Hadiah Nobel Fisika; Peluang Memahami Semesta Kian Terbuka

- Editor

Rabu, 7 Oktober 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peluang memahami alam semesta semakin terbuka. Dua peneliti tentang materi neutrino menerima Hadiah Nobel Bidang Fisika 2015. Dari hasil riset mereka, neutrino terbukti memiliki massa meski amat kecil.

Neutrino mengalami perubahan ketika menjalar di atmosfer. Perubahan hanya dimungkinkan jika neutrino memiliki massa. Massa dari neutrino demikian ringannya, jutaan kali lebih ringan daripada elektron.

Sekretaris Jenderal Royal Swedish Academy of Sciences Göran K Hansson, Selasa (6/10), di Stockholm, Swedia, mengumumkan, dua ilmuwan dianugerahi penghargaan Nobel bidang fisika. Mereka ialah Takaaki Kajita dari Super-Kamiokande Collaboration University of Tokyo di Jepang dan Arthur B McDonald dari Sudbury Neutrino Observatory Collaboration Queen’s University, Kingston, Kanada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Super-Kamiokande mulai beroperasi pada 1996 di pertambangan Zincum (Zn) sekitar 250 kilometer barat-laut Tokyo. Sementara Sudbury Neutrino Observatory dibangun di daerah pertambangan nikel (Ni) di Ontario, mulai pengamatannya pada 1999. Dua laboratorium itu berhasil mengungkap teka-teki tentang materi neutrino yang bertahan tiga dekade.

Sejak 1960-an, secara teoritis, para ilmuwan menghitung jumlah neutrino, hasil dari reaksi nuklir yang menyebabkan matahari bersinar. Namun, saat dilakukan kalkulasi di Bumi, sampai dua pertiga jumlah neutrino hilang dan tak diketahui penyebabnya.

Fundamental
Temuan itu dinilai sebagai temuan fundamental bidang fisika kuantum. “Temuan ini akan mengubah buku-buku fisika, sungguh temuan besar,” ujar Barbro Asman, anggota Komite Nobel dan profesor fisika dari Stockholm University.

Kajita dan McDonald melakukan penelitian dengan cara berbeda. Penelitian Kajita dilakukan di dalam tangki yang ditanam 1 kilometer di bawah permukaan tanah. Neutrino dalam cahaya telah menghasilkan sinar biru Cherenkov yang bisa menjelaskan identitas neutrino.

36b65174f2314458896194dc4a9d940eAP PHOTO/EUGENE HOSHIKO, AP PHOTO/THE CANADIAN PRESS/FRED CHARTRAND–Takaaki Kajita (kiri), dan Arthur McDonald (kanan).

Di Kanada, McDonald mengukur neutrino yang berasal dari reaksi nuklir pada matahari. Neutrino yang dihasilkan hanya elektron-neutrino, muon-neutrino, dan tau-neutrino. Neutrino bisa berubah-ubah dari satu jenis ke jenis lainnya.

Melalui telepon, McDonald mengatakan kepada wartawan di Stockholm, temuan itu tak hanya memberi pemahaman penuh kepada ilmuwan tentang dunia secara fundamental, tetapi juga membuat terang masalah tenaga fusi yang menjadi sumber energi matahari. Suatu saat nanti, sumber energi matahari itu diharapkan bisa dialirkan dan dipakai sebagai sumber energi Bumi.(WWW.NOBELPRIZE.ORG/ REUTERS/ISW)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Oktober 2015, di halaman 14 dengan judul “Peluang Memahami Semesta Kian Terbuka”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:41 WIB

Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial

Berita Terbaru

Profil Ilmuwan

Mengenal Achmad Baiquni, Ahli Nuklir Pertama Indonesia Kelahiran Solo

Selasa, 29 Apr 2025 - 12:44 WIB

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB