Gempa Bumi Beruntun di Madiun

- Editor

Jumat, 19 Februari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa bumi beruntun tergolong tidak lazim melanda Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Empat hari terakhir setidaknya terjadi 69 kali gempa bumi berkekuatan kurang dari 3,1 skala Richter. Masyarakat diminta tenang karena gempa ini kemungkinan termasuk jenis swarm yang tidak akan diikuti guncangan lebih besar.

“Rata-rata kedalaman hiposenter gempa kurang dari 15 kilometer. Dari 69 kali gempa ini, empat guncangannya dirasakan. Sisanya tidak, tetapi tercatat dalam seismograf,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika Daryono, Kamis (18/2), di Jakarta.

Menurut Daryono, mekanisme penyesaran rentetan gempa kali ini umumnya sesar turun. Proses penyesaran turun itu terjadi akibat bekerjanya gaya ekstensional di zona gempa bumi. “Ini dapat diinterpretasikan sementara, ada sebuah mekanisme depresi batuan bawah permukaan di zona Gunung Pandan. Untuk memastikan penyebab yang sesungguhnya, perlu kajian lebih komprehensif,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebelumnya, 25 Juni 2015, gempa 4,2 SR melanda Desa Klangon. Tidak ada korban jiwa, tetapi 57 rumah warga rusak. Banyak retakan di tanah.

Menurut Daryono, dibandingkan dengan episenter gempa 25 Juni 2015, terjadi pergeseran lokasi sumber gempa. Saat itu, episenter terkonsentrasi di Dusun Pohulung, barat daya Gunung Pandan. Berdasarkan data dasar gunung api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gunung Pandan dikategorikan gunung api tidak aktif. Dalam peta geologi, zona Gunung Pandan tampak sebagai formasi batuan terobosan breksi Pandan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, getaran gempa memang dirasakan masyarakat Desa Klangon sejak 13 Februari 2016. “Rata-rata guncangannya lemah. Tidak merusak,” ucapnya.

Menurut Sutopo, gempa beruntun di Madiun itu mengingatkan gempa di Halmahera Barat, Maluku Utara, akhir tahun lalu. Hampir tiga bulan, ratusan kali gempa melanda kawasan Halmahera Barat dan berhenti sendiri tanpa gempa besar.

Daryono mengatakan, aktivitas seismik di zona Gunung Pandan saat ini bisa digolongkan sebagai fenomena swarm. Swarm bisa terjadi beberapa hari, minggu, hingga bulan. (AIK)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Februari 2016, di halaman 14 dengan judul “Gempa Bumi Beruntun di Madiun”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB