Riset Parasit; Cara Baru Identifikasi Zoonosis Malaria

- Editor

Senin, 9 Januari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penyebaran parasit malaria jenis Plasmodium knowlesi yang biasa menjangkiti hewan ke manusia belum banyak diketahui sekalipun terjadi di Sarawak, Malaysia, tahun 2004. Penggunaan metode diagnosis baru DNA barcoding terbukti mampu mengidentifikasi plasmodium ini sehingga pemetaan ke depan diharapkan lebih efektif.

DNA barcoding, yaitu metode identifikasi parasit menggunakan penanda gen sitokrom c oksidase subunit I” (C0I) DNA mitokondria, berhasil mengidentifikasi pasien positif tertular Plasmodium knowlesi di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Hal itu juga menunjukkan, zoonosis parasit malaria dari satwa primata Plasmodium knowlesi dengan inang alami monyet ekor panjang (Macaca fascicuIaris) dan monyet ekor pendek (Macaca nemestrina) telah ditemukan di Indonesia.

Penggunaan DNA barcoding diajukan peneliti Lembaga Biologi Molekuker Eijkman, Wuryantari, dalam disertasi doktoralnya pada Program Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jumat (6/1). ”Baku emas diagnosis parasit malaria masih berdasarkan identifikasi mikroskopik. Selain butuh keahlian tinggi, teknik ini juga punya kelemahan menentukan spesies parasit apabila terjadi infeksi campuran dan parasitemia yang sangat rendah,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Wuryantari, keberadaan jenis baru parasit malaria, yaitu Plasmodium knowlesi, sulit diidentiiikasi menggunakan teknik mikroskopis. Oleh karena itu, butuh metode lain bersifat lebih universal. Tidak hanya bisa mengidentilikasi parasit di manusia, tetapi juga di hewan.

“Kesimpulan penelitian, barcode COI dapat spesifik dan sensitif mengidentifikasi spesies parasit malaria dan dapat diaplikasikan sebagai alat identifikasi zoonosis malaria,” katanya.

Pada penelitian itu, Wuryantari menggunakan barcode COI untuk mengidentifikasi spesies parasit malaria pada 2.309 subyek manusia di Kalteng. Ia juga menggunakan metode itu untuk mengidentifikasi parasit malaria pada primata. Lalu, membandingkan dengan metode mikroskopis dan penanda gen 18SrRNA.

Hasilnya, penapisan parasit malaria pada populasi manusia di Kalteng menggunakan barcode COI mengidentitikasi 3,34 persen (78/2.309) kasus malaria, dua di antaranya malaria Plasmodium knowIesi.

Sebelum ada laporan kasus zoonosis malaria tahun 2004 di Sarawak, ada empat spesies parasit malaria menginfeksi manusia: Plasmodium falciparum, P vivax, P malariae, dan P ovale. WHO lalu menetapkan P knowlesi yang biasa menginfeksi satwa primata, terutama monyet ekor panjang dan monyet ekor pendek, jadi parasit kelima yang menginfeksi manusia.

Ketua tim penguji yang juga Guru Besar Parasitologi Fakultas Kedokteran UI Agnes Kurniawan mengapresiasi temuan itu. Ia memberi catatan efektivitas biaya jika menggunakan DNA barcoding yang lebih mahal dibandingkan dengan mikroskopis. (AIK)

Sumber: Kompas, 9 Januari 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB