Sekarang, membaca tidak selalu dengan buku. Dengan internet, kita juga bisa membaca buku elektronik (e-book) dengan gawai (gadget). Hm, tetapi asyik mana ya, antara membaca buku dan membaca buku elektronik lewat gawai? Yuk, kita lihat kelebihan dan kekurangannya.
Konsentrasi
Saat membaca buku, pikiran kita tertuju pada bacaan. Karena konsentrasi kita pada bacaan, yang kita baca akan menempel dalam ingatan kita. Sementara saat membaca buku elektronik dengan gawai, pikiran kita cenderung kurang fokus pada bacaan. Pikiran kita sering melompat-lompat karena tergoda untuk membuka FB, main game, nonton video di Youtube, menjawab pesan WA, Line, dan BBM. Kalau pikiran kita kurang fokus, kita cenderung membaca dengan cara melompat-lompat dan sekilas sehingga yang kita ingat pun hanya sedikit dan tidak lengkap.
Mengatur waktu
Belajar dengan buku membuat kita cepat capek karena mata kita aktif dan tangan kita juga aktif membuat catatan-catatan. Karena kita sering merasa capek, kita jadi terbiasa mengatur waktu untuk membaca dan istirahat. Belajar dengan buku elektronik membuat kita keasyikan karena buku elektronik dilengkapi dengan musik, gambar bergerak, dan sejumlah link interaktif. Karena keasyikan dengan hal-hal yang menyenangkan, kita jadi sering melalaikan waktu. Kadang-kadang kita lupa makan, lupa mandi, lupa shalat, bahkan kadang tidak menghiraukan saat seseorang menyapa kita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Praktis
Pernahkah kamu menimbang berat tas sekolahmu yang berisi buku-buku paket yang tebal? Ya, kita sering mengeluh dan merasa berat saat menyandang tas sekolah berisi buku-buku paket yang tebal. Setelah naik kelas, kita juga kerepotan menyimpan buku-buku lama kita. Tetapi, dengan buku elektronik berisi pelajaran, kita cukup membawa sebuah gawai yang dimasukkan ke dalam tas kecil. Hm, buku elektronik lebih praktis dibandingkan dengan buku.
Sumber energi
Kapan pun dan di mana pun, kita bisa membaca buku sesuka hati. Di pelosok desa, di hutan, atau di tempat terpencil sekalipun yang tidak ada listrik dan tidak ada sinyal internet. Asal ada cahaya, kita masih bisa membaca buku yang kita bawa. Berbeda dengan gawai. Saat baterai dan power bank habis, sedangkan tempat itu tidak ada sumber listrik, tamatlah gawai canggih tersebut. Buku-buku elektronik di dalamnya pun tak mungkin bisa dibaca lagi.
Modal
Untuk memulai kebiasaan membaca buku, kita tidak memerlukan modal besar. Cukup dengan uang Rp 5.000, kita sudah bisa mendapatkan buku cerita pada waktu toko buku mengadakan bazar buku. Sementara untuk membaca buku elektronik, tentu saja kita memerlukan modal yang cukup besar untuk membeli gawai yang canggih.
Edisi
Kita hanya bisa memilih buku-buku terbitan terbaru di toko buku. Untuk mencari koleksi buku-buku lama, kita harus rajin mencarinya di perpustakaan. Berbeda dengan koleksi buku elektronik yang lebih lengkap karena semua buku yang pernah dicetak pada dasarnya bisa diterbitkan lagi. Jadi, suatu saat nanti kita bisa dengan mudah mendapatkan buku-buku edisi lama yang kita perlukan dengan mengunduhnya melalui internet.
Kesehatan mata
Membaca buku dengan jarak tertentu tidak akan memengaruhi kesehatan mata kita. Membaca buku elektronik lewat gawai akan memengaruhi kesehatan mata kita karena layar gawai memancarkan radiasi.
Koleksi
Menyimpan koleksi buku hanya memerlukan perawatan sederhana. Adapun menyimpan koleksi buku elektronik dalam gawai membutuhkan perawatan khusus. Kalau gawai rusak atau terkena virus, buku elektronik bisa-bisa ikut hilang, bahkan tidak bisa dibuka lagi file-nya.
Wow, ternyata antara buku yang dicetak dan buku elektronik memiliki kelebihan dan kekurangan. Membaca dengan gawai memang lebih praktis dan menyenangkan. Namun, untuk melatih otak kita berpikir dengan lebih fokus dan konsentrasi, tetaplah membaca banyak buku. Ayo kita membiasakan diri membaca sebab membaca merupakan salah satu cara kita untuk menjadi pintar. — Oleh Sigit Wahyu | Ilustrasi: Kryst
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 November 2015, di halaman 22 dengan judul “Pilih Mana Buku atau E-book?”.