BPOM, Kemenkes, industri, dan distributor supaya rantai pasokan terjalin,” ujarnya. Kemristek dan Dikti akan membantu jika PPBT ingin meningkatkan skala kapasitasnya karena tuntutan dari pengguna atau industri.

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemristek dan Dikti Jumain Appe mengatakan, pihaknya akan melihat aspek riset dan pengembangan untuk mendorong peningkatan kesiapan teknologi dan juga inovasi untuk meningkatkan kesiapan industri atau manufaktur dan komersialisasi. “Lembaga litbang kerap kurang memperhatikan besaran nilai tambah yang dihasilkan. Padahal, inilah kata kunci bagi industri,” ujarnya.

Santosa mengambil contoh hilirisasi garam farmasi, enzim, dan implan tulang. PPBT yang melaksanakan pengembangan inovasi ini telah melakukan proses peningkatan industri skala antara. Saat ini, perusahaan tertarik untuk menerapkan skala industri karena melihat prospek nilai tambah ekonomi yang tinggi. “Jika industri tidak tertarik karena nilai yang dihasilkan belum memenuhi tingkatan yang diharapkan industri,” lanjutnya.

Pemerintah perlu membantu menyediakan laboratorium dalam skala produksi atau teaching industry untuk produk inovasi teknologi di perguruan tinggi. Biasanya skala laboratorium relatif kecil, berkisar 2-3 gram hasil prosesnya. Adapun industri yang didirikan berskala 100 gram.

Kemristek dan Dikti, misalnya, juga membantu membangun pabrik katalis hasil inovasi peneliti dari Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung. Dalam hal ini, Pertamina akan membangun industri katalis tersebut dalam skala besar. (YUN)

Sumber: Kompas, 21 Oktober 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB