Ribuan Ekor Burung Gagal Diselundupkan

- Editor

Jumat, 4 Desember 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur menggagalkan penyelundupan 2.711 burung asal Kalimantan Timur. Satwa liar bernilai Rp 700 juta itu hendak dibawa ke Jakarta menggunakan kapal penumpang.

Kepala BKSDA Jatim Suyatno Sukandar mengatakan, petugas menemukan burung endemik di Kapal Laut Mahkota Nusantara saat berlabuh di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Burung dalam kondisi hidup dan dikemas dalam keranjang buah. “Saat diperiksa, pemilik barang tidak bisa menunjukkan surat atau dokumen sah yang menyatakan telah memperoleh izin pemanfaatan,” katanya, Kamis (3/12).

Ada tujuh jenis burung endemik Kalimantan yang akan dibawa ke Pasar Pramuka, Jakarta. Rinciannya, burung beo 557 ekor, cucak daun besar 1.411 ekor, kucica hutan 712 ekor, kucica kampung 2 ekor, branjangan jawa 20 ekor, merbah mata merah 1 ekor, dan tangkar ongklet 8 ekor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

burung-cuccok-ijo_20151203_141750Status burung tak dilindungi. Namun, pemanfaatannya dibatasi dan harus seizin BKSDA untuk menjaga populasi agar tidak punah. Pengambilan burung harus mengikuti aturan yang berlaku, dilengkapi dokumen atau surat sah yang dikeluarkan lembaga berwenang.

Rabu malam, petugas BKSDA Jatim bersama Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) Tanjung Perak dan Lantamal Surabaya juga menangkap pemilik burung, NZ, warga Jepara, Jateng (pengepul atau pembeli), dan MZ, pemodal dari Jakarta.

Untuk mengelabui petugas, ribuan burung itu dari darat diangkut truk. Sesuai keterangan pemilik barang, truk diisi muatan besi di bagian atas. Muatan burung disembunyikan di bawah. Atas perbuatannya, tersangka terancam hukuman satu tahun penjara, melanggar UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

Pengawas Embarkasi dan Debarkasi KPLP Tanjung Perak Saifullah mengatakan, pihaknya akan meningkatkan sosialisasi terhadap anak buah kapal (ABK) mengenai muatan barang yang tak dilengkapi dokumen. ABK diharapkan bisa mengantisipasi muatan sehingga tak berdampak terganggunya pelayaran. (NIK)
———————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Desember 2015, di halaman 14 dengan judul “Ribuan Ekor Gagal Diselundupkan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB