Minat Mahasiswa terhadap Penelitian Ilmu Kebumian Masih Rendah

- Editor

Rabu, 16 Maret 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Minat mahasiswa untuk terjun ke dunia penelitian ilmu kebumian masih sangat rendah. Padahal, Indonesia merupakan negara dengan potensi bencana kebumian, seperti gempa dan tsunami, yang sangat besar.

”Sangat sedikit, bahkan hampir tidak ada sarjana yang mau menjadi peneliti di bidang ilmu kebumian terkait dengan bencana seperti gempa dan tsunami,” kata Danny Hilman, geolog yang menjadi Ketua Penelitian Kegempaan pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, ketika dihubungi, Selasa (15/3) di Bandung, Jawa Barat.

Mengingat bentang alam Indonesia yang sangat luas, Indonesia membutuhkan banyak peneliti di bidang ilmu kebumian. Apalagi posisi Indonesia yang berada di sabuk vulkanik (ring of fire) dan berada di daerah pertemuan lempeng tektonik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Danny mengatakan, ia kesulitan merekrut peneliti-peneliti baru yang menekuni ilmu kebumian terkait dengan penelitian bencana alam. Di lembaganya, kata Danny, sekarang ini hanya ada dua peneliti kebumian yang mendalami soal gempa tektonik hingga ke jenjang S-3.

Lembaga itu bahkan kehilangan satu-satunya ahli seismic hazard yang memiliki keahlian membuat pemetaan zona bahaya gempa diukur dari kekuatan pergerakan tanah.

”Ahli seismic itu hanya betah dua tahun lalu pindah ke lembaga lain untuk meneliti eksplorasi sumber daya alam,” kata Danny.

Kurang perhatian

Kepala Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Muzani menjelaskan, sebenarnya ilmu kebumian banyak diminati mahasiswa. Karena banyak peminatnya, UNJ bahkan berencana membuka jurusan Ilmu Geografi yang mempelajari geografi secara fisik, bukan hanya menciptakan guru-guru pengajar pelajaran geografi di sekolah seperti selama ini.

Namun, kata Muzani, ketika menghadapi penjurusan, para mahasiswa ini cenderung lebih tertarik menekuni bidang teknologi perminyakan dan pertambangan.

”Masa depannya lebih menjanjikan daripada menjadi peneliti. Itu fakta yang membuat banyak orang tak melirik bidang- bidang penelitian,” ujarnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Djoko Santoso mengakui bahwa lebih banyak mahasiswa yang tertarik menekuni bidang teknologi pertambangan dan perminyakan dibandingkan mereka yang terjun meneliti kondisi geografis Indonesia yang rawan bencana.

Menurut Djoko, tidak banyak perguruan tinggi negeri dan swasta yang memiliki jurusan atau fakultas ilmu-ilmu kebumian. Untuk itu, ia mengimbau agar perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, mulai membuka program ilmu kebumian karena Indonesia membutuhkan lebih banyak ahli dan peneliti kondisi geografis Indonesia terkait dengan kebencanaan.

Danny menyoroti perhatian pemerintah terhadap bidang penelitian sangat rendah sehingga tidak merangsang minat mahasiswa. Kalau di luar negeri, kehidupan para peneliti sangat sejahtera. (IND/LUK)

Sumber: Kompas, 16 Maret 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB