Lupus Tak Mudah Dikenali

- Editor

Sabtu, 14 Mei 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sosialisasi tentang lupus perlu ditingkatkan. Ini karena penyakit itu bisa mengenai siapa pun di segala usia, jenis kelamin, kebangsaan, dan etnis. Gejala penyakit terkait sistem kekebalan tubuh itu sulit dikenali dan kerap diduga penyakit lain.

“Hingga kini perlu sosialisasi ke warga tentang lupus. Meski gejala tak mudah dikenali, penyakit itu bisa dicermati dengan SALURI (perikSA Lupus sendiRI). Deteksi awal dan penanganan yang tepat penting bagi terapi lupus. Jadi, kita harus segera mengenali dan mengobati lupus,” tutur Andri Reza Rahmadi, dokter pemerhati lupus dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, Jumat (13/6), di Bandung, Jawa Barat.

Andri menjelaskan, lupus merupakan penyakit terkait sistem kekebalan tubuh, bukan penyakit menular, dan bisa mengancam jiwa. Ada lebih dari 5 juta orang dengan lupus di dunia dengan 100.000 kasus baru per tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

images (6)Sementara itu, Dian Syarief, Ketua Syamsi Dhuha Foundation (SDF), organisasi nirlaba peduli orang dengan lupus (odapus), di Bandung, menyatakan, pihaknya mendorong mutu hidup odapus di Indonesia. Penerima Sasakawa Health Prize 2012 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) itu menjadi bagian dari upaya dunia untuk menemukan terapi lupus yang aman dan efektif.

Senam lupus
Dalam peringatan Hari Lupus Sedunia, 10 Mei, SDF meluncurkan senam lupus. Pihak SDF bekerja sama dengan tim relawan dari Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia sebagai penata gerak menciptakan senam lupus yang bisa dilakukan odapus lewat link https://youtu.be/1cuQk33EmlE.

Odapus dianjurkan melakukan senam lupus untuk melatih pernapasan dan peregangan agar persendian penderita yang kaku bisa dilemaskan. Senam itu telah diujicobakan pada odapus di SDF berusia 20-60 tahun. (DMU)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Mei 2016, di halaman 14 dengan judul “Lupus Tak Mudah Dikenali”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB