BRG Kaji Cepat Hidrologi di Eks PLG

- Editor

Selasa, 5 April 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Restorasi Gambut melakukan kaji cepat hidrologi di lokasi bekas proyek pengembangan lahan gambut di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Kajian itu untuk menentukan wilayah yang akan dibasahi dan direvegetasi.

Kaji cepat hidrologi itu meliputi data profil hidrologi, profil gambut, data fisik, dan sosial sekitar lokasi. Setelah itu, Badan Restorasi Gambut (BRG) akan memulai proses restorasi pada April 2016 di lahan bekas proyek pengembangan lahan gambut (PLG) itu. “Data itu yang nantinya kami pakai untuk membangun kanal besar supaya pembuatannya tepat sasaran,” kata Deputi Konstruksi, Operasional, dan Perawatan Badan Restorasi Gambut Alue Dohong, di Palangkaraya, Senin (4/4).

Lahan bekas PLG memiliki luas 1,4 juta hektar. Namun, BRG akan merestorasi bertahap mulai dari 100.000 hektar di blok C, Pulang Pisau. Hal itu karena keterbatasan anggaran. Untuk proses kajian dan restorasi ini, BRG bekerja sama dengan Organisasi Lestari Badan untuk Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan pemerintah daerah setempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dohong menambahkan, diperkirakan kgiatan itu membutuhkan dana Rp 8 juta-Rp 10 juta per hektar.

BRG juga akan memperbanyak sumur bor di tiga desa di Pulang Pisau, yakni Desa Tumbang Nusa, Desa Taruna, dan Desa Pilang. Adapun Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berkomitmen membangun 2.000 sumur bor di seluruh wilayahnya. “Kami akan bangun 800 dulu yang disepakati para pengusaha,” kata Penjabat Gubernur Kalimantan Tengah Hadi Prabowo.

Pemerintah membentuk konsorsium bersama para pengusaha di berbagai sektor untuk membuat 800 sumur bor sampai akhir April 2016. Rinciannya, sektor perkebunan 400 sumur bor, pertambangan 160 sumur, dan jasa keuangan 80 sumur bor.

Plt Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Andi Agus Oddek menjadi koordinator konsorsium bidang perkebunan. Ia belum mengetahui secara pasti anggaran yang dibutuhkan untuk membuat sumur bor itu.

Pemerintah membuat kajian dan salinan teknis pembuatan serta peta penyebaran sumur bor ke setiap konsorsium. Dalam salinan itu, pemerintah berasumsi satu sumur bor menghabiskan dana Rp 25 juta.

“Kalau terlalu berat bagi teman-teman pengusaha, kami bisa dan boleh menurunkan jenis peralatan agar lebih murah,” ucapnya. (IDO)
————————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 April 2016, di halaman 14 dengan judul “BRG Kaji Cepat Hidrologi di Eks PLG”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB