Portal “Kawal Pendidikan” Dorong Pelibatan Publik

- Editor

Jumat, 30 Oktober 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Untuk memastikan agar kebijakan dan program pendidikan berjalan efektif tepat sasaran, masyarakat perlu terlibat aktif untuk mengawal atau mengawasi pelaksanaannya hingga ke tingkat daerah. Keterlibatan publik itu tidak hanya pada saat pelaksanaan, tetapi juga sejak dari perencanaan kebijakan atau program di pemerintah daerah hingga ke sekolah.

Pengawasan hingga ke daerah ini penting mengingat sejumlah persoalan pendidikan justru terjadi di daerah. Sebagian besar alokasi anggaran fungsi pendidikan juga langsung mengalir ke daerah dalam bentuk dana transfer daerah. Untuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016, anggaran yang dikirim ke daerah Rp 275,9 triliun dari total anggaran Rp 424,7 triliun.

Hal ini mengemuka dalam diskusi pendidikan saat peluncuran gerakan dan portal www.kawalpendidikan.org oleh masyarakat sipil, Kamis (29/10) di Jakarta. “Mungkin isu pendidikan terlalu elitis. Hanya pemerintah pusat atau masyarakat sipil yang tahu. Sementara masyarakat atau orangtua tidak begitu tahu dan tidak menuntut pemenuhan pendidikan bermutu ke pemerintah,” kata penggagas sekaligus Koordinator Kawal Pendidikan Fasli Jalal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

20151029antarafoto-peluncuran-laman-kawal-pendidikan-291015-wpa-2Untuk menggalang harapan atau masukan dari masyarakat di sejumlah daerah, muncul ide membuat wadah aspirasi di www.kawalpendidikan.org. Portal ini akan dibuka dalam dua tahap. Tahapan pertama hanya akan berlaku selama satu bulan atau hingga 9 Desember 2015 untuk mengumpulkan masukan atau harapan masyarakat menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada). Pada tahap kedua, akan dibuat wadah dengan aplikasi yang lebih lengkap untuk mengawasi perkembangan pelaksanaan janji-janji kampanye kepala daerah yang sudah terpilih.

“Selama ini gerakan masyarakat di pusat sudah besar, tetapi terlalu banyak bermain di pusat. Tetapi, masalahnya justru ada di ruang kelas dan ruang kelas itu jauh dari kebijakan nasional. Masyarakat belum tahu cara menuntut atau mendesak agar kebijakan pendidikan bermutu bisa betul-betul dilaksanakan,” kata Fasli.

10 daerah pilihan
Direktur Eksekutif Kawal Pendidikan Deddy Rahman menambahkan, wadah aspirasi yang dibuat hanya dalam waktu sebulan itu sekarang sudah bisa diakses. Targetnya akan bisa terkumpul 100 harapan atau masukan per daerah dan 1.000 dukungan per daerah. Karena waktu yang mepet, hanya ada 10 daerah pilihan yang dicantumkan di dalam wadah aspirasi ini, yakni Kabupaten Bandung, Balikpapan, Medan, Semarang, Surakarta, Tangerang Selatan, Depok, Surabaya, Sumatera Barat, dan Sulawesi Utara.

Agar lebih efektif dan efisien, sosiolog Melly G Tan mengusulkan agar wadah aspirasi ini fokus saja pada isu-isu krusial di bidang pendidikan yang harus dikawal masyarakat sejak awal. Contohnya, spesifik pada persoalan di jenjang pendidikan dasar dan menengah atau pada isu peningkatan kualitas guru berikut pemerataan distribusinya. “Kalau bisa sekaligus memberikan saran solusinya,” ujarnya.

Menurut pengamat pendidikan karakter, Doni Koesoema, wadah masyarakat sipil ini bertujuan menghubungkan masyarakat dengan kebijakan daerah. Masyarakat diharapkan bisa ikut mendesak pelaksanaan janji atau kebijakan pemerintah.

“Kita bisa ikut mengawal kualitas pendidikan di daerah. Bisa mengecek apa suatu kebijakan atau program sudah dilaksanakan atau belum,” ujarnya. (LUK)
————————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Oktober 2015, di halaman 12 dengan judul “Portal “Kawal Pendidikan” Dorong Pelibatan Publik”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB