Pembangunan Waduk Logung Dipercepat

- Editor

Rabu, 11 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lahan Terus Dibebaskan
Pembangunan Waduk Logung di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terus berlanjut meskipun sekitar 16,5 hektar lahan masih dalam pembebasan. Pembangunan konstruksi yang sudah berjalan antara lain tapak bendungan dan saluran pengelak untuk mengalihkan aliran sungai.

Waduk Logung yang dapat menampung 20,15 juta meter kubik air itu diperkirakan menambah luasan kawasan irigasi dari 2.200 hektar menjadi 5.200 hektar di daerah Kudus dan sebagian wilayah Pati. Selama ini, irigasi untuk wilayah tersebut mengandalkan air Sungai Logung yang dibendung di Bendung Logung.

Kepala Satuan Kerja Pembangunan Waduk Logung Duki Malindo, Selasa (10/11), di Kudus, mengungkapkan, kemajuan pembangunan waduk mencapai 13,54 persen. Pada akhir 2015, konstruksi waduk ditargetkan sudah terbangun 20 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Malindo menyebutkan, dari 196 hektar lahan yang dibutuhkan, sekitar 16,5 hektar lahan sedang dalam proses pembebasan. Dari 16,5 hektar itu, sekitar 12 hektar dalam proses konsinyasi dan 4,5 hektar dalam proses jual beli. Ada juga 12,64 hektar lahan milik Perhutani dalam proses tukar guling.

3d039fa18fb84d9eac013ded1080828aBagian lahan yang masih dibebaskan itu antara lain untuk areal saluran pengelak.

Dipercepat
Menurut kontrak, waduk dapat dioperasikan pada Desember 2018. Namun, saat ini pengerjaannya dipercepat agar dapat dioperasikan pada Desember 2017. Pengerjaan proyek dilakukan dengan sistem tujuh hari kerja dan pembagian waktu kerja per hari sehingga terus berjalan tanpa henti.

Terkait pembangunan waduk itu, survei geologi telah dilakukan. Dari hasil survei, nyaris tidak ada sesar atau rekahan yang bergerak di kawasan itu. Namun, rekahan yang tidak bergerak masih mungkin ditemukan selama pengerjaan konstruksi.

Geolog proyek Waduk Logung, Eko Budi Santoso, mengatakan, diperkirakan ada kekar di kawasan itu. Namun, kekar atau retakan pada batuan yang belum atau tidak bergerak itu diyakini dapat diatasi dengan rekayasa teknologi. (UTI)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 November 2015, di halaman 18 dengan judul “Lahan Terus Dibebaskan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB