Kapal Pelat Datar Siap Diproduksi

- Editor

Minggu, 28 Agustus 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menristekdikti Dorong Industri Kapal Karya Anak Bangsa
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menargetkan kapal pelat datar, inovasi dosen dan pengusaha asal Universitas Indonesia, diproduksi massal mulai 2017. Dengan manfaat efisiensi produksi dan efektivitas kapal beroperasi, kapal nelayan dan pelayaran rakyat didorong memakai rancangan kapal itu.

”Kami segera menjalankan sertifikasi. Jika lolos, akan cepat produksi massal,” ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir, di Tangerang, Banten, Sabtu (20/8), seusai uji coba purwarupa kapal pelat datar melalui Sungai Cisadane menuju area Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Jakarta. Kemenristek dan Dikti akan mendanai sertifikasi kapal itu.

Dosen Teknik Perkapalan UI, Hadi Tresno Wibowo, memperkenalkan teknologi kapal itu. Tim peneliti pada 7 November 2013 mendaftarkan desain kapal untuk mendapat paten. Menurut Hadi, pendaftaran paten bukan demi meraup laba dari komersialisasi kapal pelat datar, melainkan agar desain tak diklaim asing. Agar inovasi diaplikasikan warga, pengusaha di bawah Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis UI mendirikan PT Juragan Kapal, perusahaan desain dan produksi kapal pelat datar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Koran_Sindo_Nasional_2016-08-22_News_Kapal_Pelat_Datar_Diproduksi_Massal_2017_1Kapal pelat datar berbahan utama baja, dengan konstruksi memakai pelat baja datar yang tanpa pelengkungan pelat (bending process), seperti kapal baja umumnya. ”Jika orang mendesain kapal, biasanya se-streamline mungkin. Kita patahkan itu, jadi pelatnya datar semua, tak melalui pelengkungan,” kata Hadi.

Tidak eksklusif
Pihaknya berkomitmen tak membuat desain kapal eksklusif demi memaksimalkan laba, tetapi untuk kepentingan nelayan dan pelayaran rakyat. Bahkan, para nelayan dan pelaku pelayaran rakyat diharapkan bisa membuat kapal sendiri berdasarkan desain, dan ukuran sesuai kemampuan keuangan pembuat.

Tim mengajak tiga nelayan asal Pulau Untung Jawa untuk mengikuti proses produksi hingga pengoperasian satu kapal sebagai contoh guna memahami proses pembuatan. Kini, kapal beroperasi mengantar turis dari Untung Jawa ke Pulau Onrust.

Nasir menjelaskan, pada 2017, produksi massal kapal pelat datar ditargetkan dilakukan PT Juragan Kapal, lalu nelayan diharapkan bisa membuat sendiri mulai 2018. PT Juragan Kapal diminta memasok pelat baja dengan potongan sesuai desain dan ukuran, agar nelayan dan pelaku pelayaran rakyat tak perlu memotong pelat sehingga tak meninggalkan limbah logam bekas.

Produksi kapal pelat datar 30 persen lebih cepat dan 25 persen lebih murah dibandingkan kapal baja umumnya. Pelengkungan baja jadi tahap terumit dan mahal produksi kapal baja.

Bahkan, kapal baja pelat datar pun masih lebih unggul jika dibandingkan dengan kapal berbahan serat kaca dan kayu, untuk ukuran yang sama. Contohnya, untuk kapal nelayan bertonase kotor (GT) 10, harga (jika tanpa mesin) untuk kapal pelat datar adalah Rp 250 juta, sedangkan kapal serat kaca Rp 430 juta dan kapal kayu Rp 325 juta. “Jadi, siapa bilang kapal baja selalu mahal,” kata Hadi.

Di sisi lain, lanjut Hadi, kapal pelat datar inovasi UI memiliki haluan lambung berbentuk kapak (axe bow), dikombinasikan dengan desain semi-trimaran pada lambung yang membentuk huruf W. Ini memberi manfaat ganda. Pertama, ujung kapal bisa memecah gelombang laut sehingga kapal stabil. Kedua, gelombang mengalir ke tengah, menuju baling-baling kapal di belakang, dan membantu menambah daya dorong pada kapal sehingga hemat energi.

Berdasarkan uji coba ke Untung Jawa, Nasir mengatakan, purwarupa kapal pelat datar hemat energi hampir dua kali lipat dibandingkan dengan kapal serat kaca yang sama-sama berukuran GT 3 dan mendampingi pelayaran. Kapal pelat datar yang ditumpanginya menggunakan mesin dengan total daya 170 PK (paar de kraft, satuan daya kuda dalam bahasa Belanda), tetapi mampu melaju 24 knot (44,4 kilometer per jam) seperti kapal serat kaca yang menggunakan mesin 300 PK di sisinya.
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Agustus 2016, di halaman 12 dengan judul “Kapal Pelat Datar Siap Diproduksi”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB