Siapa bilang produk Tiongkok mudah rusak? Siapa bilang ponsel cerdas harus mahal? Smartfren, operator Indonesia yang memiliki kepentingan strategis membawa teknologi terbaru ke Indonesia, mematok harga perangkat Andromax di bawah Rp 2 juta dengan target segmen menengah dan menengah bawah.
Sejak menjalin kerja sama dengan Smartfren tahun 2012, Hisense, perusahaan elektronik asal Tiongkok, tersebut memasok perangkat berteknologi terbaru untuk Smartfren di bawah merek Andromax sesuai perkembangan zaman.
Jumlah pengguna Smartfren saat ini 13,5 juta. Masih relatif kecil apabila dibandingkan dengan pengguna Telkomsel yang mencapai 100 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Survei yang dilakukan Smartfren menunjukkan umumnya usia pengguna Smartfren, termasuk perangkat Andromax, antara 15 tahun dan 30 tahun, sebagian besar tinggal di Jakarta dan Bodetabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Mereka melek internet dan menggunakan media sosial. Apabila di kota-kota kecil orang lebih banyak menggunakan telepon seluler hanya untuk menelepon, lain halnya dengan pengguna di kawasan perkotaan.
Mahasiswa dan karyawan baru haus teknologi, beraktivitas dengan internet sehingga butuh perangkat yang punya memori besar, kamera bagus, dan harganya terjangkau, serta dilengkapi layanan purnajual di 109 kota di seluruh Indonesia. Jika ada masalah di perangkat, mereka dapat langsung ke galeri dan menghubungi call center 24 jam.
Saat berdiri tahun 2007, perusahaan telekomunikasi milik Sinar Mas ini bernama Smart dan hanya melayani CDMA. Pada 2010, Smart merger dengan Fren, dan kedua perusahaan itu sepakat menamakan diri Smartfren dengan nomor 0888xxxxxxx.
Ketika Smart bermain di CDMA, perangkat CDMA di Indonesia jumlahnya kurang dari 3 persen.
Pasar terbuka
Kini setelah memasuki pasar terbuka (open market) 4G LTE, akses Smartfren makin besar. Selain di perangkat di bawah brand Hisense, nomor Smartfren dapat digunakan di Lenovo, Samsung, termasuk merek lokal Indonesia. Ini berarti pengguna nomor Smartfren dapat memasang kartu SIM di perangkat Samsung, Lenovo, dan lainnya. Smartfren ingin menegaskan kepada khalayak, Smartfren adalah operator, bukan vendor perangkat.
“Kalau orang berpikir Andromax merek lokal, kini mereka bisa menggunakan nomor Smartfren di perangkat Samsung dan Lenovo. Akses Smartfren tidak lagi hanya pada perangkat Andromax,” kata Roberto Saputra, Chief Brand Officer Smartfren, dalam percakapan dengan Kompas di sela-sela perjalanan ke gedung Hisense Tower dan Hisense Multimedia Research and Development (R&D) di Qingdao, Tiongkok, 10-11 Mei 2016.
Dengan model bisnis open market, Smartfren ingin nomor-nomor Smartfren digunakan di semua perangkat, tak hanya Andromax. Di ponsel pintar produk Hisense yang akan diluncurkan awal Juni 2016, nomor Smartfren sudah masuk di perangkat yang memiliki dua SIM itu. Di perangkat Hisense, misalnya, Smartfren menawarkan paket unlimited dengan mengisi top up Rp 75.000.
KOMPAS/ROBERT ADHI KUSUMAPUTRA–Gedung Pusat Riset dan Pengembangan (Research & Development/R&D) Hisense Group Salah di Qingdao, Tiongkok, Rabu (11/5).
Lima seri Andromax yang dluncurkan pada 2015 semuanya produk Hisense. Demikian juga Andromax yang dirilis tahun 2016 ini sebagian besar produksi Hisense.
Lompatan jauh Smartfren dari CDMA ke 4G LTE belum disadari banyak pengguna. Ada yang masih berpikir Smartfren adalah CDMA yang 4G. Padahal, CDMA ya CDMA dan Smartfren sudah meninggalkan CDMA. “Tantangan kami adalah bagaimana melakukan edukasi, mengubah persepsi masyarakat terhadap Smartfren yang telanjur menyamakan Smartfren dengan teknologi CDMA di masa lalu,” kata Roberto.
Teknologi CDMA sudah selesai karena pengguna ponsel pintar umumnya menggunakan data. Semua BTS EDVO milik Smartfren kini dilengkapi dengan 4G agar semua pindah ke 4G. Jika spektrum makin luas, kecepatan makin maksimum. Jangkauan LTE lebih luas. Di jaringan 4G LTE, kecepatan data dan layanan data lebih cepat,” kata Hartadi Novianto, Head of Mass Product Smartfren.
Teknologi Volte
Smartfren kini bergerak maju menyesuaikan diri mengikuti teknologi terkini. Bahkan, Smartfren adalah operator telekomunikasi Indonesia pertama yang menggunakan teknologi Volte pada perangkatnya. Dengan jaringan terluas di 188 kota dan 33 provinsi di Indonesia, pengguna Smartfren dimanjakan karena dapat melakukan video call dan video conference di jaringan LTE. Operator di dunia yang sudah memanfaatkan teknologi Volte di antaranya dari Korea Selatan.
Februari 2016, Smartfren meluncurkan Andromax R2 yang memiliki layanan Volte. Dengan harga pasar Rp 1,7 juta, Andromax R2 memiliki RAM 2 GB dan kamera 5 megapiksel menyasar anak-anak muda yang gemar ber-selfie, tampil di media sosial dan mengunduh gim (game) sepuasnya. Dengan ponsel cerdas itu, pengguna bisa menggunakan fitur suara yang jernih, melakukan video call, termasuk menelepon di Line dan WhatsApp, serta melakukan transfer data lewat jejaring sosial itu. Di area Wi-Fi, pengguna perangkat berteknologi Volte bisa tetap menelepon.
Jika dilihat dari spesifikasinya yang lengkap, Andromax R2 seharusnya dijual dengan harga Rp 3 juta. Namun, Smartfren memiliki model bisnis yang berbeda. “Kami tidak mengambil untung dari penjualan perangkat (handset). Margin keuntungan kami dari jasa dan data internet,” kata Roberto.
Smartfren ingin pengguna nomornya di daerah-daerah dan kota kecil di Indonesia juga bisa menikmati data internet. Perangkat buatan Hisense yang bernama Andromax R2 diminati para pengguna mahasiswa dan karyawan yang baru masuk kerja. Respons pengguna sangat besar sehingga Smartfren kewalahan. Jumlah yang terjual hingga Mei sudah 100.000 unit.
“Kami ingin masyarakat Indonesia di segmen menengah dan menengah bawah yang tinggal di perkotaan dan di pinggiran kota tetap dapat berselancar internet, menikmati media sosial, permainan, berfoto, tanpa harus membeli perangkat mahal sampai Rp 10 juta,” kata Roberto.
Andalkan data internet
Pada 2015, revenue Smartfren mencapai Rp 3 triliun. Jumlah ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan total revenue operator telekomunikasi Rp 120 triliun. Smartfren saat ini berada di posisi ke-5 operator telekomunikasi di Indonesia, di bawah Telkomsel, Indosat, XL, dan 3.
Pada umumnya operator telekomunikasi di Indonesia mendapatkan revenue dari voice dan SMS (55 persen sampai 65 persen) dan selebihnya dari data internet. Namun, Smartfren berbeda. Revenue Smartfren sebagian besar (85 persen) berasal dari penggunaan data internet dan sisanya dari voice.
Ke depan, Smartfren tetap meluncurkan produk berkualitas. Perusahaan ini berusaha memuaskan pelanggan yang berkualitas, loyal, dan menghasilkan revenue yang tinggi.
Smartfren tetap mengikuti perkembangan teknologi dan berinovasi. Kunjungan ke Hisense, melihat pusat riset dan pengembangan yang mumpuni, membuktikan bahwa Smartfren tepat memiliki mitra. (ksp)
———————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Mei 2016, di halaman 25 dengan judul “Ponsel Cerdas yang Terjangkau”.
——————-
Raksasa Elektronik Tiongkok Hisense Penetrasi Pasar Indonesia
Hisense, salah satu perusahaan raksasa elektronik dari Tiongkok yang menguasai pasar global lewat produk-produk televisi pintar (smart TV), peralatan rumah tangga, dan ponsel cerdas (smartphone), mencari pasar baru di Indonesia. Khusus ponsel cerdas, sejak 2012, produk Hisense sebenarnya sudah masuk ke Indonesia di bawah brand Andromax milik Smartfren. Namun, mulai Juni 2016, Hisense akan membawa produk terbaru ponsel cerdas dengan brand sendiri.
KOMPAS/ROBERT ADHI KUSUMAPUTRA–Salah satu contoh televisi andalan Hisense yang dipamerkan di showroom Hisense Tower di Qingdao, Tiongkok, Selasa (10/5).
Tujuan kami meningkatkan branding image Hisense di Indonesia. Kami perlu menonjolkan identitas brand sendiri,” kata Presiden Direktur dan CEO Hisense International Indonesia Stephen Qu dalam percakapan dengan sejumlah awak media yang berkunjung ke pusat ruang pamer Hisense dan pusat riset dan pengembangan (research and development) di kota Qingdao, Tiongkok, Selasa (10/5/2016) dan Rabu (11/5/2016).
Hisense tak ingin nasibnya seperti perusahaan-perusahaan elektronik Tiongkok lainnya, yang bersemangat di awal tetapi kemudian loyo di belakang. “Kami sadar perlu proses waktu, tak bisa jalan pintas untuk bisa dikenal secara luas oleh pengguna ponsel Indonesia,” ungkap Stephen.
Kata “Hisense” dalam bahasa mandarin bermakna visi yang luas seperti lautan dan menunjukkan kredibilitas bahwa Hisense selalu bernilai. Pada nama Inggris, Hisense adalah kombinasi kata-kata “high” (tinggi) dan “sense” (rasa) yang bermakna Hisense gigih mengejar teknologi tinggi, kualitas tinggi, dan selera tinggi. Budaya Hisense adalah “teknologi, kualitas, integritas, dan tanggung jawab” yang menjadi empat elemen kunci perusahaan itu.
Pada 1969, awalnya Hisense didirikan sebagai pabrik radio. Kini Hisense pemimpin dunia dalam produk TV pintar, peralatan rumah tangga, dan perangkat komunikasi bergerak. Hisense adalah konglomerat global yang memiliki lebih dari 100.000 tenaga kerja di seluruh dunia. Pangsa pasar TV flat Hisense di Tiongkok meraih posisi nomor 1 selama 13 tahun berturut-turut. Hisense unggul dalam produksi TV pintar berteknologi terkini mulai dari VIDAA, Curved, sampai ULED, serta ponsel cerdas A1, C1, dan C20.
Dalam pasar global, Hisense memiliki 17 perusahaan dan 7 pusat riset dan pengembangan dan 4 basis produksi, semuanya di luar Tiongkok. Produk-produk Hisense dijual di lebih dari 130 negara di seluruh dunia. “Masa depan Hisense ada pada pasar global,” kata Stephen Qu mengutip CEO Hisense Zhou Houjian. Revenue penjualan produk Hisense terus meningkat. Jika pada 2007 revenue tercatat 6,9 miliar dollar AS, pada 2015 mencapai 15,9 miliar dollar AS. Dari jumlah itu, revenue penjualan produk Hisense di mancanegara 3,2 miliar dollar AS.
Data CMM Januari 2016 menunjukkan penjualan TV Hisense nomor 1 di Tiongkok (sekitar 17,98 persen). Sementara menurut data IHS Januari-Desember 2015, di tingkat global, Hisense di posisi nomor 3, menguasai pasar 5,6 persen. Masih menurut data yang sama, penjualan TV UHD Hisense di posisi nomor 3 tingkat global (8,1 persen).
Di tingkat global, brand image Hisense berada di posisi ke-7 dari sejumlah perusahaan Tiongkok, di bawah Lenovo, Huawei, Air China, Haier, Alibaba, dan ZTE. Hisense di atas TCL, Bank of China, China Mobile, Baidu, Youku Tudou, dan Tsingtao.
Upaya meningkatkan branding image dilakukan Hisense dengan menjadi sponsor utama UEFA Euro 2016, mendukung tim RedBull yang berlaga di ajang F1, sponsor tim Schalke 04 di Liga Jerman (Bundesliga).
Kerja sama Smartfren
Sejak 2012, Hisense sudah menjalin kerja sama dengan Smartfren, operator telepon seluler di Indonesia milik Sinar Mas, dan meluncurkan berbagai produk dengan nama Andromax mulai dari CDMA, GSM, 3G, sampai 4G/LTE. “Kerja sama Hisense dengan Smartfren sangat baik.
Brand Andromax dikenal sebagai berkualitas tinggi dan bernilai tinggi. Hisense memberikan kontribusi 70 persen produk Andromax,” kata Stephen. Hisense mendapatkan keuntungan dari 13 model ponsel brand Andromax yang terjual lebih dari empat juta unit di Indonesia.
Produk terbaru Hisense pada tahun 2015 untuk Andromax dengan spesifikasi 4G/LTE adalah PureShot dan PureShot Plus yang dikemas dengan nama Andromax R, Andromax Q1 dan Es. Produk pengembangannya yang diluncurkan tahun 2016 ini adalah PureShot Plus 2 dan PureShot Lite yang dikemas dengan nama Andromax R2 dan Andromax E2+.
Chief Brand Officer Smartfren Roberto Saputra dalam percakapan dengan Kompas mengungkapkan, sejak 2012, Smartfren memilih Hisense sebagai pemasok handset untuk ponsel-ponsel cerdas Smartfrten dengan harga terjangkau. Selama ini Smartfren melihat persepsi pengguna Andromax terhadap ponsel cerdas produksi Hisense sangat baik. Ini berbeda dengan persepsi sebagian besar masyarakat Indonesia terhadap ponsel buatan Tiongkok berkualitas jelek dan mudah rusak.
Hisense sejak awal memegang komitmen untuk tetap memproduksi ponsel berkualitas baik. Hisense sadar, jika kualitas produknya buruk dan layanannya jelek, itu akan berdampak pada brand mereka. Smartfren memang mencantumkan merek Hisense pada perangkat Andromax.
Dalam kunjungan awak media ke ruang pamer dan pusat riset Hisense di Qingdao diperlihatkan bagaimana produk Hisense, termasuk ponsel, dibuat dengan riset dan uji coba berulang kali.
Kembangkan “brand” sendiri
Tahun 2016 ini, Hisense mulai membuka pasar dengan menonjolkan brand sendiri. “Kami akan meluncurkan 10 model baru ponsel cerdas sepanjang tahun ini,” kata Stephen. Hisense akan tampil pada Indonesia Cellular Show (ICS) awal Juni di Jakarta dan memperkenalkan ponsel cerdas model terbaru. “Target kami segmen menengah dan menegah atas. Kami yakin karena Hisense salah satu yang terbaik di Tiongkok,” kata Stephen.
Selama ini di Tiongkok Hisense memproduksi ponsel-ponsel yang tangguh dengan pangsa pasar menengah dan menengah atas. Salah satu yang terbaru adalah King Kong 3 yang anti-air (waterproof), anti-guncangan, dan mampu membaca sidik jari. Dibalut dengan layar 5,2, kaca anti-gores, frame dari metal di sekelilingnya, ponsel yang memiliki kamera belakang 16 megapiksel, RAM 3 GB dan 32 GB ROM, King Kong 3 dijual seharga Rp 3 juta di Indonesia.
Masuknya Hisense ke open market dengan brand sendiri justru menguntungkan Smartfren. “Ini sinergi yang bagus karena handset dual SIM yang dibawa Hisense ke Indonesia otomatis sudah memiliki satu nomor Smartfren yang bisa langsung dipakai,” kata Roberto.
“Smartfren tidak terganggu, tetapi justru saling melengkapi karena segmen berbeda. Andromax lebih ke segmen menengah dan menengah bawah. Harga Andromax paling mahal Rp 1,7 juta,” jelas Head of Mass Product Smartfren Hartadi Novianto. “Masuknya Hisense ke pasar bebas salah satu strategi menggaet pelanggan di tengah kondisi pasar yang mulai jenuh,” lanjutnya.
ROBERT ADHI KSP
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Mei 2016, di halaman 25 dengan judul “Raksasa Elektronik Tiongkok Hisense Penetrasi Pasar Indonesia”.